Chapter 11 : Party

128 18 0
                                    

⚠️Gambar/foto hanya pemanis sekaligus ilustrasi dari tokoh/benda, hak cipta bukan milik Sof⚠️

.

.

.

Masih di hari yang sama. Sabtu pukul 15.05 p.m. Tsunade sedang berada di taman belakang mansion Senju dan sejak beberapa jam yang lalu hanya terdiam menatap pohon sakura dengan ayunan kayu disalah satu dahannya.

"Bibi sedang memikirkan apa?" tanya Kurama sambil mengambil duduk di samping kiri Tsunade.

Tsunade tersadar dari lamunannya dan menatap sejenak Kurama "Hanya memikirkan adik mu dan sedikit bernostalgia hehe" kekeh Tsunade tanpa menatap Kurama, ia justru menatap ayunan kayu tua itu.

"Oh ya bagaimana pertemuan Bibi tadi?" tanya kurama.

"Tidak mendapatkan apa-apa, yang ku dapat hanya ekspresi sedih mereka dan cerita kesuraman dari hidup kedua anak itu, jadi aku tidak mau memaksa mereka dan aku memutuskan untuk bertanya lain kali saja atau jika perlu aku tanya Kedua anak itu langsung" jawab Tsunade "Lalu kau sendiri sudah dapat informasi dari Tuan Alone?" tanya balik Tsunade.

Kurama menatap heran Tsunade "Jangan fikir aku tidak tahu kau mengadakan pertemuan dengan tuan Alone, Kurama!"

"Aah haha... Bibi sudah tahu ya. Sama saja tidak mendapatkan apa pun dan lagi aku juga tidak memiliki cukup keberanian untuk memaksa tuan Alone mengatakan kebenaran nya" jelas Kurama.

"Benar juga, orang itu berada ditingkat yang sangat jauh dari kemampuanmu, Kurama. Tapi dengan kau meminta pertemuan dan berbicara langsung dengan nya, itu bisa dibilang kau sangat beruntung, Kurama. Karena tidak semua orang bisa selamat ketika menemuinya dan Tuan Alone juga tidak sembarangan mau melakukan pertemuan secara personal dengan seseorang" Kata Tsunade, wanita itu terlalu melebih-lebihkan. Tapi memang itu kenyataannya.

Mereka cukup lama terdiam, lalu sepintas jalan keluar pun melintas dalam benak Kurama "Bagaimana jika kita melakukan tes DNA saja?" Kurama meminta pendapat Tsunade 'Kenapa tidak sejak kemarin saja ide itu terlintas, kenapa baru sekarang? Aku hampir lupa ini zaman moderen' iner Kurama kesal pada dirinya sendiri.

"Aah benar juga, kenapa kemarin tidak terfikir hehe" Tsunade terkekeh kembali meratapi kebodohan nya 'Bodoh, karena panik aku lupa jika teknologi telah berkembang pesat!'

"Kalau begitu aku akan meminta beberapa sempel rambut, darah, dan kuku mereka" ujar Kurama.

"Oh iya, kenapa kau sudah pulang, padahal ini masih jam kerja?" tanya Tsunade sambil melihat jam tangan nya.

"Haah pekerjaan ku lebih cepat selesai hari ini, mengurus dua perusahaan sekaligus ternyata cukup sulit" jawab Kurama "Bibi sendiri kenapa ada disini? Apa tidak ada oprasi atau rapat?" tanya balik kurama.

"Ya begitulah dan aku ingin mengistirahatkan sejenak tubuh dan fikiranku" jawab Tsunade.

Beberapa saat hanya ada keheningan "Bibi, oh ya aku ingin menanyakan ini sejak dua hari lalu. Apa Bibi mendapatkan undangan company anniversary dari MK Corporations?" tanya Kurama memulai obrolan kembali.

Tsunade menatap sejenak Kurama "Ya aku mendapatkan nya, tapi dalam rangka apa mereka mengundang kita? Kurasa kita tidak ada ikatan apa pun dengan mereka, ikatan kerja sama saja belum ada!"

"Entahlah, tapi aku mendapatkan firasat baik akan hal ini dan entah kenapa aku menjadi tidak sabar untuk malam ini" jelas Kurama antusias.

"Ya, aku juga merasakan hal yang sama" timpal Tsunade sambil tersenyum tipis.

Broken Dream Family |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang