Setelah 5 minggu tinggal di kediaman Senju, Menma pun dibawa Elena ke kediamannya.
Hari terus berganti tanpa henti, Menma menjalani hari-harinya dengan perasaan kosong. Pemuda itu selalu memiliki pertanyaan dalam benaknya, namun enggan ia utarakan.
Hingga satu tahun pun berlalu. Menma sudah merasa jika semua orang tengah menyembunyikan sesuatu darinya.
Bahkan sang kakak pun tidak pernah menemuinya kembali sejak ia membuka matanya, terakhir kali ia melihat sang kakak adalah ketika ia bangun dari komanya pertama kali.
"Hm... Dimana Oneesan?"
Seketika udara menjadi dingin dan suara pun menghilang dari pendengaran, Menma menatap satu persatu wajah mereka.
"Terakhir kali aku melihatnya ketika membuka mataku.. Hm oh ya ketika itu juga aku melihat seorang wanita berambut pirang di sampingnya, mereka tersenyum manis padaku, tapi ketika aku akan memastikan pandanganku menjadi gelap, lalu ketika aku terbangun lagi, aku tidak melihat mereka"
Itu kalimat terpanjang yang pernah Menma ucapkan pada mereka dan kalimat itu berhasil membungkam semuanya dan ya hari ini mereka tengah mengadakan acara kumpul keluarga.
Suara beberapa barang terjatuh pun memecah keheningan, sehingga mereka pun tersadar.
"Ah maaf..maaf tanganku licin" alasan klasik pun Kouga lontarkan.
"Ah sepertinya minyak pada makananku terlalu banyak" ujar Keiji lalu tertawa hambar.
Mereka pun mulai mengobrol untuk mengalihkan pembicaraan dan Menma menatap itu semua dalam diam.
Diam-diam Menma menatap Alone dan Elena juga hanya mendiamkan pertanyaan.
.
Hari demi hari pun terlewat dengan rasa waswas dan gelisah dalam benak dan hati Menma, setiap hari Menma akan selalu bertanya pada setiap orang yang berada di dekatnya, bahkan pelayan pun tidak luput dari pengawasan Menma.
Elena yang melihatnya pun lama kelamaan kasihan pada Menma dan setelah berdiskusi dengan yang lain, dan merasa kondisi Menma sudah cukup baik untuk mengatakan kebenarannya. Elena dan yang lain pun sepakat untuk memberitahu Menma secepatnya.
.
Senin pagi, Menma pun dibawa Elena, Alone, dan Kurama ke rumah peristirahatan keluarga Uzumaki. Pemuda itu tidak tahu mereka akan kemana dan ia pun tidak banyak berkomentar atau pun bertanya, entah karena sudah lelah melontarkan pertanyaan yang sama berulang kali atau entah karena sudah putus asa.
Ketika mereka berhenti di toko bunga pun Menma tidak bertanya apa pun, Menma mencoba berfikir positif akan buket bunga kecil yang dibeli oleh Kurama serta Elena.
Salah satu jenisnya adalah bunga matahari, Kurama membeli setangkai. Jika tidak salah ingat bunga itu adalah bunga favorit ibunya, karena Menma sering ikut Kanari pergi ke makam Naruto membawa bunga itu, dan lagi di taman belakang rumah juga ada banyak bunga matahari yang ditanam. Sedangkan jenis bunga yang satunya adalah bunga hyacinth berwarna biru yang dibawa oleh Elena, bunga itu juga banyak ditanam di halaman rumah Kanari.
Kesimpula yang Menma dapat adalah mereka akan mengunjungi makam ibunya. Namun yang dia ingat sepanjang jalan yang mereka lalui, berbeda dengan ingatannya yang dulu ketika berkunjung dengan Kanari.
Menma pun melamun hingga tanpa sadar mobil pun sudah berhenti, "Menma!" panggil Elena.
Menma pun terkejut, "Ah ada apa Okaasama?"
"Kita sudah sampai"
Menma pun turun dari mobil minibus itu dengan kursi roda yang didorong oleh Alone.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Dream Family |END|
Fiksi Penggemar"Tadaima" "O-okari Oka-kaachan" "Okaachan temani Nari tidur ya, untuk malam ini saja" . "Oh kau sudah pulang b*tc*" . "Hn silakan saja, lagi pula aku tidak percaya bahwa bocah dan bayi yang kau kandung itu adalah darah dagingku" . Sebuah mobil sedan...