Seorang wanita berambut panjang keluar dari kamarnya. Begitu melihat wanita itu, Yujin langsung semringah. Setelah wanita itu duduk di hadapannya, Yujin langsung menyodorkan segelas susu.
“Morning.” Pria berambut tebal itu menyibak rambut
Bukannya membalas, dahi wanita itu berkerut. Kemudian ia mengambil alih cangkir kopi yang ada di depan Yujin. “Aku lebih suka kopi buatan kamu daripada susu.”
Yujin terdiam. Tangannya masih memegang segelas susu, menggantung di udara. Meski Yujin tidak mau memikirkan Jenna, tetapi ingatan tubuhnya berkata lain. “Sorry.”
Mina tertawa, lalu ia melipat tangan di dada. "Kamu yakin, nggak mau pulang ke rumah? Udah dua hari kamu nginep di sini.”
Pria yang mengenakan kaus tanpa lengan itu menghela napas. Ia menyibak rambut tebalnya. “Aku nggak dipecat dari kantor aja, itu sebuah keberuntungan. Boro-boro mau pulang ke rumah, Papi masih marah banget.”
Mina menggenggam tangan Yujin. “Tujuan kamu balik ke Indonesia, buat pulang ke keluarga, 'kan? Kalau keberadaan aku membuat tujuan kamu terhalangi, ....”
Kalimat Mina langsung berhenti ketika Yujin melepaskan genggaman tangan wanita itu. Kemudian pria bermata sipit itu menariknya dalam pelukan. "Kamu nggak pernah menghalangi. Aku butuh kamu di sini."
"Jenna gimana? Kamu udah tahu, alasan mantannya ninggalin dia?" Mina bertanya sambil menepuk punggung Yujin.
"Aku masih cari tahu, Joel juga ikut bantu. Sebenarnya, aku bingung. Kenapa aku harus cari tahu soal alasan cowok itu ninggalin Jenna? Di sisi lain, aku ngerasa bersalah banget, kalau ternyata benar Jenna bohong cuma untuk melindungi aku."
Mina menatap mata Yujin. Lebih dalam dari biasanya. Wanita itu tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya dari mata sipit kekasihnya. "Kamu memang selalu sebaik itu. Kamu gampang merasa bersalah untuk hal-hal yang nggak kamu lakukan. Kalau aku jadi kamu, aku juga pasti akan belain sahabat aku."
"Dulu, Jenna, tuh, nggak begini. Dia selalu jadi orang paling depan buat mengamuk kalau ada yang bohongin dia. Aku nggak percaya kalau dia bohong cuma demi aku."
Mina kembali tersenyum. "Dengan dia setuju nikah sama kamu, dia sudah mengambil jalan berbelok. Kalian kompak buat bohong, 'kan?"
Yujin terdiam. Ia tidak menemukan jawaban untuk menyanggah pernyataan dari kekasihnya. Saat kepalanya sibuk mencari jawaban, sebuah telepon masuk ke ponselnya. Begitu melihat nama yang muncul di layar, pria itu langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Bro, gue udah nemuin satu orang yang berkemungkinan akan membawa kita ketemu sama alasan Saka ninggalin Janna. Sekarang, lo lihat gambar yang gue kirim."
Yujin langsung membuka foto yang dikirimkan oleh Joel. Ia tidak begitu kaget melihat foto tersebut.
"Pagi ini, gue lihat Carissa ketemu sama Saka. Dari yang gue tahu, sebelumnya mereka nggak pernah sedekat itu. Mungkin ada sebuah kesepakatan atau alasan yang membuat mereka jadi sekutu."
KAMU SEDANG MEMBACA
CTRL + Z ✓ (TERBIT)
RomanceAda satu kejadian yang membuat Jenna dihantui rasa bersalah sehingga wanita berusia 27 tahun itu selalu mengikuti kencan buta yang diatur oleh orang tuanya. Namun, satu kencan buta membawanya bertemu dengan Yujin, sahabat lamanya yang tiba-tiba meng...