Akhirnya Jeffrey memaksa Rose untuk pergi ketempat duduk yang sekiranya sepi untuk di lalui. Awalnya Rose menolak keras, namun sayangnya tidak bisa. Jeffrey terlalu keras kepala.
"Kamu gimana kabarnya?". Tanya Jeffrey yang ia yakini kalau Rose tidak akan menjawab pertanyaannya.
Jeffrey sejak tadi terus memandangi wanita di depannya. Jujur rose sangat risih, ia ingin pergi.
"Aku seneng banget bisa ketemu kamu disini. Kamu makin cantik yah, aku seneng ketemu kamu dengan keadaan baik-baik aja kaya gini". Kata Jeffrey masih berceloteh.
"Aku nyesel banget dulu ninggalin kalian berdua..."
Rose mengeratkan genggamannya pada ujung bajunya.
"Gimana keadaan dia rose?"
Dia
yang jeffrey maksud adalah anaknya. Anaknya yang ia tinggalkan bersama Rose dulu.
Rose hanya diam. Lagi-lagi ia enggan menjawab.
Jeffrey pun paham akhirnya hanya bisa tersenyum miris.
"Tujuh belas tahun yang lalu, kamu ngelahirin si kembar. Si kembar yang kita nanti-nanti selama sembilan bulan akhirnya lahir sehat tanpa cacat sedikit pun"
"Dan yang buat aku lebih bersyukur, kalo kamu gak cuma ngelahirin anak laki-laki rose, tapi juga anak perempuan. Anak kita kembar sepasang". Lanjut jeffrey sambil tersenyum dengan sisa-sisa air mata yang membekas di matanya.
Pria itu terkejut dikala rose menangis kencang. Badannya bergetar hebat. Jeffrey tidak tahu apa yang terjadi, tapi pria itu menerka-nerka kalau wanita ini terkejut dengan cerita dia barusan. Akhirnya tanpa babibu jeffrey pun langsung memeluk tubuh rose erat. Hati jeffrey ikut teriris saat melihat rose menangis seperti orang menyedihkan. Tidak ada penolakan, rose membiarkan tubuhnya di peluk oleh mantan suaminya. Mantan suami atau suami? ah status mereka tidak bisa di jelaskan.
Dirasanya sudah cukup tenang, akhirnya jeffrey pun melanjutkan ceritanya. Salah satu tangan pria itu masih bernyaman di bahu rose, mengelusnya pelan agar wanitanya itu tetap tenang.
"Selama ini aku nyari kamu, tapi emang aku yang bodoh. Aku sama sekali gak pernah sadar ternyata kamu ada disini, di sekitar aku"
"Selama 17 tahun pun aku gak pernah menikah rose, aku bakal ngabisin sisa hidup aku pun maunya cuma sama kamu. Kamu mau memperbaiki semuanya sama aku? sama anak-anak kita?"
Rose menggeleng pelan.
"Kamu gak mau ketemu anak kamu? dia cantik mirip banget sama kamu"
"Mau..."
"Jadi kamu mau kan memperbaiki semuanya?"
Rose kembali menggeleng.
"Kamu belum nerima aku yah?"
"Aku takut percaya sama kamu". Jawab Rose dengan suara yang hampir tidak terdengar. Tatapannya yang kosong membuat dunia jeffrey runtuh seketika. Hatinya sakit.
Rosenya, wanitanya, kekasihnya, istrinya, yang menjadi kelemahannya kini hancur di depan matanya sendiri. Dan ini semua karena ulahnya. Kalau saja dulu ia bisa membantah atau mungkin berusaha sendiri tanpa meminta bantuan sang mami. Ah bahkan jeffrey belum memberi tau alasan dia pergi. Biarlah, tunggu waktu yang tepat. Tunggu rose benar-benar kembali bisa menerimanya.
Sama-sama terdiam akhirnya jeffrey berinisiatif mengeluarkan ponselnya. Pria itu membuka galerinya dan memperlihatkan satu buat foto anak perempuan yang sedang tersenyum ke arah kamera.
Foto ryujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY
Fanfiction[COMPLETED] jaerose ft. jeno ryujin Jeno dan Ryujin ada karena kecelakaan, Jeffrey dan Rose menikah karena kesalahan, Mereka tak bertemu karena keadaan. Sampai dimana Jeno dan Ryujin di pertemukan kembali tetapi tidak saling mengenal satu sama lain...