Yujin keluar dari rumah dengan napas terengah-engah. Ia mengacak rambutnya kasar. Pria berkaus hitam itu mengeluarkan ponselnya dan segera menelepon satu nomor dengan cepat.
"Kenapa lagi?"
"Kak, lo di mana?" Yujin masuk ke mobilnya dan mengaktifkan pengeras suara di ponsel.
"Lo nggak buat masalah baru, 'kan?" Gia jadi khawatir karena suara Yujin bergetar.
"Gue butuh ngobrol sama lo. Lo di mana?" Mobil Yujin bergerak keluar dari rumah Jenna.
"Gue di galeri. Mau ketemu di rumah atau di luar?" Gia sudah paham betul kalau adiknya pasti baru mendapat masalah.
Yujin menghela napas. "Gue aja yang ke galeri."
"Gue lagi sama Joel, mau gue usir atau tahan sekalian."
"Tahan aja. Gue juga butuh pendapat dia."
Panggilan itu berakhir begitu Gia menjawab Yujin dengan tawa. Mobil sedan hitam itu melaju dengan kecepatan tinggi. Tidak butuh waktu lama, pria bermata sipit itu sudah sampai di galeri milik Gia. Ia juga melihat mobil Joel yang terparkir di halaman.
Yujin membuka pintu ruangan Gia dengan ekspresi putus asa. Rambut tebalnya sudah mirip seperti sarang burung. "Kak, gue butuh bantuan lo."
"Kondisi lo udah lebih parah dibanding waktu putus sama Carissa." Joel malah mengejek dengan seringai.
"Cerita dulu. Barusan gue dapet chat dari Mami. Gue disuruh ngomong sama lo. Lo ngapain lagi?" Gia melipat tangan di dada sambil menatap adiknya yang sudah kelihatan tidak berdaya.
Yujin menceritakan semua kejadian yang ia alami dengan detail, bahkan hingga adegan persidangan tidak terduga yang ia alami. Ia juga menceritakan kalau ia sudah melarikan diri dari persidangan.
Joel tidak langsung menanggapi karena menunggu respon dari Gia. Namun, wanita itu malah kelihatan enggan berkomentar.
"Jadi, gue harus gimana?" Yujin bertanya lagi karena tidak mendapat respons apapun dari dua orang yang ada di hadapannya.
"Lo kabur lagi. Ini bukan kali pertama lo kabur. Waktu ribut sama Papi, lo kabur ke Jepang. Waktu lo putus dari Carissa, lo juga kabur dan nggak kasih kabar apapun ke dia. Anehnya, kali ini lo kabur, tapi coba buat tanya pendapat kami juga. Ini sesuatu yang bukan Yujin banget."
Joel mengangguk setuju. "Gue mau tanya, cewek yang lo maksud ini siapa?"
"Jenna, si cewek barbar, teman SMA kita."
Kalimat Yujin mampu membuat Joel dan Gia terkejut, bahkan Joel sampai mengerjap tidak percaya.
"Wait. Jangan bilang kalau Jenna yang lo maksud ini adalah Jennaya Aurora?"
Yujin mengangguk pasrah.
"Gue kira ini cewek random lain, bener Jenna?" Joel masih tidak percaya.
"Iya, Jenna yang kalo ngambek bibirnya kayak bebek itu." Yujin jadi kesal tanpa sebab.
KAMU SEDANG MEMBACA
CTRL + Z ✓ (TERBIT)
RomanceAda satu kejadian yang membuat Jenna dihantui rasa bersalah sehingga wanita berusia 27 tahun itu selalu mengikuti kencan buta yang diatur oleh orang tuanya. Namun, satu kencan buta membawanya bertemu dengan Yujin, sahabat lamanya yang tiba-tiba meng...