Aron menyendok nasi untuk Delvin, dia juga menyajikan beberapa hidangan di atas meja makan.
"Kita tunggu Nanda pulang ya baru makan" kata Aron.
"Iya om" jawab Delvin.
Lama keduanya menunggu, Nanda tak kunjung pulang dan lebih buruk lagi hujan tiba-tiba turun.
Aron mengambil ponselnya menelpon Nanda.
"Iya pa" jawab Nanda di ujung telpon."Dimana kamu Nanda ? Katanya ke minimarket.. cuaca buruk, mau papa jemput ?" Aron melihat hujan dari balik jendela rumah.
"Papa mau jemput Nanda pakai apa ? Motor Papa kan lagi rusak.. jalan kaki gitu ?" Kata Nanda.
Aron terlihat khawatir.
"Papa punya sepeda, ya walau pun udah lama nggak papa pakai.. papa pakai jas hujan jemput kamu Nan""Nggak pa, aku tadi dari minimarket langsung ke tempat teman.. barang ku ada yang ketinggalan jadi sekalian aja mampir eh taunya hujan, ya udah Nanda berteduh aja dulu disini" jelas Nanda.
Aron menyentuh kaca jendela.
"Teman cowok mu lagi ?" Tanya Aron."Cewek pa, coba dengar"
"Halo om, aku temannya Nanda" suara wanita terdengar dari sisi kiri Nanda."Udah kan ? Papa nggak perlu khawatir.. kalau hujannya nggak reda.. Nanda ijin nginap ya"
"Hm, kalau reda pulang aja ya nak"
"Iya papa, dah...Nanda tutup telponnya"
"Iya" jawab Aron.
Nanda memutus sambungan telpon antara dia dan Aron, Aron sedikit lega setelah tau Nanda benar-benar bersama teman wanitanya.Aron menutup tirai jendela.
"Lebih baik aku makan" gumam Aron, saat dia berjalan kearah meja makan dia sedikit terkejut melihat Delvin duduk disana."Oh iya, kamu datang dengan Nanda tadi" Aron lupa Delvin ada di rumahnya.
Aron duduk di hadapan Delvin.
"Gimana Om ? Nanda sudah di jalan kah ?" Tanya Delvin."Dia di tempat temannya, katanya sekalian ambil barang yang ketinggalan.. lebih baik kita makan"
"Ah, iya.. selamat makan~" Delvin terlihat senang, dia menyantap masakan Aron dengan lahapnya.
"Mm! Ini enak.. aku belum pernah makan masakan seenak ini !" Delvin memasukkan beberapa makanan sekaligus ke dalam mulutnya.
"Hei... pelan-pelan, nanti kamu tersedak"
"Uhuk! Uhuk!"
"Nah kan.. ku bilang apa ?! Makannya pelan-pelan.. nggak ada yang ngambil makanan mu!" Aron menuang air ke dalam gelas lalu menyodorkan gelas tadi tepat di depan mulut Delvin.
Delvin menyentuh tangan Aron lalu menegak habis air tadi.
"Hah.. " Delvin menghela nafasnya lega lalu menatap Aron dengan senyuman di bibirnya.".. makasih Om, Nanda beruntung punya papa seperti om" kata Delvin yang berhasil membuat kedua pipi Aron memerah.
"Ehem.. ya, aku pun beruntung punya putri secantik Nanda.. lanjutkan makan mu, jangan terburu-buru"
Delvin mengangguk lalu melanjutkan makannya, setelah makan Delvin membantu Aron mencuci piring dan membersihkan meja makan.
Aron pun mengijinkan Delvin menginap karena hujan tak kunjung reda dan kebetulan besok hari Sabtu jadi Aron tak begitu khawatir masalah sekolah.
Aron menyuruh Delvin menelpon orang tuanya sementara Aron mengambil pakaian untuk Delvin mandi.
"Telpon orang tua mu, jangan buat mereka khawatir" kata Aron.
"Siap om~" Delvin mengambil ponselnya lalu berjalan menjauh dari Aron.
Delvin membuka ponselnya dan mencari nama kontak 'Ayah' , lama dia menatap nama kontak itu kemudian dia menaruh ponselnya di telinga.
Delvin meremas celananya.
"Halo, hm.. aku menginap di rumah teman ku, iya.. hm.. malam" kata Delvin, Aron menatap Delvin yang memunggunginya.Delvin melihat layar ponselnya yang masih ada di menu kontak, tatapannya terlihat sendu. Sejujurnya dia berbohong pada Aron, dia tidak menelpon siapa pun.
"Kamu udah nelpon orang rumah ?" Tanya Aron.
"Ah, iya sudah om!" Delvin bergegas memasukkan ponselnya ke dalam tas lalu berbalik kearah Aron.
"Cepat sekali di ijinkan" kata Aron sembari menyodorkan baju dan celananya pada Delvin.
"Orang tua ku nggak terlalu perduli, hehe.. jadi nggak apa-apa kalau aku menginap di rumah teman" Delvin mengambil pakaian Aron.
"Orang tua yang aneh, ya sudah lah.. lebih baik kamu mandi"
Delvin mengangguk paham, dia pergi ke kamar mandi yang masih satu di dalam kamar Aron. Delvin menatap pakaian Aron lalu menghirup aroma sabun yang Aron pakai untuk mencuci pakaiannya dan Nanda.
"Aroma sabunnya sama seperti milik Nanda tapi aku masih bisa mencium aroma tubuhnya" gumam Delvin.
.
.Bersambung ...

KAMU SEDANG MEMBACA
Berondongnya Papa (Tamat BL21+)
RandomMenjadi orang tua tunggal tidak lah mudah, terlebih punya anak gadis yang baru menginjak masa remaja. Aron sangat menjaga putrinya dari pria nakal di luar sana hingga suatu hari Nanda tiba-tiba membawa teman sekolahnya datang ke rumah mereka.