21.

96 9 0
                                    

Sedikit menghibur bukan berarti aku melupakannya. -Eureka



"H hai.." ucap ku menyapanya saat ia berusaha terus menunduk dan enggan menatap ku. "Yoongi-ahh.." sambung ku.

"Iya, ada apa Eure? Ada apa kau kesini? Kau ingin menuntut ku juga atas pendidikan mu yang terhenti? Kau ingin menuntut ku atas hilangnya pertama mu? Kau ingin menuntut ku kan?!" Bentaknya tak sabaran, sungguh aku terkejut mendengar semua perkataannya.

"Ka-kau.." aku terdiam sesaat dia menatapku dalam. "Ah hentikan tatapan mu, aku takut."

"Maaf Eure, aku terbawa emosi."

"Maaf?" Kata maaf ini jauh lebih mengejutkan dibanding dia membentak ku barusan.

"Sudahlah lupakan." Terlihat dia masih saja menjaga gengsinya, tapi ku akui untuk maaf kali ini dia sungguh tulus.

"Baiklah,-"

"Ada apa kesini?"

"Oh iya aku sampai lupa, aku hanya ingin berpamitan padamu, besok aku akan pergi ke Busan, mungkin untuk waktu yang cukup lama, aku minta maaf jika nanti belum bisa menemani mu bertemu Jimin-"

"Apa masih perlu?"

"Maksud mu? Apa kita sudah selesai?" Tanya ku gugup, "ah begini, apa kita tidak perlu melanjutkannya?" Tanyaku bingung.

"Kau lihat? Aku disini sekarang, tak banyak yang bisa ku lakukan, aku yakin ayahku juga takan mau menolong ku, kau tau selama ini dia membenci ku-"

"Tidak, dia tidak membenci mu. Kau harus tau satu hal, dia sangat menyanyangi mu bahkan peduli akan dirimu, hanya saja keras nya membuat kau merasa dia membenci mu."

"Seandainya hidupku semanis ceritamu barusan."

"Tunggulah sampai ayah mu sadar, dia akan membantu mu keluar dari sini, kau tidak bersalah Yoongi." Ucapku padanya, dia tersenyum sinis lalu kembali menunduk.

"A-aku sudah dikeluarkan dari kampus, besok aku akan ke Busan, jika aku tidak lagi dibutuhkan oleh mu dan Jimin, maka aku akan cukup lama disana, ya kau pasti mengerti hari-hari ku berat bukan?" Yoongi menatapku tajam. "Ah tidak, aku tak menyalahkan siapapun,-"

"Aku tau, akulah yang bersalah membawa mu kedalam masalah masalah ku, aku dan Lihoon bukan semata-mata karena kau Eure, ada hal lain yang membuat ku begitu membencinya."

"Jika aku boleh tau?"

"Nanti pasti kau akan tau."

"Baiklah, jadi aku akan pergi, ini ibu ku membuatkannya untukmu, katanya kau pasti suka." Eure memberikan sebuah rantang yang berisikan makanan kesukaan Yoongi.

"Terimakasih, nanti akan ku makan, lagian makanan disini memang tidak enak, bilang pada ibumu aku akan makan dengan baik." Jawab Yoongi.

"Baiklah, kalau begitu aku pamit."

"2 hari," katanya padaku.

"Apanya yang dua hari?"

"Kau hanya boleh pergi dua hari, selesaikan urusan mu disana segera lalu kembali kesini, pada ku." Putusnya.

"Apa kita masih?"

"Jangan banyak bertanya Eure, kau tau bukan aku tidak suka orang yang ingkar? Kembalilah dalam dua hari."

"Baik." Jawab ku menurut.

"Beritahu Jimin bahwa aku baik-baik saja."

"Nee." Jawabku.

Aku pergi meninggalkannya, sampai hari ini Jimin belum bertemu Yoongi, itu karena Jimin takut akan memperkeruh keadaan, ia hanya datang untuk melakukan pemeriksaan tanpa bertemu Yoongi, itu juga karena Kai melarang Jimin untuk tidak bertemu Yoongi sementara waktu, dikarenakan media sibuk memberitakan Yoongi sebagai tersangka atas penembakan ayahnya sendiri, Kai tidak mau berita itu menjadi-jadi karena adanya Jimin juga.

My Bisexual Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang