43

18K 1.5K 25
                                    

Cafe tutup pukul 10 malam, Aron bertahan di cafe Delvin untuk membantu Delvin bersih-bersih sedangkan Nanda pergi menonton bioskop bersama Amel.

Selagi bersih-bersih Delvin bercerita banyak hal dan Aron dengan setia mendengar segala cerita Delvin sampai akhirnya Delvin membicarakan tentang banyaknya remaja putri yang memakai kontak lensa.

"Warnanya berbagai macam om.. tapi menurut ku yang paling bagus itu hijau lumut jadi kelihatan sedikit nyatu sama mata tapi tetap cantik.. aku lihat ada beberapa yang pake softlensnya" ujar Delvin.

Aron meremas kain yang dia gunakan untuk mengelap meja.
"Oh, iya.. aku juga lihat mata mereka cantik semua.. mereka pandai memilih warna"

"Iya kan, hehe.. mungkin bagi mereka kacamata bukan jamannya lagi" lanjut Delvin.

Deg.
Aron langsung diam mendengar apa yang Delvin katakan tapi sepertinya Delvin tidak sadar kalau kata-kayanya sedikit menganggu Aron terlebih papa Nanda ini memakai kacamata.

"Om ?" Panggil Delvin tepat di telinga Aron.

"Ah, iya ?!" Aron langsung berbalik tapi yang ada Delvin malah mengurung Aron di antara meja cafe.

Delvin menatap Aron lekat.
"Nginap disini ya om.. Besok kan hari minggu, penghasilan cafe juga lumayan, jadi mari istirahat.. aku mau nikmatin waktu berdua sama om Aron"

"Tapi Nanda-"

Chu.
Delvin langsung membungkam bibir Aron dengan kecupan singkatnya.

"Nanda udah besar, dia bisa bawa temannya nginap di rumah kalau takut sendirian .." Delvin menarik tangan Aron lalu mencium pelan punggung tangan Aron.

" ..om nggak pernah masuk kamar ku, ayo mampir ke kamar ku dulu" bujuk Delvin yang membuat Aron mau tidak mau harus menuruti kemauan kekasihnya ini.

Mendapat lampu hijau, dengan mudahnya Delvin langsung mengendong Aron.
"Delvin! Hei.. kita bisa jatuh kalau kamu mengendong ku naik tangga!"

"Jangan khawatir om.. badan om ringan" jawab Delvin dengan tawanya.

Aron langsung memeluk leher Delvin, dia takut berat tubuhnya membuat Delvin hilang keseimbangan.

Sesampainya di kamar Delvin, remaja ini perlahan menurunkan tubuh Aron di atas kasur kecilnya karena dia baru pindah ke ruko ini jadi belum punya cukup uang untuk membeli barang-barang mewah.

Delvin mengurung Aron di antara tubuhnya kemudian mulai bergerak menjelajah tubuh pria berkacamata ini.

"Mm.. Delvin, aku belum mandi" Aron berusaha menahan Delvin tapi yang ada Delvin malah mengikat kedua tangan Aron.

"Delvin.. ini nggak lucu" kedua pipi Aron memerah saat Delvin dengan sengaja mengikat kedua tangan Aron memakai dasi sekolahnya.

Seringai terlihat di bibir Delvin.
"Hah.. aku nggak lagi bercanda om, jadi nggak ada yang lucu disini.. yang ada,. " Delvin membuka kancing celananya, dia memperlihatkan p*nisnya yang sudah menegang di depan mata Aron.

" ..aku tegang ngelihat om Aron, Mm.. mau main sebentar sama little Delvin ?" Delvin menyodorkan miliknya di depan bibir Aron.

Aron meremas kedua tangannya, perlahan dia membuka mulutnya lalu mulai mengemut Lollipop milik Delvin.

"Ah. Hah.. ~" Delvin juga ikut bergerak memaju mundurkan tubuhnya tapi dengan tempo pelan karena dia tidak mau menyakiti Aron.

Malam itu keduanya menikmati waktu bersama, desahan kenikmatan bergema di dalam kamar Delvin.

Hingga akhirnya Aron ketiduran karena kelelahan melayani Delvin yang masih penuh dengan lonjakan hormon remaja.

.
.

Bersambung ...

Berondongnya Papa (Tamat BL21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang