67

536 10 0
                                    

Vote ya🙂

Happy reading✨

"Ada satu hal penting yang mau gua omongin sama lu bertiga,"

"Apa?" Tanya mereka bertiga secara serempak.

Reyhan lagi dan lagi menghela napasnya dalam-dalam. Dia ingin segera mengakhiri permainan yang pernah mereka janjikan.

Sebenarnya Reyhan tidak ingin membicarakan ini, karena mungkin ketiga temannya itu sudah melupakannya, pikirnya.

Tetapi Reyhan harus menjadi cowok yang menepati janji yang sudah dia buat dengan ketiga temannya. Selepas memberitahu ketiga sahabatnya, Reyhan akan tetap melanjutkan hubungannya dengan Nayla. Tetapi dia harus menuntaskan masalah ini terlebih dahulu agar bebannya telah hilang.

Cowok itu berniat ingin memberitahu Nayla, hanya saja menunggu saat yang tepat.

"Lu bertiga masih inget permainan truth or dare yang pernah kita mainin waktu itu?" Tanya Reyhan dengan serius seraya menatap ketiga sahabatnya dengan intens.

Mereka bertiga memutar kembali memorinya untuk mengingat apa yang Reyhan katakan.

Reyhan memperhatikan ketiga temannya yang sedang berpikir. Ternyata benar mereka bertiga tidak ada yang mengingat.

"Nah, gua inget!" Celetuk Raka ketika telah mengingat apa yang Reyhan maksud.

"Gua juga inget. Tantangan yang nyuruh lu buat pacarin, Nayla kan?" Tanya Bagas memastikan.

Reyhan mengangguk pelan. "Terus?" Tanya Iwan yang masih bingung.

"Emang lu bertiga gak nyadar, dengan hubungan gua sama Nayla sekarang yang udah sejauh ini, itu semua dari tantangan itu?" Tanya Reyhan.

"Gua inget sih, tapi gua ingetnya cuma sampe Nayla jadi pembantu di rumah lu! Selebihnya gua gak inget, karena kita sibuk ngurusin dia yang di sekap waktu itu." Jelas Bagas.

"Gua juga bener-bener gak inget," sahut Raka.

"Jadi lu waktu itu emang bener-bener deketin dia karena tantangan?" Tanya Bagas memastikan.

"Iya,"

"Tapi itu dulu, Gas. Gua sekarang emang udah bener-bener cinta dan sayang sama dia tanpa unsur apapun. Kalaupun cepat atau lambat Nayla tau hal ini, gua bakalan terima apapun konsekuensinya. Asalkan cuma satu, gua gak bisa kalo dia harus ninggalin gua,"

"Gua gak bisa kalo gua bakalan kehilangan orang yang gua sayang untuk kedua kalinya," lanjut Reyhan.

Ketiga sahabatnya itu ikut merasakan kesedihan yang sama dengan Reyhan. Jika mereka ada di posisi Reyhan maka tentu saja mereka akan sedih dan bingung seperti halnya dengan Reyhan.

"Gua mikirnya mungkin lu yang lupa, Rey." Ujar Iwan kembali.

"Kok gua?"

Iwan mengedikkan bahunya. "Gara-gara gua liat lu udah nempel banget sama, Nayla seneng sama dia. Jadi gua pikir lu udah ngelupain hal itu. Gua juga gak berani ngomong karena takut lu kepikiran. Dan itu bakalan jadi beban buat lu." Jelas Iwan dengan menatap Reyhan serius.

"Gua setiap hari ngerasain beban itu. Gua ngerasa bersalah banget udah nyakitin orang yang udah sayang banget sama gua," balas Reyhan terlihat frustasi.

Akhirnya Bagas pun memutuskan untuk mengakhiri tantangan itu. Bagas meminta Reyhan untuk tetap menjalin hubungannya dengan Nayla seperti pasangan normal pada umumnya.

Tanpa Bagas minta pun Reyhan akan terus melanjutkan hubungannya dengan Nayla, bagaimana pun caranya.

Tetapi rasanya Reyhan seperti tidak tenang jika harus melanjutkan hubungannya begitu saja tanpa Nayla ketahui kebenarannya seperti apa.

KETOS My Enemy Is Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang