Chapter 5

12.4K 1.1K 30
                                    

╭══════ೋ•☆ۣۜۜ፝͜͜͡͡•ೋ══════╮

Happy Reading

10 menit berlalu dan Hyunsuk sudah mulai lemas dengan ciuman brutal Jihoon, sepertinya beberapa detik lagi dia akan kehabisan nafas.

Beruntung Jihoon melepaskan tautan ciuman mereka dan memberikan udara segar masuk ke paru-paru Hyunsuk, ya meskipun yang tercium hanya baru bir tapi Hyunsuk bersyukur tidak mati hari ini karena kehabisan nafas.

"Jihoon......"

"Sssttt diem, emmm ternyata permen nya enak banget, besok boleh lagi gak?" Tanya Jihoon sambil mengelap salivanya yang masih menempel di sudut bibir Hyunsuk.

"Ta-tapi em...."

"Tapi apa? Gue gak mau ada penolakan!"

"Lo bilang lo gak takut kan sama gue?" Tanya Jihoon lagi.

"I-iya lah gue gak takut sama lo!" Jawab Hyunsuk sembari mengalihkan pandangannya.

"Hahaha jadi kalau gue ngelakuin apapun, lo gak akan takut kan?" Tanya Jihoon lagi, Hyunsuk benar-benar tidak paham dengan arah pembicaraan Jihoon ini.

"Lo mau ngapain lagi emang?" Tanya Hyunsuk balik dan Jihoon hanya tersenyum tipis.

"Gak usah banyak nanya, nanti lo juga tau, oh ya bagi no telfon lo!" Hyunsuk segera mengambil HP nya, tapi ia kesusahan sebab posisinya yang saat ini.

"Gue boleh duduk sendiri gak?" Tanya Hyunsuk. Jihoon kemudian mendudukkan Hyunsuk di kursi sebelahnya, karena Mashiho dan Junkyu sedang ada di lantai dansa jadi kursi tersebut kosong.

"Nih." Hyunsuk memperhatikan nomor HP nya dan Jihoon segera menulis di HP nya.

"Oh ya kalau lo butuh apa-apa tinggal telfon." Hyunsuk mengernyitkan dahinya.

"Siapa juga yang mau minta bantuan dari lo?" Hyunsuk mengalihkan pandangannya lagi kearah lain.

Entah kenapa setiap kali Hyunsuk berbeda pendapat atau menolak ucapan Jihoon, dia selalu saja mengalihkan perhatiannya.

"Lo pasti butuh gue, gue yakin!" Jihoon kemudian berdiri dan menghampiri teman-temannya yang berada di lantai dansa, sedangkan Hyunsuk menjadi salah fokus dikarenakan ada 2 pasangan yang juga berciuman, itu Yoshi dan Junghwan yang berciuman sambil duduk, sedangkan Doyoung dan Yedam sedang berciuman sembari berbaring di sofa panjang.

"A-aduh ini pada gak bener semua, keknya gue harus pulang."

Hyunsuk segera keluar dari club tanpa di ketahui oleh teman-temannya, dia kemudian mencari-cari taxi atau kendaraan umum yang melintas, namun ia lupa sekarang sudah hampir tengah malam dan tidak ada kendaraan umum yang lewat.

"Masak iya sih gue harus nunggu Mashiho, pasti lama banget, gue yakin dah!" Hyunsuk mulai bingung, kakinya bergetar, entah kenapa firasatnya menjadi tidak enak.

Hyunsuk memilih berjalan kaki, meskipun jarak club ini dengan rumah nya agak jauh, tapi ia lebih memilih seperti ini dari pada berdiam diri di club dengan teman-temannya yang agak gila nafsu.

"Fyuh semoga gue baik-baik aja!" Hyunsuk terus berjalan, aing malam berhembus dengan kencang menerpa kulit halus miliknya, Hyunsuk lupa membawa jaket, dan sialnya dia hanya memakai kaus berwarna biru muda bercampur ungu dan celana jeans panjang. Ia menggosokkan kedua telapak tangannya dan memberikan sedikit rasa hangat yang tidak akan bertahan lama.

Angin semakin kencang berhembus, rasa-rasanya akan datang hujan, langit sangat-sangat gelap, 1 bintang saja tidak terlihat dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat jelas awan-awan kumolonimbus yang menggumpal diatasnya dan mengeluarkan petir.

DUARR

"AAAKKK."

Hyunsuk terkejut, sebuah kilatan cahaya yang sangat terang mengagetkannya, suara guntur yang sangat keras membuatnya ketakutan, rintik hujan mulai turun, semakin lama semakin deras, Hyunsuk kemudian berteduh di sebuah pondok kecil, entah pondok milik siapa ini, tapi sepertinya sudah lama tidak di huni.

Hyunsuk semakin kedinginan, badanya mulai membiru, dan bibirnya juga, bahkan nafasnya mengeluarkan uap sangking dinginya, udara di kota ini memang sangat dingin jika musim hujan dan musim salju, apalagi di malam hari seperti ini, udara yang ada di Kutub Utara seakan berhembus ke sini.

"Fyuhhh astaga di-dingin banget huffff." Hyunsuk terus menggosokkan kedua telapak tangannya dan lengan bagian atasnya, dirinya sudah tidak sanggup lagi berdiri, Hyunsuk kemudian terduduk di lantai pondok dengan tangannya yang memeluk tubuhnya sendiri.

"Telfon, ah iya telfon Mashiho." Hyunsuk segera mengambil HP nya kemudian menelfon Mashiho, beberapa detik berlalu, namun Mashiho tidak mengangkat telfonya.

"Emm apa gue telfon Ji-Jihoon aja ya?" Hyunsuk sempat berfikir sebelum menelfon Jihoon, tapi dia tidak punya pilihan lain, dia harus segera meminta bantuan.

"Ayo Ji, angkat, ANGKAT!! hiks.." Hyunsuk menitihkan air mata, ini benar-benar dingin, mungkin jika kita meletakkan alumunium foil berisikan eskrim makan sudah dipastikan eskrim tersebut bisa bertahan seharian tanpa meleleh karena udara yang sangat dingin ini.

5 menit berlalu dan bukanya mereda, hujan malah semakin deras, rintik airnya mendistorsi cahaya lampu jalanan sehingga tidak terlihat lagi. Hyunsuk semakin kedinginan, tubuhnya menggigil, hidungnya entah kenapa mengeluarkan cairan berwarna merah pekat dan matanya memerah.

"Gu-gue gak kuat haahh...akkk!"


































"HYUNSUK!"





. Bersambung.

╰══════ೋ•☆ۣۜۜ፝͜͜͡͡•ೋ══════╯

Waduh my love kenapa nih yaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waduh my love kenapa nih yaaaa

Author update nya moodian wkwkw

Anak Pemilik Sekolah (Hoonsuk) ✓ Open POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang