╭══════ೋ•☆ۣۜۜ፝͜͜͡͡•ೋ══════╮
HAPPY READING
.
.Mobil taxi yang keduanya tumpangi melewati jalanan kota yang sepi.
"Berhenti di sana, Pak."
Jihoon menujuk sebuah toko bunga yang masih buka. Mobil pun berhenti di depan toko.
"Bentar ya, Pak. Saya mau beli bunga dulu, Mashi disini aja ya?"
Mashiho mengangguk, Jihoon kemudian keluar dari mobil dan pergi ke toko bunga, 2 menit kemudian, Jihoon kembali dengan sebuket bunga Krisan berwarna putih di genggamannya. Dia kembali memasuki mobil taxi dan melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah Hyunsuk.
Sedari tadi, Mashiho memperhatikan bunga Krisan putih itu, ia bertanya-tanya, untuk apa Jihoon membeli bunga itu? Apa makna bunga Krisan putih itu?
Setibanya mereka di rumah Hyunsuk, keadaan rumahnya begitu sepi, lampu depan rumahnya menyala. Keduanya memasuki pekarangan rumah Hyunsuk, hawa dingin langsung menerpa kulit mereka.
Jihoon menuju pohon besar di depan rumah Hyunsuk, berjongkok di bawahnya, kemudian memejamkan kedua matanya. Tak terasa, setetes air mata keluar dan jatuh ketanah.
"Maaf Hyunsuk, aku tidak bisa menemani mu sampai kau berada dalam peristirahatan terakhir mu, aku hanya bisa mendoakan mu dari sini, aku membawakan bunga Krisan putih untuk mu, kau pasti suka, aku letakkan di bawah pohon ini ya." Jihoon meletakkan sebuket bunga krisan putih itu di bawah pohon, sementara Mashiho masih melihat rumah Hyunsuk lekat, memorinya kembali menampilkan saat-saat dimana ia sering tiba-tiba masuk kedalam rumah dan mengejutkan Hyunsuk, kemudian memberinya makanan yang dibuatkan oleh ibu Mashiho.
"Udah, ayo ke basecamp, atau Mashi mau pulang aja?" Tanya Jihoon seraya menarik tanganya.
"Ke basecamp aja, kalau Mashi pulang, Mashi sendirian dong di rumah." Mashiho menampilkan wajah memelasnya.
"Kan ada Mama Mashi, Mama Mashi pasti juga sedih pas tau Hyunsuk udah nggak ada." Mashiho tetap menggeleng, meskipun Jihoon sudah membujuknya.
"Mashi mau sama temen-temen aja!" Baiklah, Jihoon tidak bisa menolak permintaan Mashiho kalau dia sudah memaksa. Akhirnya Jihoon mengajaknya ke basecamp.
"Mau naik taxi lagi, atau jalan kaki?" Tawar Jihoon.
Jarak antara rumah Hyunsuk dengan basecamp agak jauh, ya mereka harus menaiki kendaraan kalau mau kesana, tapi jawaban Mashiho membuat Jihoon tersenyum.
"Jalan kaki aja, katanya Kak Jihoon mau tanya-tanya."
Keduanya pun akhirnya berjalan kaki menuju basecamp sembari bercerita.
"Kalau boleh tau, Mashi gak pernah tau tentang penyakit Hyunsuk?" Tanya Jihoon memulai.
"Maaf, Kak Ji. Sebenarnya saat Kak Jihoon ada di rumah Kak Hyunsuk waktu itu, aku sudah tau. Kak Hyunsuk sendiri yang memberitahu ku, tapi Kak Hyunsuk tidak mengizinkan ku untuk memberitahu semua orang, terutama dirimu," jawab Mashiho sembari menundukkan kepalanya.
"Kenapa? Kenapa tidak boleh?"
"Kak Hyunsuk tidak ingin kau khawatir dengan keadaannya, ia ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama orang yang dia cintai, yaitu dirimu, Kak."
"Kau cinta terakhirnya, Kak Jihoon. Haha aku dulu ingat, betapa dia takut sekali kepada mu saat pertama kali bertemu di sekolah, ia bahkan tidak ingin pergi ke sekolah pada saat hari pertamanya ke sekolah, ia takut dengan rumor tentang dirimu."
Jihoon sekilas tersenyum, melihat Mashiho tersenyum membuat hati Jihoon menghangatkan, pemuda mungil di sampingnya ini, dilihat-lihat sedikit mirip dengan Hyunsuk, mulai dari tinggi badan nya, warna kulit mereka, cara mereka berbicara, cara mereka tertawa dan tersenyum, hampir seperti saudara kembar.
"Kak Jihoon nggak nanya lagi?" Tanya Mashiho yang melihat Jihoon diam sedari tadi.
"Nggak, udah cukup yang perlu gue tau, sambil ngabisin waktu, kita cerita-cerita aja tentang Hyunsuk, gimana?" Tanya Jihoon balik dan Mashiho mengangguk ribut, akhirnya keduanya bercerita satu sama lain tentang Hyunsuk, bagaimana dia bahagia, apa yang ia tak suka, apa yang ia suka, apa yang membuatnya sedih dan lain-lainnya.
Keduanya tertawa selama perjalanan mereka menuju basecamp, sejenak, mereka menghilangkan rasa duka mereka terhadap apa yang telah terjadi beberapa waktu lalu.
"Aku lebih suka melihat kalian bahagia seperti ini, senyum kalian membuat ku tenang, aku bisa pergi dengan damai, selamat tinggal semua, selamat tinggal Hoonie."
Sekelebat angin dingin tiba-tiba melewati Jihoon begitu saja, darahnya berdesir seketika, matanya sayup-sayup merasakan hawa dingin yang menembus tubuhnya beberapa saat lalu.
"Hyunsuk?"
Jihoon menutup erat matanya, setetes air mata merembes keluar, melewati pipinya kemudian jatuh ke tanah.
"Kak Jihoon kenapa?" Tanya Mashiho yang melihat Jihoon tiba-tiba berhenti mendadak.
"Nggak apa-apa, ayo jalan lagi, ini udah setengah jalan, bentar lagi sampai sebelum matahari menghilang di ufuk barat."
Mashiho mengangguk, keduanya pun melanjutkan perjalanan mereka menuju basecamp.
Dan Hyunsuk melanjutkan perjalanannya menuju keabadiannya.
Disinilah kisah keduanya berakhir, namun kenangan dalam cerita ini tidak akan pernah ia lupakan, ia baru kali ini mencintai seseorang dengan amat tulus, namun cintanya itu telah direnggut darinya, mungkin ini semua karma dari segala dosa-dosa yang telah ia perbuat selama ini.
Namun ia bersyukur bisa bertemu Hyunsuk, Tuhan mungkin mengirim Hyunsuk bukan sebagai bentuk karma, namun sebagai bentuk malaikat yang berwujud manusia, untuk menyadarkannya dari perbuatan buruknya selama ini. Setelah tugasnya selesai, malaikat itu pun kembali ke Sang Penciptanya.
END
╰══════ೋ•☆ۣۜۜ፝͜͜͡͡•ೋ══════╯
Gimana??
Gimana??
Ini cerita Hoonsuk kedua ku, dan aku gak tau kenapa bisa² banyak yang baca huhu, kukira ga ada yang suka sama cerita absurd ini hehe, mangkanya sempet Hiatus lama dulu.
Eh pas buka WP lagi, tiba-tiba banyak notif dari cerita ini, thanks buat kalian yang udah baca, ngasih bintang kecil di pojok kiri ini, sama komen kalian yang bikin aku semangat nulis.
See you guys, in the next bookʘ‿ʘ
(づ ̄ ³ ̄)づ peluk dulu sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Pemilik Sekolah (Hoonsuk) ✓ Open PO
Fiksi Remaja"Jihoon itu anak pemilik sekolah, berandal sekolah, dia udah main sama hampir seluruh murid di sekolah ini, gak ada siapapun yang berani ngelawan dia!" 🔥Bxb T!M! Disini kpl: Hoonsuk, Yoshiwan, Mashikyu, Hajeongwoo, Jaesahi, Dodam. High rank! #1 boy...