36.

79 8 0
                                    

"Biarkan seperti ini, aku sedang marah." -Min Yoongi.



Eure tak tau harus berbuat apa ditengah malam yang sunyi dan kian menyedihkan untuknya, pasalnya ia harus meninggalkan Areum sendirian dirumah, walaupun dia sudah menghubungi Areum dan bilang akan menginap dirumah Jimin, ya tentu saja dia berbohong, Eure tetap saja tidak tenang, buntut dari trauma yang Eure punya meski si pengancam sudah tidak ada.

"Apa kau akan terus-terusan diam seperti patung disana?" Teriak Yoongi dari tangga lantai dua.

"Aku ingin pulang." Jawab Eure singkat tanpa menoleh.

"Kenapa harus pulang? Bukan kah ini rumah mu?" Ucap Yoongi lagi asal.

"Aku lelah seharian ini, aku sedang tidak ada tenaga untuk bertengkar dengan mu." Eure bersandar di sofa pasa ruang utama, dia tidak beranjak dari sejak ia datang.

"Kalau untuk bersenang-senang apa kau ada tenaga?" Yoongi terus menuruni anak tangga dan membuat jaraknya dengan Eure semakin dekat.

"Aku akan tidur sekarang. Besok aku akan menemani Jimin sidang, pastikan kau mengantar ku sebelum pukul 10 pagi. Aku tidak mau mengecewakannya."

"Tapi kau selalu mengecewakan ku, apa itu adil hm?" Tanya Yoongi lagi semakin mendekat membuat jaraknya dengan Eure sangat minim.

Deg.

Jantung Eure ingin berhenti sekarang.

"Menjauhlah." Cicit Eure.

"Kau tau? Aku sangat marah padamu. Kenapa? Karena kau menolak ku dua kali padahal aku tau isi hati mu." Ungkap Yoongi.

"Kau tak tau apapun tentang ku."

"Ck, kau sungguh keras kepala bukan?" Yoongi menyadarkan tubuh Eure secara paksa dari posisi duduk dengan tubuh yang tegap karena Yoongi mulai mendekat padanya saat ini.

"Hei apa-apaan ini?!" Protes Eure.

"Kau juga mengusir ku dua kali padahal aku sangat ingin bertemu dengan mu, kau tau ada perasaan yang ku korbankan disini untuk mu huh?" Yoongi duduk disebelah Eure dan mengelus paha Eure yang saat itu menggunakan rok selutut.

"Menjauhlah Yoongi, aku tidak nyaman." Protes Eure lagi. "Singkirkan tangan mu."

"Dan kau tau? Menyikirkan Jimin dari hati ku bukan hal yang mudah, tapi kau bisa melakukannya meski kau tak berbuat apa-apa untuk itu, kau menyihir ku hm?" Tanya Yoongi lagi, kini ini merebahkan kepalanya pada paha mulus Eure yang sedikit tersingkap. Bisakah Eure mati saja saat ini? Jika biasanya Jimin hanya menggodanya tapi kali ini Yoongi membuat sentuhan fisik secara langsung, tubuh Eure memanas menandakan ada yang tidak aman.

"Yoongi menjauhlah, atau aku akan teriak."

"Teriak saja, rumah ini luas dan memakai peredam, luas tanah disini bisa memutus suara mu untuk terdengar ditelinga orang lain, jadi jangan lakukan hal yang sia sia." Yoongi memejamkan matanya, bisa Eure lihat laki-laki ini dengan sangat dekat dan jelas. Eure menelan ludahnya kasar.

"Terserah kau saja." Eure pasrah dan merebahkan kepalanya pada sandaran sofa.

Yoongi mengambil tangan Eure dan membawanya ke kepala Yoongi, dan ia mulai mengusap rambutnya sendiri dengan tangan Eure, bukankah dia sangat aneh?

"Kenapa kau ini?" Tanya Eure lesu.

"Aku harusnya sangat marah padamu, aku sudah bilang tadi, kau ke Seoul dan tidak menemui ku, kau tau selama ini Jimin sakit dan kau juga tidak bilang, kau membohongi dirimu, aku kesal atas kebodohan mu, jadi ini cara ku agar tidak menghukum mu, biarkan seperti ini sampai amarah ku hilang." Ucapnya lagi, ia menghentikan usapan tangan Eure dirambutnya, Eure pun terdiam cukup lama, menatap wajah Yoongi yang sepertinya tidur?

My Bisexual Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang