28.

86 8 1
                                    

"Bagaimana cara ku menyakinkan mu, bahwa aku sangat ingin kau bahagia dengan semestinya?" -Park Jimin



Malam itu juga Taehyung mengantar ku bersama Kookie ke stasiun kereta, ya kami menyempatkan untuk bertemu kembali dan makan malam bersama, hubungan Taehyung dan Kookie jauh membaik setelah kejadian dirumah sakit itu, aku paham Kookie pada saat itu membenci ku, tapi kini Kookie tak lagi kecewa dan marah padaku. Aku percaya pada Taehyung yang mampu mengatasinya. Aku lega, aku tak ingin Kookie menjadi musuh ku, dia terlalu lucu dan menggemaskan untuk ku jadikan musuh.

Aku memeluk mereka berdua dengan erat.

"Aku akan merindukanmu." Ucap Kookie manis.

"Aku juga akan merindukan kalian, terutama kau." Jawab ku pada Kookie.

"Kami akan sering ke Busan, mungkin setiap akhir pekan kami akan menginap." Sambung Taehyung.

"Aku akan menerima kalian dengan senang hati, tentu saja harus membayar sewa jika kalian menginap dirumah ku!" Jawab ku tertawa.

"Cih dasar mata duitan!" Upat Taehyung. Aku tertawa karenanya. "Eure?" Panggilannya lirih, aku tersiam sesaat. Mereka melepaskan pelukannya, hingga aku berdiri tepat dihadapan dua lelaki berhati malaikat ini.

"Hmm?" Jawab ku.

"Kau bisa kembali kapan saja, kapan kau merasa siap, aku akan mengurus surat cuti mu di kampus, dengan semua bukti itu aku yakin pihak yayasan akan mempertimbangkan mu, lagain surat resmi kau dipecat dari kampus juga tidak ada kan? Kau tidak perlu menjawabnya sekarang, kau bisa cuti setahun atau dua tahun, atau selama apapun yang kau mau, dan kau bisa kembali saat kau merasa siap, kuliah musik adalah impian mu, menjadi produser dan menjual lagu-lagu terbaik adalah cita-cita mu, kau akan membuka sebuah label musik yang besar nanti, aku masih percaya akan hal itu." Aku betul-betul terharu atas apa yang diucapkannya barusan, ya semua itu benar.

"Taehyungg... kau membuat ku sedih..." aku memeluknya sekali lagi, terisak dalam pelukannya, dia mengelus surai ku. Kookie turut menepuk lembut pundak ku.

"Kembali lah, dan bawalah bibi Areum mu itu saat kau siap kembali ke kota ini, hm?" Ucapnya lagi.

"Akan ku fikirkan."

"Terimakasih untuk pertimbangannya, apapun yang ku lakukan untuk mu semata-mata untuk masa depan mu. Bibi Enha seperti ibu kedua bagi ku, aku bahkan sering makan dirumah mu saat kau tidak ada, kau adik ku, sahabat ku, kau tanggung jawab ku." Dia melepaskan ku. "Pergilah, kereta mu akan berangkat 10 menit lagi." Ucapnya, Kookie dan Taehyung melepasku didepan ruang masuk kereta. Aku melambaikan tangan, rasanya aku sedih sekali melihat wajah dua orang yang mengantar ku ini. aku sedih jika harus berpisah dengan mereka, tapi ini keputusan ku.

"Euree-aah!!" Teriaknya memanggil ku.

"Hmm? Ada apalagi?" Jawab ku pada Taehyung. Dia berlari dan kembali memeluk ku sekali lagi, dan apaa?! Dia mencium kening ku cukup lama. Aku merasakan nafasnya yang hangat di dahi ku. Aku hanya diam menikmatinya, saat aku sadar bahwa ada Kookie yang melihat dari kejauhan sana, aku menolak tubuhnya.

"Hei tidak apa, Kookie takan cemburu padamu." Jawabnya seolah tau apa isi hati ku. Aku melirik ke arah Kookie, dan benar dia tertawa melihat kami. Aku tidak bisa membayangkan jika aku benar-benar menghancurkan mereka berdua. Kau akan tetap menjadi sahabat ku Taehyung, bersama Kookie mu yang lucu itu.

****

Eure tiba di Busan kembali pukul 2.30 pagi. Eure sengaja tak langsung pulang kerumah, ia ingin singgah ke minimarket 24 jam membeli banyak makanan untuk Areum.

My Bisexual Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang