54

811 38 0
                                    

Eh, eh itu yang baca tapi gak ngevote kenapa sih pren🤧
Kalo baca wajib hukumnya ngevote ya pren. Jangan pelit bentar lagi mau masuk bulan ramadhan. Harus nyari pahala banyak-banyak. Dengan ngevote sama baca cerita aku udah pahala banget buat kalian.
.
.
.
.
.
Happy reading✨
.
.
.
.
.

Kejadian semalam, adalah kejadian dimana Reyhan yang telah mengutarakan isi hati yang sebenarnya terhadap seorang gadis yang akhir-akhir ini sering memenuhi pikirannya.

Dengan mengutarakan semuanya apa yang telah dirasakannya selama ini di dalam hatinya, membuat Reyhan merasa lega. Semua yang diutarakan semalam adalah perasaan yang begitu tulus, tanpa unsur paksa apapun.

Bahkan, soal tantangan itu tak terbesit di dalam pikirannya sedikitpun. Reyhan merasa sangat lega karena telah mengutarakan semuanya apa yang dia rasakan selama ini, dia juga tidak bisa membohongi perasaannya sendiri.

Senyum begitu indah yang terukir di bibirnya saat menatap pantulan dirinya lewat cermin yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Akhirnya gua lega bisa jujur gimana perasaan gua yang sebenernya ke Nayla" monolognya yang masih setia berdiri didepan cermin.

Seketika terlintas di pikirannya tentang tantangan dari sahabat-sahabatnya itu. "Gua jadi takut kalo Nayla tau yang sebenernya. Kalo awalnya gua emang niatan dari tantangan itu, tapi sekarang gak lagi"

"Oke, itu bakalan jadi urusan nanti. Gua harus nerima apapun konsekuensinya" ucapnya meyakinkan diri sendiri.

Setelah bermonolog di depan cermin, Reyhan langsung merambat kunci motor dan tasnya untuk segera berangkat sekolah, tetapi lebih tepatnya adalah menjemput Nayla terlebih dahulu.

Saat di lantai bawah, Reyhan melihat keluarga kecilnya tengah sarapan bersama di meja makan. Sebelum melanjutkan kemana tujuannya, Reyhan menghampiri keluarga kecilnya terlebih dahulu.

"Pagi pah, mah, dek!" Sapa Reyhan dengan mengelus puncak kepala Lussy dengan sayang.

"Pagi!" Jawab mereka serempak.

"Sarapan dulu bang," ucap Lussy mendongak menatap Reyhan.

Reyhan menunduk. "Nanti Abang sarapan disekolah aja."

"Kenapa harus disekolah? Sarapan dulu, masih pagi udah mau berangkat aja," tutur Dewi sembari menyodorkan makanan pada Hans, suaminya.

"Nanti Rey, sarapan disekolah aja mah, seriusan deh."

"Tumben pagi-pagi, ada apa?" Tanya Hans, papa Reyhan.

"Ada urusan, pah. Biasa urusan anak muda," balas Reyhan diakhiri kekehannya.

Mama mendudukkan bokongnya. "Ya udah nanti jangan lupa sarapan oke."

"Oke mah. Rey, berangkat ya." Pamitnya dengan menyalimi tangan orang tuanya dan terakhir mencium puncak kepala Lussy dengan sayang.

"Hati-hati bang!"

"Oke"

.....

Tepatnya dikamar Nayla, terdapat keempat cewek yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah. Mereka berempat akan berangkat sekolah bersama dengan menggunakan mobil Nayla kali ini.

Tuan rumah hanya mengiyakan dan tidak masalah dengan hal itu. Mereka berempat sudah terbiasa melakukan hal seperti itu sebelum Nayla pindah.

Mereka juga akan melakukan hal yang sama, ketika mereka menginap di rumah Nindy ataupun yang lainnya, wajib hukumnya untuk bersiap-siap dan berangkat sekolah bersama menggunakan kendaraan si tuan rumah.

KETOS My Enemy Is Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang