02.

563 14 0
                                    

Aku tak mengerti mengapa orang-orang berlomba untuk mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari orang lain, bukan kah itu membuat hidup mu semakin sulit? -Eureka




"Bu aku takut." Kini aku sungguh gugup dan diserang rasa takut yang luar biasa, bagaimana tidak? aku bahkan tidak mengenal satu pun dari mereka.

"Mereka baik, percayalah pada ibu." Ucap ibu ku berusaha menenangkan ku. Aku tau dia pasti sangat mencemaskan ku, tapi aku tau ini keputusan ku jadi mau tidak mau harus ku lakukan bukan?

"Bu apakah aku pantas memakai ini?" Tanya ku lagi pada ibu ku yang melihat ku kagum dengan gaun yang aku kenakan. Tuan Joon mengirim orang untuk mendadani dan menjemputku dengan mobil super mewah.

Sedikit ku jelaskan, Tuan Joon adalah pemilik NJ Corp yang menaungi banyak anak perusahaan yang berpengaruh besar pada bidang bisnis Korea Selatan. Maka dari itu ia tak mungkin membiarkan ku datang menggunakan motor vespa matic ku dan memakai baju sembarang dalam hal besar ini.

"Cantik, kau cantik sekali." Ucap ibu ku melihat ku dengan gaun berwarna hitam berbahan satin yang jatuh sempurna di tubuh ku. Sejujurnya aku tidak terbiasa dengan pakaian seperti ini, ini terlalu mewah untukku.

"Baik Nona bisa kah kita berangkat sekarang? Tuan Joon telah menunggu mu." Ucap maid yang membantu ku. Dirumah mereka terdapat lebih dari 20 orang maid, itu membuat ku tidak mengerti mengapa ibu ku bisa bekerja disana dan pulang pergi setiap hari, tidak menetap di mansion milik ayah Yoongi itu. Ibu ku tak pernah menceritakan lebih dalam soal majikannya, yang ku tahu ibu ku telah bekerja lama disana, dan aku tidak pernah sama sekali mengenal keluarga majikan ibu ku apalagi masuk kedalam mansion itu.

"Nee.." balas ku pada maid yang membantu ku.

Sepanjang perjalanan menuju mansion mewah itu aku hanya diam meremas baju ku hingga sedikit lecet, untung saja dibagian itu aku bisa menutupinya dengan tas ku. Nafas ku sungguh tidak teratur saat ini, jangan kan pergi ke acara sepenting ini, bahkan pergi ke gerai tteokbokki dengan lelaki saja aku tidak pernah. Aku sering kesana, bahkan hampir setiap minggu, tapi bukan masuk sebagai tamu seperti ini, biasanya aku akan mengendarai motor ku dengan santai dan rasa senang karena mejemput ibu ku, namun ini kali pertamanya aku tidak senang untuk pergi kesana.

"Semoga hari ini aku tidak membuat kesalahan." Gumam ku dalam mobil mewah yang membuat ku dingin karena ac nya yang super dingin, ditambah baju ku yang tebuka di bagian lengan dan dada, mungkin aku akan masuk angin setelah pulang makan malam seperti rapat pejabat negara ini.

Sampai di sana aku dijemput oleh Yoongi, dia menatap ku tajam seperti singa yang melihat daging segar. Tapi kali ini dia berpakaian rapi seperti boss besar, dengan jas yang ku pastikan harganya melebihi uang kuliah ku satu semester.

"Cepatlah, aku bukan budak yang menunggu tuan putri." Ucapnya mengambil tangan ku, jalan ku sedikit pelan karena aku tidak terbiasa dengan high hills setinggi ini, ditambah aku canggung dengan pakaian terbuka seperti ini.

"Hei jangan pegang-pengan." Ucap ku terkejut dia tiba-tiba mengambil tangan ku.

"Aku terpaksa melakukan ini, di dalam banyak keluarga besar ayah ku, bukan kah kau dibayar memang untuk ini?. Dasar murah." Ucapannya cukup membuat ku ingin memukul nya sekarang, rasa iba ku yang kemarin membuat ku ingin melakukan hal ini berubah menjadi penyesalan besar ku karena ternyata yang ku kasiani adalah lelaki tidak tau diri, aku setuju jika ayahnya membunuhnya saat ini.

Dia menghempas tangan ku yang dipegangnya dengan kasar membuat bahu ku tersentak dan aku merasakan sakit di sendi bahuku, lalu dia pergi begitu saja jalan mendului ku. Jika aku punya senapan laras panjang sudah ku ledakkan kepalanya.

My Bisexual Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang