23 | bisa menerima

5K 708 82
                                    

Jeno dan ryujin sama-sama terdiam. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Keduanya masih terlalu kaget dengan penjelasan jeffrey barusan.

Sementara kedua orang tua tersebut menatap kedua anaknya, takut dengan reaksi mereka.

Ya, sepulang sekolah tadi jeno dan ryujin langsung menuju ke rumah sakit. Jeno yang ingin menjemput mamanya, sementara ryujin yang ingin kembali menjaga sang papa. Keduanya sama-sama dikejutkan dengan pemandangan kedua orang tuanya yang saling berpelukan. Mereka yang bingung akan hubungan kedua orang tuanya pun meminta kejelasan.

"Kita minta maaf". Ucap Rose pelan.

Ryujin yang tadinya menunduk pun mengangkat kepalanya. Gadis itu menatap rose lama. Jantungnya berdegup hebat. Rasanya seperti mimpi. Doa yang ia minta sejak dulu akhirnya terkabul sekarang, bertemu dengan sang mama.

"Mama...". Lirih ryujin bangun dari duduknya menghampiri rose. Gadis itu memeluk tubuh rose erat. Sangat erat, takut kalau sang mama akan pergi lagi kalau dirinya tidak mengeratkan pelukannya.

Rose membalas pelukan ryujin tak kalah erat. Air matanya menetes kala ryujin terisak pelan di dalam dekapannya. Sejujurnya hati wanita itu merasa sangat lega sekarang.

Sedangkan jeffrey yang melihat pemandangan itu sontak tersenyum senang. Akhirnya ia bisa melihat putri kecilnya di dalam pelukan mama kandung. Pandangan jeffrey beralih pada jeno yang masih terdiam. Jeffrey menepuk punggung jeno pelan. Sontak anak itu menatap jeffrey.

"Jeno"

"Jeno butuh waktu sendiri sebentar". Ucap anak itu.

Jeffrey pun mengangguk. Pria itu membantu membukakan pintu untuk anak laki-lakinya.

"Papa paham"

Jeno pun keluar dari ruang rawat inap jeffrey. Anak laki-laki itu segera duduk demi menenangkan dirinya. Jantung anak laki-laki itu juga berdegup cepat saat seorang pria tadi menyebut dirinya  sebagai papa.

.....

Selesai acara peluk-pelukan, mereka bertiga pun duduk dan berbincang-bincang ringan. Banyak yang ryujin ceritakan pada rose.

"Pantes aja tuh nenek lampir selalu jutek sama ryujin". Kata ryujin kesal.

"Hus gak boleh gitu"

"Loh bener ma, nenek lampir itu jahat sama ryu dari kecil, banding-bandingin ryu sama abang mark mulu, abang mark terus yang di bela"

"Untung abang mark baik, jadinya aku gak ada dendam sama dia". Lanjut ryujin.

Jeffrey yang mendengar mama kandungnya di jeleki dengan anaknya sendiri pun hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya. Ya mau gimana? memang kenyataannya begitu.

"Mami gimana kabarnya jeff?". Tanya rose.

Jeffrey tersenyum kecil. Pria itu sama sekali tidak menyangka kalau rose masih peduli menanyakan keadaan maminya. Padahal maminya lah penyebab kehancuran keluarga kecil mereka.

"Mami udah meninggal rose"

"Mami meninggal waktu ryujin umur 10 tahun". Ucap jeffrey santai.

"Kalau papi gak tau, dia pergi bareng pacarnya pas mami baru selesai dimakamin"

Rose cukup kaget dengan pernyataan jeffrey barusan. Tapi yah memang sejak dulu keluarga jeffrey tidak pernah jelas, jadi rose hanya menanggapi dengan anggukan kecil.

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang