17 | usaha jeffrey

4.5K 646 23
                                    

Jeffrey menatap pintu di depannya dengan gelisah. Sudah satu jam ia berdiri di depan rumah rose, tapi pria itu takut untuk sekedar mengetuk pintu.

'Ayo jeff lo bisa, cuma ketuk pintu kok'. batinnya.

Tangan jeffrey terangkat menuju pintu, namun lagi-lagi ia mengurungkan niatnya. Pria itu mengepalkan tangannya dan mengacak rambutnya frustasi.

Ceklek

Pintu tersebut tiba-tiba terbuka. Jeffrey jelas kaget, begitu juga dengan rose. Namun wanita itu cepat-cepat mengubah ekspresinya menjadi datar. Rose kembali menutup pintunya namun jeffrey buru-buru menahannya.

"Ada apa?". Rose menatap jeffrey dingin. Pria itu meringis kecil.

Sedih— kata itu yang menggambarkan perasaan jeffrey sekarang. Bagaimana tidak sedih? sepertinya rose benar-benar membenci dirinya.

"Aku mau bicara sama kamu".

Rose menaikan satu alisnya. Wanita itu merasa tidak puas dengan jawaban jeffrey.

"Rosie"

"Jangan panggilan itu". Ucap rose dingin.

Jeffrey paham.

"Aku mau bicara sama kamu boleh?". Tanya jeffrey.

Rose masih diam. Dia enggan menjawab.

"Sebentar aja boleh yah?". Ucap jeffrey dengan nada sedikit memohon.

Rose sama sekali tidak iba. Mau sekeras apa pun pria itu berusaha, rose tetap pada pendiriannya. Wanita itu takut, takut untuk jatuh kedua kalinya. Dia terlalu takut kejadian lamanya terulang, dan bahkan masa lalunya itu masih terputar di memori otaknya sampai sekarang. Bisa dibilang rose cukup trauma.

"Ryujin lagi sakit dirumah, aku butuh bantuan kamu". Ucap jeffrey ragu-ragu.

Jeffrey pun tersenyum saat melihat raut khawatir dari wanitanya itu. Rose kembali masuk ke dalam rumah dan memakai cardigan panjangnya.

"Ayo"

Jeffrey pun mengangguk dan berjalan di belakang rose.

Keduanya masuk kedalam rumah mewah milik jeffrey. Rose sama sekali tidak terkejut melihat rumah jeffrey. Wanita itu tau betul kalau mantan suaminya adalah anak orang kaya.

Rose berjalan beriringan dengan jeffrey. Ia bingung, kenapa rumah ini sepi sekali?. Wanita itu terdiam. Melihat foto besar yang di pajang di ruang tamu. Hanya ada jeffrey dan ryujin di dalam foto tersebut. Rose meremas ujung cardigan yang ia kenakan. Hatinya menghangat saat melihat foto-foto kecil anak gadisnya. Sangat banyak foto ryujin yang di pajang. Kalau jeno, boro-boro punya foto saat masih kecil. Foto saat dirinya dewasa saja cuma punya satu.

Rose bersyukur. Setidaknya ryujin dirawat baik dengan jeffrey, walaupun ia tau kalau anak gadisnya itu sangat kesepian.

"Ryujin tuh anaknya manja, dari dulu sampai sekarang".

"Dari kecil sering aku tinggal kerja sambil kuliah, kita ga terlalu sering ngabisin waktu bersama". Lanjut jeffrey.

"Sampai sekarang?" tanya rose dingin.

Jeffrey pun tersenyum kecut. Ia sadar kalau rose tengah menyindirinya.

"Tapi aku bersyukur ryujin bisa ketemu kamu. Dia sering cerita gimana bahagianya dia kenal sama mamanya jeno si tante cantik. Aku mau bilang makasih banget sama tante cantik yang bikin anak aku gak kesepin lagi kalo aku tinggal kerja, tapi ternyata tante cantik yang ryujin maksud itu mamanya sendiri...". Kata jeffrey pelan.

Rose pun menghela nafasnya. Jujur hatinya sakit mendengar penuturan jeffrey barusan.

"Aku mau ketemu ryujin"

"......."

"Dia dimana? katanya sakit?". Tanya rose bingung karena tidak kunjung mendapatkan jawaban dari jeffrey.

"Maaf"

"Kamu bohong?"

Jeffrey hanya diam.

Rose menggelengkan kepalanya. Ia tidak habis pikir dengan mantan suaminya itu.

"Gimana aku bisa naruh kepercayaan lagi ke kamu?". Rose kembali dingin.

Wanita itu hendak pergi namun tangannya ditahan. Jeffrey menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Kalau saja keadaannya tidak serumit ini, pasti jeffrey langsung membawa rose kedalam dekapannya. Jeffrey sangat rindu dengan rose, kenapa wanita itu tidak paham?

"lepas". Rose menepis tangan jeffrey kasar.

"Rose aku rindu sama kamu". Mata jeffrey manatap rose sendu.

Rose terdiam.

"Kita perlu bicara rose"

"Gaada yang perlu di bicarain"

"Rose..."

"Aku butuh waktu". Ucap wanita itu pelan.

"Seenggaknya ceritain gimana jeno, gimana tumbuh kem—

"Kamu kemarin liat sendiri kan? jeno baik, dia sehat"

"Rose"

"Jeffrey". kata rose tegas.

"Oke kalo gitu, aku bisa sendiri ngedeketin dia"

"Jangan macem-macem jeffrey"

"Kenapa rose? aku papanya... aku izinin kamu kenal lebih dekat sama ryujin karena kamu mamanya.."

"kenapa aku gak boleh kenal lebih deket lagi sama anakku sendiri". Lanjut jeffrey. Pria itu tampak frustasi, rose yang melihatnya pun ada sedikit perasaan iba.

"Maaf.."

"No, jangan minta maaf". Jeffrey mengeluarkan sebuah amplop tebal dari sakunya.

"Tolong terima, aku ngasih ini karena memang ini kewajiban aku buat nafkahin kamu sama anak aku". Katanya menyodorkan amplop tersebut kepada rose. Rose tampak tersinggung, wanita itu enggan menatap wajah jeffrey.

"Gak usah aku masih bisa nafkahin jeno, makasih"

"Aku bolehin kamu buat lebih deket lagi sama jeno, tapi kalo uang itu maaf aku gak bisa terima. Permisi". Lanjut rose langsung bergegas pergi.

*****

Akhirnya update lagi setelah sebulannnn, kayak biasa aku double update xixixi.
kalian gimana kabarnya?? oh iya semangat puasanya bagi yang menjalankan😼💪🏻

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang