19.

102 9 0
                                    

Semua telah lenyap, aku tidak punya apa-apa sekarang. -Eureka




"Hyung.." Tae memanggil Yoongi yang termenung setelah melakukan transfusi darah untuk ayahnya, beruntung Namjoon masih terselamatkan, dan kini Namjoon sedang melawan masa keritisnya.

"Hyungg.." Yoongi tak menjawab panggilan yang kedua kalinya. Tae lalu mendekat pada Yoongi dan memegang tangan Yoongi.

Yoongi lantas menyingkirkan tangannya karena terkejut dengan perlakuan Taehyung.

"Maaf, ada hal yang kau harus tau tentang Eure." Ucap Tae serius.

"Ada apa dengannya?"

"Eure akan di drop out jika aku tidak bisa membuktikan jika foto yang beredar adalah kesalahan dan Eure hanyalah korban, Eure akan kehilangan masa depannya. Kau tau? Di saat dia sedang hancur dengan dirinya, dia masih memikirkan mu dan menangisi ayah mu yang membuatnya seperti ini sepanjang jalan."

Deg.

Jantung Yoongi seakan berhenti mendengar jika Eure akan di drop out dari kampusnya, Yoongi tau betul jika gadis malang itu sangat mencintai kampusnya dan sangat bangga akan kuliahnya.

Yoongi memijat pelipisnya menandakan betapa ingin pecahnya kepala Yoongi saat ini.

Tak lama Kai datang menyusul Yoongi, dan mendapati Yoongi tengah bicara serius dengan Tae.

"Maaf mengganggu, apa urusan mu sudah selesai? Kita harus kembali ke kantor polisi untuk melanjutkan pemeriksaan." Ucap Kai, mereka memang di jaga oleh dua polisi selama dirumah sakit untuk melakukan pendoroan darah untuk korban, yaitu Namjoon.

"Kai, kau membawa flashdisc nya?" Tanya Yoongi. Kai langsung merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah besi kecil berbentuk persegi panjang. Yoongi lantas mengambilnya.

"Kau ada laptop?" Tanya Yoongi pada Taehyung.

Taehyung membuka tas sandangnya dan mengambil laptopnya. Yoongi memberikan flashdisc tersebut.

"Apa ini? Isinya kosong." Ucap Tae setelah membuka semua folder.

"Yang benar? Tidak mungkin anak buah Lihoon memberikan ini tanpa maksud." Ucap Kai kesal.

"Carilah dengan benar." Titah Yoongi, Tae pun masih berusaha.

Tak sabar dengan gerak Taehyung, Yoongi pun mengambil alih laptop tersebut, mencoba mengacak semua file, namun tetap saja Yoongi tak menemukan hal apapun.

"Sial!! Apa dia mempermainkam kita?" Tanya Yoongi memukul layar laptop.

"Hyung.. laptop ku bisa rusak." Ucap Tae.

****

"Kau sendiri?" Ucap Jimin menyapa Eure yang sedang duduk di taman rumah sakit.

"Aku bersama Tae, apa Yoongi sudah selesai melakukan pengambilan darah?" Tanya Eure.

"Ntahlah, ku rasa sudah." Jawab Jimin dan duduk disebelah Eure. "Kau baik-baik saja?" Tanya Jimin yang tau betul wajah Eure sangat tidak pandai menyimpan perasaan apapun.

"Aku akan di keluarkan dari kampus ku Jimin. Pihak yayasan tak mempercayai kesaksian ku, aku sudah tidak tau harus bagaimana saat ini, cita-cita ku bersama ibu ku akan lenyap Jimin." Air mata Eure tak dapat lagi terbendung, kali ini bukan Taehyung yang mengusapnya, melainkan Jimin.

Jimin memeluk Eure, "Akan ku bantu bagaimanapun caranya agar biadap itu mengaku."

"Aku kehilangan diri ku, aku tak mengenal diri ku saat ini." Sambung Eure.

My Bisexual Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang