Terjebak di dua hati, apa yang harus ku lakukan? -Min Yoongi
•
•
•Suana rumah sakit sedikit ricuh, karena wartawan sibuk mencari berita Namjoon, namun tak satupun dari mereka dapat menembus keluarga Min Namjoon.
Pagi itu Niana sedang membersihkan sisa perban pada bahu Namjoon, dia sudah jauh membaik.
"Namjoon-ah, anak kita sedang ditahan, apakah kau bisa segera bangun? Bagaimana bisa dia ditahan atas bukan kesalahannya?" Niana bermonolog.
"Ibu.." suara lelaki itu memecah konsentrasi Niana. Niana lantas membalikkan tubuhnya ke sumber suara.
"Yoongi!!" Serunya.
Niana buru-buru memeluk Yoongi, "kau sudah pulang?"
"Kakek membebaskam ku."
"Dia memang selalu bisa diandalkan." Balas Niana.
"Bagaimana keadaan ayah?"
"Dia masih belum sadar, tapi dokter bilang dia jauh membaik."
Yoongi melangkah menuju sang ayah,
"Ayah, maafkan aku, seandainya kau tidak menghalangi ku membunuh Lihoon, ini semua takan terjadi." Sesal Yoongi.
"Sudah lah nak, semua sudah terjadi, toh kau tidak sengaja, ibu mengerti, ayahmu hanya tidak ingin kau menjadi seorang pembunuh, masa depan mu panjang Yoongi." Ucap Niana.
"Kau terlihat berbeda hari ini." Ucap Yoongi pada ibunya.
"Apanya?"
"Ntahlah, aku sedikit merasa dekat dengan mu." Balas Yoongi ragu.
"Yoongi-ah! Kau putra ku, bagaimana bisa kau berkata seperti itu? Tentu saja kita dekat, kau lahir dari rahim ku." Tegas Niana.
"Bu, aku hanya bercanda, tapi aku memang sudah lama tidak seperti ini dengan mu." Cicit Yoongi. "Bisakah aku bicara dengan ayah?"
"Tentu saja bisa, kau ingin ibu tinggal?"
"Tidak perlu, ibu disini saja." Balas Yoongi.
Yoongi mengelus dada sang ayah, bekas tembakan itu.
"Ayah... lama rasanya aku tidak menyentuh kulit mu." Gumam Yoongi.
"Segeralah sadar, aku merindukan mu." Ucap Yoongi singkat. Tak ada yang tau bagaimana rasa sayang Yoongi pada orangtuanya, namun kali ini Niana mendengar langsung dari mulut putranya.
"Ayah mu akan segera kembali, kau harus kuat." Sambung Niana.
"Hmm." Yoongi mengangguk kecil.
"Ibu akan mengambil perban baru, jagalah ayahmu sebentar." Pinta Niana.
"Nee." Balas Yoongi.
Yoongi terdiam menatap dalam wajah sang ayah, ayah yang selama ini selalu memukul bahkan hampir membuat Yoongi mati itu.
"Ayahh, aku huh, mungkin sedikit suka dengan keputusan mu atas menghadirkan Eure di dalam hidup ku, perlahan hatiku mencair, tapi- jika kau juga ingin tau, bahwa aku sangat mencintai Jimin."
"Ayah, aku lah yang menyebab kan Jimin menjadi seperti ini, aku yang memaksanya, jadi ini memang salah ku, aku tidak ingin melukai perjuangannya untuk ku," kini air mata Yoongi mulai mengalir, terus bicara pada ayahnya yang masih belum sadar itu.
"Ayah, kau tau, sejak adanya Eure, aku benar-benar kalang kabut atas diriku sendiri, aku seperti tidak bisa memilih, dia berjuang banyak untuk ku, kehilangan dirinya, masa depannya, dan harga dirinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bisexual Boyfriend
Romance"Ini kisah ku, tentang 3 orang manusia yang terjebak antara cinta segitiga. Jika kau berfikir aku lah yang diperebutkan disini, kau salah. Aku justru sedang memperebutkan sesuatu yang seharusnya memang milik ku." Jadi, apa tanggapan mu tentang gay...