25 | yang ditunggu

4.8K 603 47
                                    

Hari bahagia bagi keluarga kecil jeffrey. Hari ini, jeffrey dan rose akan melangsungkan pernikahan mereka untuk kedua kalinya. Sesuai permintaan rose, pernikahan mereka berdua cukup sederhana. Hanya mengundang teman jeffrey dan warga desa sekitar.

Jeffrey memandang pantulan dirinya di cermin. Dirinya terlihat tampan dan gagah dengan tuxedo yang ia gunakan. Disampingnya ada anak gadis kesayangannya tengah tersenyum sambil memandang sang papa.

"Ryujin seneng". Ucap anak itu dengan senyum yang tidak pernah luntur.

Jeffrey pun ikut tersenyum. Sejujurnya pria itu tidak bisa mengendalikan degup jantungnya. Walau bukan yang pertama, tetap saja rasa gugup tidak bisa ia hilangkan.

Jeffrey memeluk ryujin dan mengecup singkat kening putrinya.

"Ryujin udah lihat mama?"

Anak itu mengangguk.

"Papa jangan kaget yah? mama cantik banget". Ucap ryujin menjerit.

Jeffrey dibuat tersenyum. Pria itu tidak sabar bertemu dengan calon istrinya.

"Mama memang cantik, selalu cantik".

Juan memasuki ruang jeffrey. Pria itu tampak tergesah-gesah.

"Woy jeff acaranya udah mau dimulai".

.....

Selesai ijab kabul, jeffrey dan rose sibuk menyalami tamu yang datang. Senyum tak pernah luntur dari keduanya. Sementara jeno dan ryujin memandangi kedua orang tuanya dari jauh sambil memakan prasmanan yang tersedia.

"Aku seneng jeff". Ucap rose.

Keduanya duduk di kursi pelaminan. Karena kebetulan tidak ada tamu lagi yang menghampiri mereka.

"Ga perlu mewah yang penting bisa nyambut tamu di pelaminan kaya gini". Lanjut rose.

Jeffrey tersenyum. Mereka berdua jadi mengingat pernikahan pertama mereka. Hanya ada penghulu, kak ital, dan beberapa saksi.

"Tapi capek gak?". Tanya jeffrey.

"Capek sih"

"Nanti aku pijitin"

Rose tersenyum. Jeffrey ini kalau masalah bersikap manis wajib mendapatkan mendali.









"Prasmanannya rame benerrr". Ucap nana dengan beberapa piring di tangannya. Menghampiri ketiga temannya yang sedang menikmati hidangannya masing-masing.

"Pisang mana pisang?". Tanya rendi mengambil alih piring di tangan nana.

"Kaya monyet aja sukanya pisang".

Tidak peduli, rendi melahap buah kesukaannya.

"Jen perasaan maneh ke neng ryujin teh gimana?". Tanya haekal pada jeno.

Jeno pun memutar bola matanya malas. Setiap dirinya bertemu dengan haekal, selalu pertanyaan itu yang dilontarkan.

"Sayang lah kan dia adek gue"

"Wadul" ("bohong")

Jeno menatap haekal kesal.

"Gue lagi berusaha buat kubur perasaan yang seharusnya gaada itu, lo jangan ngebahas mulu deh"

"Betul tuh". Nana ikut menimpali.

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang