Jenna terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara hair dryer. Ia mengucek mata, lalu mengubah posisi tubuhnya menjadi duduk. Jenna baru sadar kalau ia terbangun di atas ranjang. Hal pertama yang ia lakukan setelah melihat Yujin duduk di meja rias adalah memastikan kalau baju yang ia kenakan masih berada di tempatnya.
Jenna mengembuskan napas lega ketika menyadari pakaian masih membalut tubuhnya dengan baik. Wanita berusia 27 tahun itu merasa terharu karena mengira kalau Yujin memindahkannya ke atas ranjang. Namun, ia buru-buru menggeleng dan menata pikirannya kembali. Kalau Yujin memindahkannya ke ranjang, berarti pria itu menyentuhnya dan mereka tidur di ranjang yang sama. Jenna hampir berteriak ketika tiba-tiba Yujin menoleh.
“Morning, istriku. Gimana tidurnya, nyenyak?”
Jenna bergidik ngeri. Ia sampai harus menyentuh bulu kuduknya yang merinding. Kemudian, ia bertanya sambil cemberut. “Lo mindahin gue ke ranjang?”
Yujin tidak menjawab, ia malah mematikan hair dryer dan tersenyum.
“Kok, lo senyum-senyum? Berarti lo udah megang-megang gue!”
Yujin tertawa kecil. “Gue sama sekali nggak berminat buat mindahin lo dari sofa yang ada di ujung itu ke ranjang. For your information, lo pindah sendiri.”
Wajah Jena merona. Ia tertunduk malu. Kini ia merutuki dirinya sendiri karena sudah menuduh Yujin atas hal yang ia lakukan sendiri. “Bentar. Berarti semalam lo sama gue tidur seranjang?”
Yujin menyeringai. “Berhubung gue cowok bermartabat, gue nggak menyingkirkan bantal yang menjadi batas daerah teritorial kita. Lo nggak usah khawatir, gue nggak nyentuh lo sama sekali.”
Jena ingin percaya, tetapi senyuman di wajah Yujin yang tak kunjung hilang membuatnya menjadi curiga. “Gue nggak ngelakuin kesalahan apapun, kan, semalam?”
Tawa Yujin pecah. Ia sampai bertepuk tangan heboh.
“Heh! Jin Tomang, gue serius!”
“Muka lo lucu banget, sumpah.”
Jenna kesal karena bukannya menjawab, Yujin malah tertawa semakin kencang. Akhirnya, Jenna bangkit dari duduknya dan menghampiri Yujin untuk menarik rambut atau memukul kepala pria itu dengan keras, tetapi ia batal melakukannya karena terlalu kaget begitu melihat pantulan wajahnya di cermin.
Hidung dan pipi Jenna dihiasi oleh bulatan berwarna merah yang diduga berasal dari lipstik. Kedua alisnya menjadi sangat tebal, tetapi dengan ukuran yang berbeda. Jenna sudah tahu siapa pelaku yang membuat wajahnya seperti badut. Ia menarik napas panjang sebelum berteriak. “Yujin!”
Yujin sudah tahu kalau wanita itu akan meledak. Jadi, ia memang sengaja bangun lebih pagi untuk segera kabur dari sana, tetapi ia sengaja menunggu hingga wanita itu bangun untuk melihat ekspresi marahnya.
Jenna langsung berlari mengejar Yujin dan melempar pria itu dengan beberapa mekap yang wadahnya terbuat dari plastik. Meski sangat marah, wanita itu tetap tahu mana benda yang aman untuk ia lemparkan. Jenna tidak mau merusak barang berharganya hanya karena Yujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
CTRL + Z ✓ (TERBIT)
RomanceAda satu kejadian yang membuat Jenna dihantui rasa bersalah sehingga wanita berusia 27 tahun itu selalu mengikuti kencan buta yang diatur oleh orang tuanya. Namun, satu kencan buta membawanya bertemu dengan Yujin, sahabat lamanya yang tiba-tiba meng...