Chapter 27 : I Hate

159 15 0
                                    

Setelah kekacauan itu, kedua keluarga pun berkumpul di ruangan yang memang dikhususkan untuk pertemuan atau pun tempat istirahat mereka di hotel itu.

Disana mereka mendiskusikan apa yang terjadi sebenarnya dan adu argumen pun tidak dapat terelakkan, mereka saling menyalahkan dan menuduh satu sama lain, suasana pun semakin memanas seiring topik yang dibahas semakin berat. Sedangkan para anak-anak melepaskan diri untuk menenangkan fikiran mereka, terutama Astra dan Kyuubi.

Kyuubi tengah berada disalah satu kamar hotel dan gadis itu masih bersama sang ayah dan masih saja menangis.

"Otouchan apa semua ini benar adanya dan soal Okaachan hike... Apakah ini mimpi? Hike..." suara parau gadis itu membuat sang ayah semakin memeluk kuat Kyuubi.

"Otouchan juga berharap semua ini hanya sebuah mimpi buruk saja, tapi dengan semua bukti itu, semuanya adalah kebenaran, otouchan pun tidak pernah menyangka jika Astra adalah anak otouchan, kakak mu Kyuu, otouchan berharap ini adalah sebuah lelucon semata, tapi semua ini nyata" pria itu putus asa dan ingin menyerah, tapi putrinya akan lebih menderita jika ia terlihat begitu menyedihkan.

Kedua ayah dan anak itu pun menangis bersama pada malam itu dan sama-sama berharap jika esok akan ada yang berkatan jika semua ini hanya lelucon yang dibuat oleh seseorang.

Kurama memang sudah diberi tahu soal rencana ini, tapi yang tidak pernah dia tahu adalah kebenaran atas semua tragedi yang menimpa nya serta keluarga besarnya, dia sangat terpukul atas hal ini, terutama kebenaran atas Astra.

.

Astra sendiri saat ini tengah berada disalah satu kamar hotel di gedung itu sejak setengah jam yang lalu, menikmati wain yang sudah ada di lemari es ruangan itu, saat ini ia telah menghabiskan 1 botol wain dan meracau tidak jelas, menangis tanpa sebab lalu tertawa terbahak-bahak lalu menangis kembali dengan racauan yang kacau, kamar hotel itu berada di lantai teratas gedung itu dan saat ini pemuda itu tengah berada di balkon kamar. Ya kamar itu adalah kamar yang sudah dipersiapkan untuk malam pengantinya dengan Kyuubi, perempuan yang selama ini ia cintai dengan teramat tulus. Namun sayang takdir tidak mengizinkan cintanya pada perempuan itu.

Ia dapat melihat banyak wartawan yang berkumpul di sekitar hotel itu, terutama di pintu masuk hotel, lalu ia menatap langit malam yang sangat sepi hanya ada bulan disana.

"Lihatlah kau pun hanya sendiri, sama sepertiku saat ini, apa mau ku temani? Kkkk hik..." racaunya, lalu salah satu kakinya menaiki besi pembatas balkon itu.

"Sampai kapan kau akan berdiri disana, jika ingin mati, matilah!" seru dari seorang pria yang entah sejak kapan sudah duduk disebuah bangku yang menjadi salah satu fasilitas hotel yang ada disana.

Astra memang sudah berdiri diatas pagar pembatas balkon itu sejak lima menit yang lalu, "Untuk apa ragu? Kau sudah lelahkan? Terjunlah! Masalahmu akan selesai. Tapi kau meninggalkan masalah baru untuk orang lain" sarkas pria itu sambil menikmati wainnya dengan tenang.

Astra menatap lesu pria itu, "Kkk bagaimana kau hik..bisa begitu tenang hik..kkkk apa kau sudah tau semuanya? Hik.." Astra pun turun dengan lunglai karena pengaruh alkohol.

Pria itu menunduk, "Tidak jadi terjun rupanya, ah kau sangat lemah dan payah" cemooh pria itu, menghiraukan pertanyaan Astra.

"Jadi kau tahu hik.. Jika kau tahu kenapa kau biarkan semua ini terjadi hah?" teriak Astra lalu memukul pipi pria itu keras hingga sudut bibir pria itu sedikit robek dan mengeluarkan darah segar.

Pria itu hanya tersenyum pongah pada Astra, menghiraukan bibirnya yang terluka, Ia justru meminum wainnya kembali dengan tenang dan itu membuat Astra semakin tersulut emosi.

Broken Dream Family |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang