14

29.1K 2.3K 90
                                    

Nanda berjalan mengantar Delvin ke ujung jalan setelah mereka selesai makan malam.

"Aku nggak ngelarang kalau kamu mau dekatin papa, tapi jangan maksa kalau dia nggak mau" kata Nanda.

Delvin tersenyum canggung.
"Kok kamu jadi ngomong gitu ? Bukannya kamu ngasih aku semangat ?"

"Hah, aku tau.. tapi Vin, kita dan orang dewasa berbeda.. kadar tingkat stress kita pun tak sama dengan orang yang sudah bekerja dan punya tanggungan"

Delvin memasukkan kedua tangan ke dalam saku jaketnya.
"Jadi kamu mau aku berhenti ?"

"Bukan itu maksud ku, aku mau kalian berproses bukan dengan paksaan"

Delvin langsung berhenti berjalan begitu pula dengan Nanda, keduanya saling melempar tatapan.
"Aku mencoba Nan.. aku udah coba agar semua ini kelihatan natural, tapi kayaknya papa mu cuma mau jaga putrinya.. kalau kamu ngelarang juga nggak apa-apa, aku bisa stop sampai disini kok"

"Vin, bukan itu maksud ku.. " Nanda meremas lengan jaket Delvin.
".. aku tau rasanya suka sama seseorang tapi nggak terbalas.. aku ngerti perasaan mu.. aku nggak ngelarang kamu dekatin papa ku, aku cuma minta jangan bikin papa ku terluka buat kedua kalinya" mata Nanda berkaca-kaca.

Delvin langsung menarik Nanda ke dalam pelukannya.
"Udah ya, mari berusaha bersama-sama.. semangat teman ku"

Delvin mengusap-usap rambut Nanda mencoba membuat gadis remaja ini tenang, tapi cukup jauh dari mereka berdua ternyata Aron berdiri melihat hal ini.

Aron berniat mengantar jaket Nanda karena putrinya keluar tanpa memakai jaket tapi dia malah melihat Delvin memeluk sembari mengusap pucuk kepala putrinya.

Tak hanya itu, dia juga melihat Delvin mencubit pipi Nanda bahkan tertawa bersama Nanda sebelum akhirnya mereka berdua kembali berjalan tanpa menyadari Aron sejak tadi melihat mereka dari kejauhan.

Aron menghela nafasnya berat lalu berjalan kembali ke rumahnya.

Semalaman Aron tidak bisa tidur, dia jadi merasa bersalah pada Nanda. Kalau benar Nanda dan Delvin menjalin kasih bukan kah Aron sudah keterlaluan menghalangi hubungan mereka bahkan mengatakan akan menggantikan posisi Nanda agar Delvin tidak menyentuh putrinya.

Setelah memikirkan hal ini, Aron akhirnya meminta Nanda untuk menghubungi Delvin agar dia datang ke rumah mereka.

Setelah pulang sekolah, Delvin datang bertamu ke rumah Nanda. Senyum terlihat di bibir Delvin saat melihat Aron menyajikan makan malam untuk mereka bertiga.

Di sela makan malam, Aron mencoba memulai topik pembicaraan.
"Kamu tau, menikah muda nggak terlalu buruk juga.. papa menikahi mama mu waktu masih 20 tahun" kata Aron yang membuat Nanda dan Delvin saling melempar tatapan.

"Maksud papa apa ?" Tanya Nanda sembari menyerup sop ayam buatan Aron.

Aron menaruh sendoknya lalu menatap Delvin.
"Om nggak keberatan kamu jadi menantu ku, asalkan kamu bisa menjaga Nanda"

"Uhuk!!" Nanda tersedak saat mendengar apa yang Aron katakan, Delvin yang tengah mengunyah langsung menelan makanannya yang membuat dia harus minum satu gelas besar air.

"Kalian pasti terkejut, tapi papa merestui hubungan kalian" kata Aron sembari mengusap-usap punggung Nanda.

"Hah ?!!" Keduanya langsung menatap Aron.

Aron mundur selangkah saat melihat wajah tidak senang dari kedua remaja ini.
'Ap-Apa kata-kata ku ada yang salah ?' batin Aron bingung.

.
.

Bersambung ...

Berondongnya Papa (Tamat BL21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang