31. CTRL + K

77 23 55
                                    

Jenna merasa kata-kata Yujin ada benarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jenna merasa kata-kata Yujin ada benarnya. Entah sejak kapan, saran pria itu, jadi sering ia dengarkan. Sesuai saran dari suaminya, Jenna mengangkat telepon Saka yang selama seminggu penuh sudah ia abaikan dan kini ia berakhir duduk di hadapan pria itu.

Saka kelihatan kelewat senang. Senyum di wajahnya tidak hilang sejak Jenna duduk di depannya. Dulu, senyum Saka adalah salah satu senyum favorit Jenna setelah Ayah, tetapi kini, ia tidak merasakan apapun ketika melihat pria itu tersenyum.

"Jadi, setelah ini kita mau ke mana? Mau makan berat atau jalan-jalan?" Saka bertanya setelah menandaskan kopinya.

"Gue ada janji. Gue ke sini cuma mau dengar alasan lo yang menghilang dulu, bukan denger cerita lo soal anjing baru." Jenna buang muka.

"Oh." Saka tidak sengaja melihat cincin yang melingkar di jari manis tangan kanan Jenna. Kemudian ia meraih tangan wanita itu. Saka menatap Jenna sinis, seolah Jenna baru berselingkuh darinya. "Cincin dari siapa?"

Jenna mengempaskan tangan Saka dengan cepat, lalu menyembunyikan tangan kanannya. "Bukan urusan lo."

Pria yang mengenakan kemeja hitam itu menghela napas. Kepalanya tertunduk, tetapi dalam hitungan detik, ia menatap Jenna dengan tatapan sengit. "Lo sudah punya pacar baru? Kenapa lo mau ketemu sama gue kalau sudah punya pacar baru?"

Jenna berdecak. "Kalo lo benar peduli sama gue, kenapa lo pergi tanpa kabar, terus muncul tiba-tiba?"

"Kalau lo kasih kesempatan, gue bakal cerita. Kalau enggak, buat apa gue cerita sama lo." Saka menghela napas dan menyandarkan tubuhnya.

"Menurut gue, lo bisa kasih dia kesempatan. Lagian kontrak kita bakalan berakhir sebentar lagi, 'kan?" Kalimat yang Yujin ucapkan beberapa hari lalu kembali terngiang. Benar juga, suaminya punya Mina, kontrak mereka juga akan segera berakhir. Setidaknya Jenna harus mengakhiri hubungan dengan Yujin tanpa merasa sakit hati karena ia sendirian.

"Naya."

Ah, panggilan itu lagi. Hanya Saka, satu-satunya orang yang memanggil Jenna begitu. Sekelebat kenangan manis mereka berputar di kepala Jenna.

"Gue kasih lo satu kesempatan, seenggaknya gue bisa pertimbangkan alasan lo."

Saka menegakkan tubuhnya. Senyum kembali menghiasi wajahnya. "Terima kasih. Ceritanya bakalan cukup panjang, lo mau denger tanpa minuman?"

Satu hal yang Jenna tidak suka dari Saka adalah pria itu suka mengalihkan pembicaraan. Kalau diingat-ingat, ia baru sadar kalau Saka suka mengalihkan pembicaraan.

"Kopi gue masih ada. Kalau lo masih mau lama-lama buat cerita, gue bakal cabut."

"Oke. Oke." Saka menahan Jenna dengan gerakan tangan.

Jenna memutar bola mata malas. "Silakan."

"Gue dapet tawaran kerja ke luar negeri. Seminggu sebelum acara, gue dapet kontrak yang menyatakan kalau gue nggak boleh menikah sampai satu tahun. Gue sempet galau berat, tapi gue rasa, lo lebih penting."

CTRL + Z ✓ (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang