73

497 21 1
                                    

Happy reading✨

 
 
"Jadi gini, waktu itu Iwan sempet ngechat kita bertiga buat ngumpul dirumahnya, Bagas. Disitu Iwan gak ngasih tau tujuan ngumpul itu buat apa,"

"Yaudah kita iyain. Pas udah kumpul ya__" Sasha menjeda ucapannya.

"Apa?" Tanya Nayla penasaran.

"Dia langsung jujur, awal macarin elu itu emang gara-gara tantangan itu." Jelas Sasha.

Nayla sudah merasa muak mendengar kata-kata itu. Terlihat dari raut wajahnya yang begitu emosi.

"Jujur kita bertiga kaget dan emosi banget disitu. Gue langsung ngedesek dia, maksudnya apaan. Dia jujur gak ada maksud apa-apa, cuma buat menuhin tantangan dari temen-temennya aja." Timpal Nindy.

"Tapi, Nay yang harus lu tau kalo itu cuma awalannya aja. Sebenernya, Reyhan itu emang udah bener-bener cinta dan sayang sama lu sekarang. Gue yakin banget disitu Reyhan ngomong jujur." Ucap Rara ikut menjelaskan.

"Terus disitu juga, Reyhan gak nyerah sama sekali buat nyari tau penyebab dari lu berubah itu apa. Bahkan, dia hampir stres cuma mikirin lu doang. Tapi untungnya, dia bener-bener sabar buat ngehadapin lu dan masalah lu berdua." Lanjut Rara.

"Mungkin emang udah jalannya, pertemuan lu dan Reyhan kek gitu. Tapi seiring berjalannya waktu dia bener-bener serius sama lu." Sahut Nindy lagi.

Nayla berpikir dan mencerna semua apa yang dikatakan oleh ketiga sahabatnya. Menurutnya apa yang dikatakan Nindy ada benarnya, mungkin jalan awalnya memang seperti itu untuk membuat mereka berdua bertemu.

Tetapi meskipun begitu Nayla tetap pada pendiriannya dan tidak bisa balik lagi dengan Reyhan. Karena ada cewek yang lebih menginginkan Reyhan, dan Nayla tidak ingin merebut kebahagiaan orang lain.

Nayla memejamkan matanya sebentar dan menghela napasnya. "Oke, gue ngerti. Reyhan juga udah ngejelasin itu semua, tapi gue susah buat percaya itu. Tapi sekarang mungkin gue udah percaya."

Mendengar ucapan Nayla membuat Nindy, Rara, dan Sasha tersenyum senang. Artinya hubungan sahabatnya akan segera membaik.

"Gue percaya bukan berarti gue bisa balik sama dia." Lanjutnya.

Ketiganya sontak terkejut dan menatap satu sama lain. "Kenapa?" Tanya Nindy.

Nayla beranjak dari tempat duduknya. "Ikut gue."

Ketiga sahabatnya pun mengikuti langkah Nayla masuk kedalam kamar untuk mengetahui apa yang akan Nayla perlihatkan.

Nayla mengambil mini voice recorder portabel versi terbaru milik Arlan diatas meja belajarnya dan membawanya diatas kasur, serta diikuti oleh ketiga sahabatnya. Nayla menekan tombol play agar ketiga sahabatnya bisa mendengar ucapan Rena dan Bianca di dalamnya.

Setelah beberapa menit mendengarkan, akhirnya ketiga sahabat Nayla mengangguk paham. Lalu, Nayla mematikan mini voice itu dan menatap ketiga sahabatnya secara bergantian.

"Itu alesan gue, kenapa gue gak bisa balik sama dia. Dan karena ini juga alesan gue ngejauhin dia." Ucap Nayla seraya menatap lurus kedepan.

"Tapi kan, Reyhan cintanya sama lu, Nay." Balas Nindy tak terima atas keputusan Nayla.

"Gue tau. Tapi gue gak bisa ngambil kebahagiaan orang lain demi diri gue sendiri. Keknya, Rena emang mau memperbaiki hubungannya sama, Reyhan dulu."

"Anjir gue gedek banget sama tuh cewek! Bukannya dia duluan yang ninggalin, Reyhan waktu itu!" Kesal Rara seraya meremas guling disebelahnya.

"Udah. Intinya gue minta kalian jangan kasih tau hal ini ke, Reyhan. Biar gue sendiri yang ngasih tau." Balas Nayla dengan menarik ketiga temannya untuk saling memeluk.

KETOS My Enemy Is Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang