Chapter 17 : Match

91 11 0
                                    

Masih di malam yang sama. Disebuah ruangan dengan nuansa gelap terdapat beberapa orang yang tengah berkumpul mendiskusikan sesuatu.

"Jadi apa masih ada yang harus ku cari lagi boss?" tanya salah satu orang disana sebut saja Aru.

"Ya, cari semuanya jangan sampai tertinggal satu informasi pun, walau itu hal sempele" titah sang bos aka Emma.

"Oke, siap laksanakan boss!" balas Aru.

"Boss?" panggil Ito.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" Emma the to point.

"Ck..kkkk tidak ada hanya...hm aku tebak, kau pasti sudah tahu jika ada orang lain selain kita yang sedang menyelinap diantara mereka!" tebak Ito dengan nada menggoda.

"Tentu saja dia pasti tahu paman" bukan Emma yang menjawab tapi M.

"Itu hal yang wajar bukan dalam dunia bisnis, mereka saling menjatuhkan demi mendapat tahta, harta dan tentunya..wanita hahah" cibir seorang pria sebut saja Shi.

"Ya sama seperti mu bukan! Shi kkkk" ujar Ito balik menyindir pria bernama Shi itu dan Shi pun menatap tajam Ito yang tertawa.

"Jangan kau samakan aku dengan mereka bodoh" sarkas Shi tak suka dan Ito membalas dengan senyum konyolnya.

Suasana pun menjadi agak canggung "Ekhem..haah kalian bersiaplah untuk hari itu. Dan Aru mulai lah membuat rumor tentang mereka" perintah Emma.

"Sipp, bisa diatur, lagi pun itu bukan rumor tapi..." jeda Aru "..Fakta" Dai yang melanjutkan kalimat Aru dengan menekan kata itu, Aru pun berkedip genit pada Dai dan Dai menatap Aru tajam.

"Bukalah sosial media besok pagi ku jamin netizen lokal maupun internasional akan membicarakan keluarga itu haha" ujar Aru tersenyum miring.

"Dan aku akan mempersiapkan diri untuk menjadi babu mereka nanti haah~" monolog Ito dengan nada sok lelahnya.

Puk..puk...

"Yang sabar ya paman Ito, bersabarlah sampai hari itu tiba hahaha" ejek M.

"Ya kau juga sama M, banyak-banyaklah bersabar" timpal Aru mengejek M.

M menatap kesal Aru "Kau juga sama ya Kak Aru" balas M dengan menekan kata 'Kak Aru'.

"Hahah setidaknya yang ku awasi tidak semerepotkan yang kau awasi" M pun bertambah kesal dan dimulai lah adu mulut antara Aru dan M.

Sedangkan keempat pria yang lain hanya menatap datar kedua pemuda itu sambil menyimak adu mulut keduanya yang unfaedah itu.

Mereka hanya dapat menghela nafas lelah karena pertengkaran itu, lagi pula mereka sudah sering melihat mereka bertengkar seperti itu.

'Padahal akulah yang paling menderita, karena M menikmati perannya sendiri haah~' batin Dai menatap malas keduanya.

Sedangkan Emma memilih pergi dari sana dari pada fikirannya tambah runyam karena adu mulut antar Aru dan M.

...

Pagi pun tiba dan para manusia sudah berhamburan keluar dari tempat tinggal mereka untuk bekerja, menuntut ilmu, mencari pekerjaan, dan masih banyak lagi kegiatan yang akan dilakukan setiap individu dari kegiatan yang berfaedah hingga pada kegiatan yang unfaedah.

Pagi ini TIHS sudah ramai didatangi oleh para guru serta siswa-siswi dan kegiatan yang tertunda kemari sekarang sudah dilanjutkan kembali sejak beberapa menit yang lalu, terbukti dengan adanya sorak sorai dari para siswa-siswi yang tengah mendukung teman sekelas nya ataupun tim jagoan nya, dan dihari kedua ini bukan hanya siswa-siswi TIHS saja yang menonton tetapi juga ada beberapa orang luar yang ikut menonton. TIHS sengaja membuat festival kali ini untuk menarik masyarakat agar anak mereka dapat melanjutkan jenjang pendidikan disini dan hampir semua acara di TIHS terbuka untuk umum, kecuali untuk beberapa acara tertentu.

Back to story

Ditengah hiruk-pikuk keramaian sekolah disalah satu sudut ruangan, tepatnya di perpustakaan yang sangat sepi dan hanya ada seorang penjaga yang tengah bertugas. Disana ada seorang siswa memakai hoodie hitam dan ia tengah asik menatap layar ponselnya dengan wajah datar dan dalam sepersekian detik tiba-tiba bibirnya terangkat membentuk senyum miring yang cukup membuat orang yang melihatnya menjauhi siswa itu. Namun sayang tidak ada yang dapat melihat senyuman itu, selain tempat itu sepi, setengah wajah siswa itu juga tertutup oleh hoodie yang ia pakai.

Setelahnya siswa itu pergi karena sebuah pesan masuk ke ponselnya. Sedangkan di lapangan basket, para pemain sedang bersiap-siap untuk pertandingan berikutnya dan masing-masing tim dari kelas yang berbeda tengah melakukan pemanasan, lalu datang lah dua orang siswa menuju ketempat yang berbeda.

"Akhirnya kau datang juga Menma!" seru seorang siswa dengan nada kesal.

"Sorry" balas Menma singkat dengan watados yang membuat beberapa teman sekelas nya menghela nafas, karena sudah hapal dengan sikap Menma, walaupun Menma terlihat seperti orang yang pemalas dan dingin, tapi dibalik itu dia adalah seseorang yang rajin dan bertanggung jawab.

Sedangkan ditempat lawan main mereka sedang terjadi perdebatan karena hal sempele.

"Dari mana saja kau hah? Dihubungi tidak ada membalas?" murka Takao pada Shikadai yang barusan datang bersama Menma, dan Shikadai yang kena semprot Takao pun hanya dapat mengabsen kebun binatang, tentunya didalam batinnya, dia masih sayang nyawa. Tentunya bukan karena Takao "Kau tidak lihat jam hah~, hampir saja kau terlambat baka!" ujar Takao lagi "Ooh apa kau tadi membicarakan strategi kita pada anak haram itu? Berapa dia membayar mu hah~" tudingnya pada Shikadai.

'Kau lah yang baka Takao, kau juga yang membuat ku harus dikejar-kejar waktu dan lagi ini masih sepuluh menit lagi sebelum pertandingan, jika bukan karenanya aku tidak mau disuruh-suruh olehmu' iner Shikadai.

"Tentu tidak Takao, tadi aku dari perpustakaan untuk meminjam buku sejarah, bio, dan matematika, kau pasti tahulah untuk apa bukan. Lagi pun dengan apa dia bisa membayarku coba?" bela Shikadai pada dirinya sendiri.

Takao pun terdiam "Hm, tapi jangan sampai kejadian ini ulang lagi"

'Dasar si paling bener, si paling pemimpin. Bagaimana sih keluarga Uchiha ngedidik penerusnya? Katanya keluarga bangsawan, keluarga terhormat, menjunjung tinggi sopan-santun. Sopan-santun apanya sombong sih iya' cibir Sihkadai ditengah pemanasan yang ia lakukan dan Shikadai terus mengoceh dalam batinnya mengeluarkan unek-uneknya hari ini, ya itulah rutinitas Shikadai beberapa tahun belakangan ini, tidak membatin satu kali saja dalam sehari serasa hidupnya ada yang kurang.

Waktu persiapan para pemain pun sudah selesai sekarang mereka sudah berada di lapangan menunggu wasit memberi aba-aba untuk memulai pertandingan set pertama.

Prittt...

Bunyi peluit terdengar di lapangan basket itu bersamaan dengan melambung nya bola basket diudara dan pemain depan dari masing-masing tim melompat untuk meraih bola tersebut.

Tbc...

Hai, untuk para Reader semua, mohon doanya supaya Sof bisa lulus utbk nantinya.

Semoga yang ikut utbk juga dapat lulus. Amiin

Semoga kita semua dapat kemudahan dalam mengerjakan dari setiap materinya. Amiin

Semangat semua, para pejuang PTN!!!
😇

Terima kasih juga untuk dukungan melalui membaca cerita ini, itu sudah lebih dari cukup untuk Sof. Vote itu bonus dari kalian yang suka dengan alur ceritanya.

Sampai jumpa dichapter depan👋




Selasa, 02 Mei 2023

Broken Dream Family |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang