27.

98 8 0
                                    

"Hidupku telah pergi bersama dengan arwah ibuku, yang tersisa raga hanya raga yang rentan ini" -Eureka



Sore yang melampaui batas senja bergerak menjadi malam yang senyap, tubuh putih Yoongi yang hanya menyisakan dalaman itu berjalan menuju dapur. Berusaha mencari apa saja yang bisa dia santap untuk makan malam.

"Astagaaa!!!" Suara lelaki manja itu berteriak.

"Aishh kau ini bikin kaget saja!" Jawab Yoongi terengah.

"Bagaimana bisa kau hanya memakai celana dalam Yoongi-ah?!!!" Teriak Jimin.

"Memangnya kenapa? Bukan kah kau sudah melihat seluruhnya? Seperti baru mengenal ku kemarin saja." Yoongi tetap berjalan lalu mengambil sepotong roti dan sebotol minuman beralkohol dari dalam kulkas.

"Yaak!! Setidaknya pakai dulu celana mu." Protes Jimin.

"Cih sudahlah aku lebih nyaman seperti ini."

"Huft, terserah kau saja." Jimin lalu kembali ke ruang tengah usai ikut mengambil roti, tampaknya dua lelaki itu tengah dilanda kelaparan.

Ruangan yang amat berantakan, bisa di tebak jika sudah terjadi peperangan amat dahsyat disana, seperti dua manusia yang dimabuk rindu dan melampiaskan semuanya pada yang orang sebut dengan bercinta.

****

Busan, 18.30.

"Kau sudah pulang?"

"Hari ini aku pulang lebih awal, aku lelah sekali, aku rasa aku sedikit demam." Jawab Eure lesu.

"Ya ampuunn... Istirahatlah, aku akan membuatkan mu sup." Jawab Areum khawatir, tampak senyum simpul dari bibir gadis bersurai panjang itu.

Sudah 2 minggu lebih mereka tinggal bersama, sejak Eure berkerja di toko bunga, Eure menyewa sebuah rumah dengan 2 kamar, ia memang sengaja mencari kontrakan dengan dua kamar, itu karena ia ingin mengajak Areum tinggal bersamanya, awalnya Areum menolak, namun dengan seribu jurus Eure, Areum menyetujui untuk meninggalkan rumah sakit jiwa itu. Kini mereka berdua tinggal bagaikan ibu dan anak.

Areum banyak bercerita bahwa dirinya tinggal di rumah sakit jiwa itu sudah sejak lama, bahkan dari dia gadis, Areum tidak pernah menikah bahkan tidak mengenal lelaki mana pun.

Eure sangat tersentuh dengan semua cerita Areum, Areum bilang dia mempunyai keluarga namun ia lupa keluarga nya dimana dan siapa nama keluarganya, diketerangan data pribadinya tak satupun menjelaskan tentang keluarga Areum, itu sebabnya hati Eure terketuk untuk membawa wanita paruh baya itu hidup bersamanya.

"Bi, apa kau sibuk?" Tanya Eure sembari berjalan menuju dapur.

"Tidak terlalu, sedikit lagi supnya matang. Kau duduk lah," ucap Areum khawatir dan memegang bahu Eure agar Eure duduk di kursi meja makan.

"Aku tak apa bi, oh ya aku akan ke Seoul besok, aku akan mengambil beberapa pakaian ku, dan juga beberapa pakaian ibu ku yang mungkin bisa kau pakai, jika kau mau." Ucap Eure hati-hati.

"Jika kau senang aku memakainya, aku akan menyetujuinya, lagian siapa yang boleh menolak rezeki hm?" Canda Areum.

"Baiklah, aku akan membawanya sebanyak yang aku bisa, apakah kau mau ikut dengan ku?" Tanya Eure lagi.

"Sejujurnya aku ingin sekali, tapi ku rasa besok aku akan sibuk, karena di rumah abu akan ada acara besar, acara ini di adakan dalam setahun sekali, aku belum pernah ikut, dan aku sangat penasaran." Jawab Areum menyesal.

"Aah tak apa, kau bisa ikut ke Seoul dengan ku lain kali, tapi acara rumah abu tidak bisa di tunda, kau tak mungkin menunggu sampai tahun depan lagi kan?"

My Bisexual Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang