Tyson terus menggedor pintu apartemennya.
"Buka! Delvin.. ku bilang buka !!"Krekk..
Sampai akhirnya, Delvin membuka pintu tersebut. Tyson bisa melihat Delvin menggenggam erat tangan Aron dan papa dari Nanda ini terlihat menundukkan kepalanya di belakang Delvin.Tyson tersenyum sinis.
"Kamu nggak ngerti juga Delvin ? Aku sama Aron udah bermain di belakang mu .. kami juga bikin video, kamu udah lihat kan ?"Delvin menatap Tyson tajam.
"Jadi itu ancaman dari kakak supaya om Aron ngejauhin aku ?""Aku nggak ngancam, aku cuma ngasih tau kamu.. kalau aku punya video kami malam kemarin, kamu mau lihat full-"
Bam!
Delvin melayangkan pukulan keras tepat mengenai pipi kiri Tyson yang berhasil membuat pria ini tersungkur ke lantai."Ck.. " Tyson mengusap pelan darah di sudut bibirnya.
" ..kamu nggak ngerti, masalah ini bisa jadi besar kalau tersebar di internet, kamu nggak takut di bully gara-gara menjalin hubungan sama orang tua teman mu ?" ujar Tyson sembari memperlihatkan ponselnya pada Delvin.Dengan gerakkan cepat, Delvin merebut ponsel Tyson lalu melemparnya ke lantai hingga hancur tak hanya itu, dia juga mengambil memorinya lalu mematahkannya tepat di depan mata Tyson.
Delvin juga melempar kartu kunci apartemen Tyson tepat di wajah pria ini.
"Ku akui, aku kecolongan soal malam kemarin.. tapi untuk kali ini.." Delvin menarik Aron ke dalam dekapannya.
" ..nggak akan ku biarin om Aron berbaring di bawah mu atau orang lain lagi karena yang punya hak buat lihat dia tanpa busana cuma aku"Blush.
Rona merah muda terlihat di kedua pipi Aron saat mendengar apa yang Delvin katakan.Setelah berkata seperti itu, Delvin menarik Aron untuk pergi dari apartemen Tyson.
Tyson menghela nafasnya berat.
"Dia nggak punya rasa takut, masih Delvin yang sama" gumam Tyson dengan senyum kecil.Dia mengambil ponselnya yang sudah Delvin hancurkan lalu masuk ke dalam apartemennya.
.
.Delvin membawa Aron ikut bersamanya, bukan pulang ke rumah tapi ke hotel terdekat.
Masih dengan seragam sekolahnya, Delvin meminta KTP Aron agar bisa menyewa kamar hotel dan dengan polosnya Aron menuruti keinginan pria muda ini.
Setelah berhasil menyewa kamar, Delvin menarik Aron menuju kamar yang sudah dia pesan lalu mendorong Aron masuk ke dalam kamar hotel saat pintunya berhasil terbuka.
"De-Delvin.. Mph!" Delvin mengurung Aron di antara dinding hotel lalu melumat kasar bibir papa Nanda ini.
"Mm.. Mng!" Aron meremas baju Delvin. Tangan Delvin bergerak membuka jas kerja Aron lalu melepas satu persatu kancing baju Aron.
Saat mereka tengah panas-panasnya, ponsel Aron tiba-tiba berbunyi.
"Hah...hah.. Sebentar Delvin, adahh..hah.. telpon" kata Aron dengan nafas beratnya.Delvin menarik ponsel Aron dari dalam tas kerjanya, dia bisa melihat nama Nanda disana.
Delvin mengangkat telpon dari Nanda, tanpa basa-basi Delvin langsung ke intinya.
"Aku sama papa mu mau HS, jadi nanti ku telpon lagi" ujar Delvin, wajah Aron langsung full merah.Aron mencoba merebut ponselnya tapi langsung di jauhkan oleh Delvin dengan menaruh ponsel Aron di atas meja, Delvin mengendong Aron menuju kasur.
Nanda yang mendengar suara mereka dari ponsel hanya bisa geleng-geleng kepala.
Nanda langsung memutuskan panggilan telpon saat suara tidak terdengar lagi, dia tidak mau mendengar suara selanjutnya.
.
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondongnya Papa (Tamat BL21+)
RastgeleMenjadi orang tua tunggal tidak lah mudah, terlebih punya anak gadis yang baru menginjak masa remaja. Aron sangat menjaga putrinya dari pria nakal di luar sana hingga suatu hari Nanda tiba-tiba membawa teman sekolahnya datang ke rumah mereka.