62

653 19 0
                                    

Buat kalian yang udah baca dan nunggu cerita ini up makasih banyak ya.

Tapi jangan lupa buat ninggalin jejaknya juga ya pren. Oh iya jangan lupa juga buat komen di setiap paragrafnya ya.

Oke makasih. Sama-sama.

Sayang kalian para readers🤍
.
.
.
.
.
Happy Reading✨
.
.
.
.
.
 
 

"Nayla?" Reyhan terkejut saat melihat Nayla berada di belakang Rena.

Rena pun turut menoleh kebelakang. Disana terdapat Nayla yang sedang berdiri bersedekap dada sembari menatap Reyhan tanpa henti.

Nayla hanya menaikkan alisnya seolah bertanya kenapa dan disertai dengan senyuman yang dipaksakan.

"Kenapa?" Tanya Nayla menatap dua orang dihadapannya ini secara bergantian.

"Nay---"

"Oh! Gue ganggu ya? Aduh sorry banget ya udah ganggu aktifitas lu berdua pagi-pagi gini!" Potong Nayla cepat saat Reyhan ingin berbicara.

"Sok lanjutin. Gue balik dulu!" Nayla membalikkan badannya kian melangkah. Tetapi langkahnya terhenti saat Reyhan mencekal tangannya.

Gadis itu menatap tangan kekar Reyhan yang mencekal pergelangan tangannya. Kemudian atensi Nayla beralih menatap Reyhan.

"Lepasin bisa?" Tanya Nayla dingin.

"Gak! Dengerin dulu penjelasan aku!" Tahan Reyhan.

Nayla tersenyum kecut saat mendengar perkataan Reyhan. Kemudian Nayla menarik paksa tangannya dari Reyhan.

Setelah itu Nayla pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.

Reyhan hanya menatap kepergian Nayla yang telah menjauh. Setelah itu atensinya kembali menatap Rena yang terdiam dengan tampang tak berdosanya.

"Puas lu!" Bentak Reyhan.

"Nyesel gua udah bantuin cewek gatau diri kayak lu!" Setelah mengatakan itu Reyhan melenggang pergi meninggalkan Rena sendiri.

 
 
 
 
 
.....
 
 
 
 
 

Jauh dari area tenda gadis cantik itu sedang duduk sendiri di bawah pohon yang rindang sembari memainkan kerikil di depannya.

Nayla sedang dalam keadaan bingung akan kejadian Rena yang terlihat sudah seperti mengenal Reyhan lebih lama dari dirinya.

Nayla mendongak menatap langit yang sangat indah. "Aneh." Gumam Nayla.

"Apanya yang aneh?"

Nayla mengerutkan dahinya lantaran mendengar suara bariton yang tidak asing baginya. Nayla menoleh mendapati Arlan yang mendudukkan bokongnya tepat di sampingnya.

"Lu? Ngapain lu disini?" Tanya Nayla bingung.

"Harusnya gua yang nanya, ngapain lu disini sendirian?" Tanya Arlan balik.

"Gapapa. Gue cuma nyari angin doang," balas Nayla sembari memejamkan matanya dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

Nayla menoleh menatap Arlan disebelahnya. "Lu sendiri ngapain disini?" Tanya Nayla lagi.

"Gua cuma jalan-jalan doang," Nayla hanya beroh ria mendengar jawaban Arlan.

Arlan menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, kemudian beralih menatap Nayla kembali.

KETOS My Enemy Is Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang