"Jika aku tidak kembali besok, maka aku telah mati ditangan Min Yoongi." -Eureka.
•
•
•Akhirnya Eure berhasil mengerjakan skripsi Jimin, walaupun pada awalnya Jimin menolak namun lama kelamaan dia malah senang Eure yang mengerjakan itu membuat Jimin bisa lebih banyak istirahat.
Tubuh Jimin semakin hari semakin melemah, itu membuatnya tak banyak beraktifitas, ia mudah sekali lelah bahkan ia lebih sering merasakan sakit kepala dibanding sebelumnya.
Hari ini Jimin kembali melakukan pemeriksaan mingguannya, kali ini ia ditemani Eure, itu karena Jimin ingin mengenalkan Eure pada Rose.
Hubungan Jimin dengan Rose kian dekat, yang awalnya hanya teman biasa, kini satu level lebih dekat, walaupun sebenarnya Jimin juga belum sepenuhnya menyukai Rose, karena melupakan Yoongi bukan lah hal yang mudah untuknya namun dengan bertemu Eure setiap hari membuat dorongan dalam dirinya semakin kuat untuk melupakan Yoongi, hingga akhirnya Jimin bisa mengontrol dirinya agar biasa saja setiap melihat Yoongi, walau terkadang Yoongi masih saja menguluhkan perpisahan mereka.
Sampai dirumah sakit, Eure menunggu sebentar saat Jimin melakuan scan pada kepalanya dan pengambilan darah. Setelah menunggu sekitar dua jam-an akhirnya Jimin keluar dengan kursi roda.
"Kenapa pakai kursi roda?" Tanya Eure pada Jimin yang dibantu dokter Rose.
"Dia siapa?" Tanya Rose.
"Ooh dia sahabat ku, dia yang mengantar ku kemari." Jawab Jimin lembut.
"Ah aku Rose, aku dokter yang menangangi Jimin." Rose menyodorkan tangannya pada Eure, Eure menyambutnya baik.
"Eureka."
"Jimin sedikit melemah setelah pengambilan darah, mungkin akibat dia sering bergadang." Jawab Rose.
"Dia kerap kali mengeluh susah tidur, mungkin itu yang menyebabkan nya selalu bergadang." Balas Eure.
"Kau tau?"
"Ya Eure membantu ku mengerjakan skripsi ku." Tukas Jimin.
"Ooh, baiklah. Mari keruangan ku." Ajak Rose.
"Hampir saja dia salah paham, dasar mulut sampah." Rutuk Eure pada dirinya.
Saat akan masuk dalam ruangan dokter muda nan cantik itu mereka berpas-pasan dengan Yoongi dan Niana.
"Eure?" Ucap Niana, karena memang Eure lah orang yang pertama kali Niana lihat dan kenal, sementara Jimin sedikit lebih rendah di kursi roda, dan Rose yang mereka tidak kenal.
"Nyonya? A-apa kabar?" Tanya Eure kaku.
"Bukan kah itu Jimin?"
"Astagaa aku mati kutu." Gumam Jimin.
"Ya aku sedang menemani Jimin pemeriksaan rutin." Jawab Eure kaku, bahkan dia tidak sanggup menatap Yoongi.
"Sejak kapan kau di Seoul?"
"Se-sejak-"
"Sudah lama," balas Jimin singkat.
"Kenapa tidak beri tahu jika ingin pergi periksa?" Tanya Yoongi sinis pada Jimin.
"A-aku takut kau sibuk, itu saja." Jawab Jimin singkat.
"Kau sakit apa?" Tanya Niana khawatir.
"Aah aku hanya melakukan pemeriksaan rutin saja." Balas Jimin lagi.
"Lalu kenapa di kursi roda?"
"Dia agak sedikit lemah setelah pengambilan darah. Mari." Jawab Rose, dan Rose membawa Jimin masuk kedalam ruangannya meninggalkan Eure dengan kaku sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bisexual Boyfriend
Romance"Ini kisah ku, tentang 3 orang manusia yang terjebak antara cinta segitiga. Jika kau berfikir aku lah yang diperebutkan disini, kau salah. Aku justru sedang memperebutkan sesuatu yang seharusnya memang milik ku." Jadi, apa tanggapan mu tentang gay...