12 | a haekal

3.4K 525 26
                                    

Beberapa bulan tinggal disini nyatanya tidak seburuk dengan apa yang ryujin bayangkan. Teman-temannya asik, orang-orang di desa ini juga baik sama dia. Walaupun disini tidak ada tempat nongkrong atau cafe semacamnya, ryujin cukup puas dengan warung bu juju rekemondasi haekal. Malah dia pergi ke warung bu juju dengan anak laki-laki itu sekitar 2-3 kali?. Kalau kalian ingat, warung bu juju juga tempat rekomendasi Jaehyun yang namun sayang mereka berdua tidak sempat kesana karena insiden tabrakan waktu itu.

Ngomong-ngomong soal haekal, anak itu sedang menunggu di depan rumah ryujin dengan motor beat yang baru bapanya belikan. Haekal sengaja mengajak ryujin jalan dengan iming-iming 'testimoni motor baru' nya.

Haekal yang sibuk mengaca di spion sambil merapihkan rambutnya langsung tersentak kaget saat ryujin yang tiba-tiba ada di depannya.

"Neng ryu..". Katanya pelan sambil mengelus dadanya. Untung saja mulutnya tidak mengeluarkan kata-kata latah.

Sementara ryujin terkikik geli.

"Udah siap?". Tanya haekal yang dijawab dengan anggukan kecil. Ryujin pun mendudukan bokongnya di jok motor haekal yang masih sangat terlihat baru. Plastik yang membungkus jok motornya pun belum di lepas...

"Kita emangnya mau kemana kal?". Tanya ryujin menaruh kedua tangannya di pundak haekal.

"Atuh mah neng ryu kebiasaan kan udah haekal bilangin kalo mau pegangan tuh begini". Haekal menaruh kedua tangan ryujin di pinggangnya.

"Kan aku bukan tukang ojek". Sambungnya.

"Hehe iya lupa, maap yah"

Haekal mengangguk mengacungkan jempolnya.

"Ini sebenernya haekal bingung mau kamana jadi kayanya kita keliling kampung aja gapapa?"

Ryujin mengangguk.

"Emang niat lo aja kan mau pamer motor baru ke satu kampung". Kata ryujin sambil terkekeh kecil. Gadis itu mengeratkan pegangannya pada kaos yang haekal pakai.

"Hehehe sekalian sihhh yaudah yuk cussss"

.....

"Seger gak???"

"Segerrrrrr". Jawab ryujin sambil menyiprat-nyipratkan air sungai kearah manapun. Dia baru tau kalau di kampung ini ada sungai mengalir bahkan airnya pun sangat jernih dan belum tercemar sama sekali.

Ryujin sangat senang dan bahkan dirinya sudah menyemplung kedalam sungai yang hanya sebatas betis orang dewasa itu. Dia sangat berterimakasih pada haekal. Ryujin memang membutuhkan healing saat ini.

"Neng ryu hati-hati ih batunya licin!". Teriak haekal yang tengah duduk di batu besar.

Bukannya membalas, ryujin malah mendekat dan menyipratkan air sungai ke wajah anak laki-laki itu. Haekal yang gemas akhirnya ikut turun dan membalas. Keduanya sama-sama tertawa lepas. Sudah lama sekali ryujin tidak merasa sebahagia ini. Bermain air bahkan keduanya sama sekali tidak sadar kalau tubuhnya sudah basah kuyup.

"Udah-udah". Kata haekal memegang tangan ryujin yang hendak menyipratnya.

"Itu badan kamu udah basah kuyup gini ntar malah masuk angin". Katanya menarik tangan ryujin dan membawanya ke batu besar yang tadi haekal duduki.

"Gimana seneng ga?"

Keduanya sama-sama terduduk di batu besar. Sesekali ryujin meniup-niup tangannya.

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang