Jenna tidak langsung pulang ke rumah setelah ia menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Wanita berusia 27 tahun itu malah duduk santai di sofa ruang tamu rumah orang tuanya. Ia menyandarkan tubuhnya dengan posisi tangan terbentang.
"Yujin mana, Sayang?" Bunda bertanya dengan lembut begitu duduk di samping putri semata wayangnya.
"Ya, tanya aja sama dia. Kok, nanya aku, Bun." Jenna sewot.
"Kamu, kan, istrinya. Walaupun ini rumah kamu, seharusnya kamu datang sama Yujin atau seenggaknya izin sama dia. Barusan Bunda telepon Yujin lho. Katanya dia mau jemput kamu ke kantor. Eh, kamunya malah di sini."
"Sejak kapan Bunda jadi akrab banget sama itu Jin Tomang?"
"Kamu nggak boleh panggil Yujin begitu, dia suami kamu sekarang."
Jenna meringis. "Anggep aja panggilan sayang, Bun. Aku ke sini mau ambil mobil, sekalian mau numpang makan di sini. Makan malem sama Yujin nggak asik."
Suara dehaman dari belakangnya membuat Jenna menoleh. Wanita itu langsung bangkit dan memeluk Ayah yang baru keluar dari kamar. "Tumben jam segini Ayah udah di rumah."
Ayah tersenyum. Senyuman yang lama Jenna rindukan. Mata cokelat milik pria baya itu kelihatan lebih cerah dari biasanya. "Ayah ada janji makan malam sama menantu."
Jenna melongo, lalu ia menatap Bunda untuk meminta penjelasan.
"Bunda tadi telepon Yujin buat ngundang kalian makan malam di sini."
Jenna menarik napas panjang. Kemudian, ia meniup poninya sambil mendengkus kesal. Kekesalannya semakin bertambah ketika ponselnya berdering dan layar ponsel tersebut menampilkan nama Yujin.
Jenna melangkah menjauh dari orang tuanya agar bisa melontarkan makian kepada suaminya. "Heh, Jin Tomang! Lo nggak bisa kasih alasan apa gitu ke Ayah sama Bunda gue, biar lo nggak usah datang ke sini?"
"Emangnya kenapa? Bukannya bagus kalau gue makan malam sama keluarga lo? Dengan begitu mereka pasti nganggap kalau hubungan kita baik-baik aja."
"Nggak ada di untungnya di gue. Kalau bisa, gue malah pengen nunjukin ke Ayah, kalau gue dan lo itu nggak cocok dan kita bisa segera mengakhiri hubungan ini."
"Jenna, lo tahu isi perjanjian kita, 'kan? Pernikahan ini harus bertahan seenggaknya selama 3 bulan. Gue bisa di depak dari kantor dan negara ini kalo kita buru-buru pisah. Hari ini, gue baru aja dapat kepercayaan untuk megang satu project. Tolong kerja samanya."
"Setelah gue pikir-pikir, yang beruntung cuma lo doang. Gue nggak dapat apa-apa dari pernikahan ini."
"Oh, tentu saja, lo salah. Lo beruntung karena pernah punya suami cowok ganteng pake banget."
Jenna bergidik ngeri. Ia menggeliat saking tidak sukanya. "Idih, amit-amit. Lo pede banget, sih?"
"Lo dapat sesuatu juga. Seenggaknya, lo buat Ayah sama Bunda bahagia. Mereka kedengaran happy banget waktu telepon gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
CTRL + Z ✓ (TERBIT)
RomanceAda satu kejadian yang membuat Jenna dihantui rasa bersalah sehingga wanita berusia 27 tahun itu selalu mengikuti kencan buta yang diatur oleh orang tuanya. Namun, satu kencan buta membawanya bertemu dengan Yujin, sahabat lamanya yang tiba-tiba meng...