23

25.1K 2K 53
                                    

Aron sedikit ragu menganggu obrolan Nanda dan Delvin, terlebih Aron masih mengira kalau Nanda tidak tau apa yang sudah terjadi antara Aron dan Delvin di belakangnya.

Perlahan Aron masuk ke dalam dapur.
"Ehem.." Aron berdehem pelan yang membuat dua remaja ini langsung menoleh kearahnya.

" ...kamu datang lagi Delvin" kata Aron tanpa melihat Delvin, dia memasang apronnya kemudian  kembali menumis sayuran yang tadi sempat tertunda.

Delvin tersenyum sembari menopang dagunya.
"Kenapa memangnya om ? Nggak boleh ?" Tanya Delvin.

Aron terlihat menyibukan diri.
"Bukannya nggak boleh, tapi kamu nggak di cari orang rumah ?" Tanya Aron balik.

Nanda melihat wajah Delvin, sejujurnya dia sedikit tau permasalahan di rumah Delvin.

"Nggak, tenang aja om.. Aman" jawab Delvin masih dengan senyuman di bibirnya.

Nanda mengambil ponselnya dari atas meja.
"Pa, aku ke kamar dulu.. ada PR yang belum selesai"

"Eh, tapi kan kita mau makan ?"

"Tutup aja buat Nanda pa, nanti aku makan sendiri"

"Oh, ya sudah" Aron kembali memasak.

Saat Nanda beranjak dari tempat duduknya, Delvin menahan tangan Nanda.
"Ada PR ya ? Kok aku nggak tau ?" Tanya Delvin.

Nanda menepuk pelan kepala Delvin.
"Jangan pura-pura bodo ya, aku sengaja biar kalian bisa berduaan" ujar Nanda setengah berbisik.

Delvin langsung mengacungkan kedua jempolnya.
"Okidoki~"

"Hah.. dasar" Nanda berjalan keluar dari dapur menuju kamarnya meninggalkan Delvin dan Aron berduaan di dapur.

Delvin terus menatap Aron.
"Om.. " panggil Delvin.

"Apa ?" Jawab Aron.

"Kalau gini, serasa kita udah berumah tangga ya.. om isterinya aku suami"

"Hei...Hei, kita sama-sama pria.. nggak ada yang jadi isteri disini"

"Ah,." Seringai terlihat di bibir Delvin.
" ..jadi maunya gimana kalau sama-sama pria ? Ayah dan papa gitu ?"

Blush!
Wajah Aron memerah.

"Bu-bukan gitu maksud ku"

Delvin beranjak dari tempat duduknya.
"Jadi apa ?" Tanya Delvin, dia melingkarkan kedua tangannya di pinggang Aron.

"Delvin, Nanda disini ! Jangan aneh-aneh !" Aron berusaha melepas tangan Delvin tapi laki-laki muda ini tidak mau melepaskan Aron.

"Dia nggak akan perduli.. " Delvin menarik tubuh Aron agar lebih dekat lagi padanya, bahkan Aron bisa merasakan gundukan di belakang sana menyentuh bokongnya.

"Delvin!"

"Om.. " bisik Delvin seraya menahan kedua tangan Aron.

"Apa lagi ?" Aron terlihat sedikit kesal.

" ..walau pun aku bilang, aku mau nunggu om siap tapi .. " Delvin menyandarkan kepalanya di bahu Aron.
" ..aku pengen nyentuh om lebih dalam lagi"

Aron mengepalkan kedua tangannya lalu menariknya paksa dari genggaman Delvin.
"Dengar.. " Aron menahan dada Delvin agar sedikit menjaga jarak darinya.
" ..aku perlu waktu dan tenaga, jadi setelah makan dan mandi" ujar Aron.

Delvin yang awalnya tidak mengerti apa yang Aron katakan perlahan mulai connect.
"Siap...! " Delvin langsung tersenyum memamerkan deretan giginya.

"Jadi.. jadi, om udah selesai masaknya~" Delvin kembali memeluk Aron manja.

"Ish.. sana dulu atau nggak jadi ?!" Ancam Aron.

Delvin langsung melepas tangannya dari Aron.
"Maaf, silahkan lanjut om.. aku duduk manis disini ~" Delvin terus tersenyum lalu kembali duduk di kursi.

Aron berbalik kemudian melanjutkan masakannya tapi isi kepala Aron langsung di penuhi rasa khawatir terlebih dia belum pernah melakukan  apa yang biasa seorang bottom lakukan sebelum ke tahap inti.

'Aku cukup bodoh ! Argh.. bagaimana ini ?!' batin Aron menjerit.

Disini lain, Delvin terlihat bahagia.
Dia tak henti-hentinya tersenyum bahkan saat Aron menyajikan makanan.

.
.

Bersambung ...

Berondongnya Papa (Tamat BL21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang