3

2K 178 21
                                    

Huhu, aku up ni prennn. Jangan dibaca aja oke, harus vote. Gak boleh pelittt:v
.
.
.
.
.
Happy reading✨
.
.
.
.
.

"Tunggu!!" Instruksi orang itu dari belakang.

Nayla pun memberhentikan langkahnya dan diam di tempat tanpa menoleh sedikitpun. Setelah melihat Nayla yang diam di tempat, cowok itu langsung berjalan menghampirinya.

Benar saja, seseorang yang tidak begitu asing bagi Nayla, dan orang yang menginstruksinya adalah Reyhan.

"Oh jadi itu anak baru. Ck, baru aja masuk songong bener!" Ucap Bella yang menatap Reyhan dan Nayla, yang tak jauh dari mereka dengan tatapan tak suka.

"Udah sih lu diem aja!" Ketus Raka.

Saat Reyhan sudah berada tepat disamping Nayla, cowok itu menoleh kebelakang dan memberikan kode kepada teman temannya untuk bergabung bersama pengurus yang lain. Mereka yang mengerti akan kode yang Reyhan berikan langsung mengangguk dan pergi dari tempat itu.

Tinggallah mereka berdua didalam area sekolah yang tak jauh dari gerbang. Nayla menatap Reyhan dengan tatapan tak suka, dan alis yang dinaik turunkan seolah bertanya kenapa cowok itu memberhentikan langkahnya.

Tak menghiraukan tatapan Nayla yang bertanya kepada dirinya. Reyhan langsung mencekal tangan gadis itu, "ikut gua" tanpa menunggu jawaban dari Nayla, Reyhan langsung menariknya pergi dari tempat itu.

Gadis itu sangat terkejut, tidak ada angin tidak ada hujan kenapa cowok songong ini tiba-tiba menariknya.

Disaat Reyhan terus menarik tangan Nayla, cewek itu tidak bisa diam dan terus berontak. "Lepasin! Gue gamau ikut sama lu!" Teriak Nayla yang terus memberontak agar tangannya terlepas, namun hasilnya nihil.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Nayla, Reyhan masih terus menarik Nayla ke suatu tempat.

Taman belakang sekolah, Reyhan membawa Nayla ke taman belakang sekolah agar pembicaraan atau perdebatan mereka tidak ada yang mendengar.

Saat sudah sampai, Reyhan menghempaskan tangan Nayla begitu saja dengan muka datarnya. Sementara Nayla langsung melihat pergelangan tangannya yang sudah memerah akibat tarikan yang begitu keras.

Emosi Nayla sudah mencapai puncaknya, dia tidak terima tangan yang dia rawat setiap harinya memerah akibat cowok dihadapannya ini. "Gila ya lu! Lu kira gue apaan ha! Gue gak kenal sama lu! Dan dengan seenaknya lu narik-narik gue kek tadi! Punya hak apa lu!" Teriak Nayla menggebu gebu.

Reyhan tak bergeming sedikitpun, dia hanya menatap datar Nayla yang tengah emosi.

Merasa tidak ada jawaban dari cowok yang ada di hadapannya ini membuat emosi Nayla semakin bertambah. Tetapi dia berusaha meredakan emosinya dengan menarik napas dan buang pelan-pelan. Apabila dia terus berteriak akibat emosi maka dirinya akan terkena masalah di hari pertamanya masuk sekolah.

"Lu budek apa bisu?" Tanya Nayla yang bersedakap dada.

"Oh mungkin emang dua-duanya ya? Buang-buang waktu gue aja" ucapnya yang akan melenggang pergi.

Dengan cepat Reyhan mencekal tangan Nayla dan menariknya ke tempat semula.

Nayla menarik tangannya sendiri dengan kasar agar bisa terlepas dari cekakan itu. "Jaga sikap lu!"

"Jaga omongan lu!" Balas Reyhan datar.

"Gue bakalan jaga omongan gue kalo lu gak duluan!"

Reyhan tertawa hambar, "Gue? Duluan? Gak salah? Lu lupa kejadian tadi pagi? Udah nyerempet gak minta maaf lagi"

KETOS My Enemy Is Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang