30.

91 9 1
                                    

"Kalian pikir ada yang boleh memiliki Eure selain aku huh?!" -Min Yoongi.




Yoongi membereskan meja kamarnya usai menyelesaikan skripsinya tadi malam, sungguh ia sangat mengantuk, apalagi siap mengambil hadiah dari Jimin, tubuhnya sangat lelah. Ia baru saja tiba dirumah usai dari apartemen Jimin, ya mereka melakukannya lagi.

"Ponsel lama ku. Belum ku perbaiki." Gumamnya.

Ia mengambil ponsel tersebut, dan mencoba menyalakannya namun layarnya benar-benar memutih.

"Buang saja." Gumamnya lagi, lalu membuangnya ke tong sampah kamarnya.

Saat melanjutkan beberesnya ia menemukan secarik kertas yang dulu Eure pernah tuliskan untuknya tentang aturan minum obat, kertas tersebut sedikit terlipat dibagian ujung.

Sssrrrr..

Tubuh Yoongi meremang.

"Aku merindukan mu." Yoongi bermonolog, akhirnya ia menyimpan kembali kertas tersebut.

Ia melanjutkan dengan membersihkan tubuhnya dan langsung menaiki ranjang untuk beristirahat.

Baru saja ia ingin memejamkan mata pintu kamarnya diketuk keras oleh ayahnya, tak berlama lama ia langsung kembali berdiri dan membuka kan pintu.

"Ayah.." sapanya dengan sedikit senyuman lelah.

"Selamat atas kelulusan mu." Ucap Namjoon.

"Masuk lah ayah." Yoongi membawa ayahnya masuk kedalam, karena Yoongi tau betul jika hanya sekedar ucapan selamat itu bisa saja di lakukan ayahnya besok pagi saat sarapan, pasti ada hal lain.

"Ada apa ayah? Aku tau kau bukan seseorang yang suka berbasa basi." Tukas Yoongi.

"Baiklah, ayah ingin bicara padamu. Ini soal ibu mu, ibu mu semakin parah Yoongi-ah, bahkan kini ia memiliki luka luka dibadannya karena kecemasannya terhadap mu."

"Aku bahkan tidak melakukan apapun ayah, mengapa menjadi salah ku?"

"Tidak, ayah tidak menyalahkan mu. Ibu mu terus khawatir akan dirimu dan Jimin."

"Jimin? Bukan kah ayah menyetujui kami?" Yoongi terperangah seolah-olah Yoongi lah yang membuat ibunya semakin parah. Perlu diketahui gangguan psikosomatik bisa menyebabkan kecemasan yang luar biasa membuat si penderita memiliki ketakutan berlebihan menyebabkan ia bisa melukai dirinya akibat depresi terlalu berat.

"Yaa justru karena itu, ia ingin kalian memiliki penyelesaian, ayah tak ingin memberatkan pikiran mu, tapi jika kau ingin berfikir lebih matang, kau adalah anak tunggal, kami berharap banyak padamu, bukan semata mata soal pewaris, tapi soal keturunan, ayah minta maaf jika ini menggangu hal pribadi mu." Ucap Namjoon hatihati. Hati Yoongi terenyuh, pasalnya ayahnya tak pernah meminta maaf atau bahkan memikirkan hal pribadinya,

"Ayah, biar ku beri tau kau satu hal, jika kau ingin tau, Jimin adalah seseorang yang sangat baik berhati lembut, jika aku wanita aku akan sungguh sungguh mengejarnya, dia bahkan memikirkan orang lain saat dirinya saja dalam keadaan sulit, akhir-akhir ini kami memikirkan persis dengan apa ayah katakan barusan, ayah.." Yoongi terdiam dan Namjoon menatap putranya lekat.

"Jika kau tau bahwa cinta tak bisa dipaksakan maka dari dulu kau menyetujui aku dengan Jimin, tapi kami ini adalah dua manusia yang salah arah menurut orang orang seperti ayah, tapi kami bahagia. Dan ayah tau apa? Kini Jimin mulai memikirkan hidupku, hidup ayah dan perusahaan ayah, dia bahkan memikirkan penerusku, yang artinya aku harus menikahi perempuan untuk mendapatkannya, sama seperti yang ayah dan ibu mau. Ayah tau bukan itu adalah hal yang sulit untuk ku? Tapi Jimin terus meyakinkan ku jika berpisah dengannya bukan hal yang buruk, dia meminta ku untuk menikahi perempuan, dan sama halnya dengan dia yang juga akan melakukan hal yang sama. Ayah perlu tau jika Jimin sejatinya lelaki normal yang menyukai perempuan, tapi karena aku lah dia menjadi seperti ini, dan kini dia juga yang menyemangati ku untuk kembali kepada takdir kami, jika kau bertanya seberapa aku menyanyangi nya, itu bahkan lebih dari aku menyanyangi mu, itulah faktanya. Karena dia lah yang mengerti ku melebihi dirimu." Jelas Yoongi dengan air mata mulai berjatuhan.

My Bisexual Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang