11

31.9K 2.5K 177
                                    

Aron dan Tyson menunggu Laundry mereka sembari mengobrol tentang pekerjaan. Setelah satu jam menunggu, akhirnya pakaian mereka datang.

Karena Aron merasa mereka sama laki-laki jadi lah Aron memasang pakaiannya di hadapan Tyson, Aron memakai kaos tipis dan celana dalaman itu sebabnya Aron tidak merasa malu, tapi yang jadi masalah celana pendek ketat itu sangat membentuk di tubuh bawah Aron.

Mata Tyson tidak bisa lepas dari dua bongkahan kenyal di belakang tubuh Aron.

"Ada apa pak manajer ?" Tanya Aron tanpa menaruh curiga padahal Tyson sudah menatapnya seintens itu.

"Ehem!" Tyson berdehem pelan.
"Aku hanya kagum pada mu pak Aron, kamu sudah punya anak tapi masih awet muda.. tubuh mu pun masih terbentuk seperti masih remaja"

Mendengar apa yang Tyson katakan, Aron langsung tertawa pelan.
"Itu tidak benar pak manajer, aku punya tubuh yang kurus.. ini jadi alasan mantan isteri ku dulu ingin bercerai, mungkin tubuh macho seperti anda yang dia inginkan" kata Aron.

Tyson tersenyum tipis.
"Ku rasa dia hanya iri pada mu pak Aron, anda punya lekut tubuh yang indah.. wanita tidak ingin tersaingi"

Aron langsung mengelengkan kepalanya.
"Ini tidak menjadi keuntungan untuk ku, sejujurnya aku .. " Aron memeluk tubuhnya sendiri.
" ..tidak menyukai bentuk tubuh ku, aku sudah berusaha menjadi pria yang dia idamkan tapi aku gagal"

Tyson mendekat lalu menyentuh pundak Aron dengan senyum di bibirnya.
"Anda hanya gagal di matanya tapi tidak di mata orang lain"

Aron sedikit bingung dengan kata-kata Tyson, dia ingin bertanya tapi Tyson lebih dulu memotong kesempatan itu untuk mengajak Aron pulang.

Tyson mengantar Aron sampai depan rumah, Tyson berterima kasih karena Aron bersedia menjadi rekan kerjanya tapi Aron malah merasa senang bisa di pilih oleh Tyson.

Keduanya mengucapkan salam sebelum akhirnya Tyson tancap gas pergi dari kediaman Aron, Aron berjalan masuk ke dalam rumah.

Tapi pemandangan tidak terduga terlihat disana, dia melihat Delvin duduk di ruang tamu sembari menonton TV juga memakan cemilan.

"Malam om, kok pulang telat ?" Ujar Delvin.

Aron langsung berjalan cepat kearah Delvin lalu menarik telinga Delvin.
"Ngapain kamu disini ?! Mana Nanda ?!"

"Nanda pergi ke rumah temannya, dia bilang pulang jam 7" jawab Delvin.

"Hah...ya ampun, bukannya di sambut oleh putri cantik ku.. aku malah di sambut oleh kecebong"

"Om Aron ! Dari sisi mananya cowok setampan aku ini mirip kecebong ?!"

"Ya terserah kamu aja" Aron melepas sepatu juga kaos kakinya.

"Om.. " Delvin menyandarkan kepalanya di punggung Aron yang sekarang duduk di dekat Delvin.

"Hm ?"

"Aku lapar, aku belum makan dari tadi siang"

"Hah.. " Aron menghela nafasnya berat.
" ..aku baru pulang, kamu bisa pesan online!"

Delvin mengusap-usap wajahnya di punggung Aron.
"Aku mau om yang masak, ya om.. ya, masa om tega lihat aku kelaparan"

"Jujur aja ya, sangat .. sangat tega, tapi kalau kamu mati di rumah ku, aku nggak mau berurusan dengan polisi" akhirnya Aron mengalah, tanpa mengganti pakaian dia langsung menyiapkan bahan-bahan untuk membuat tumis daging ayam untuk Delvin.

Delvin berjalan kearah Aron yang saat ini sibuk memotong paprika.
"Om.. ada yang perlu ku bantu ?" Tanya Delvin dengan kedua tangan memeluk Aron dari belakang.

"Nggak, yang ada kamu bikin masalah"

"Hmm.. maaf" Delvin menghirup aroma pakaian Aron.

Deg.
Delvin langsung sadar kalau aroma sabun pakaian Aron berbeda.

"Om ganti deterjen ?" Tanya Delvin.

"Nggak, tadi ketumpahan makanan.. jadi kami stop di hotel trus laundry disana.. sekalian istirahat sebentar"

Deg.
Deg.
Deg.

Jantung Delvin berdebar kencang saat mendengar apa yang Aron katakan.

"Om sama kak Tyson ke hotel berdua ?" Tanya Delvin.

"Jelas kami berdua, memang dengan siapa lagi ? Lagian kan di tugaskannya cuma berdua"

Grep!
Deg!

Aron terkejut saat Delvin meremas dadanya.
"Akh! Hei.. sakit ! Delvin!"

Tak hanya itu, Delvin tiba-tiba memasukkan tangan kirinya ke dalam celana Aron.

"Ah-Hah !" Tubuh Aron terdorong ke depan saat Delvin memaksa jarinya masuk ke dalam hole Aron.

"Tunggu Delvin ! Hei, apa-apa kamu ?! Mm!" Aron meremas lengan Delvin.

Delvin menghela nafasnya lega saat tau hole Aron masih terasa sempit. Delvin menarik tangannya keluar lalu memeluk Aron erat.
"Hah.. syukurlah" gumam Delvin di dekat telinga Aron.

Aron membenarkan posisi kacamatanya yang miring.
'Kenapa dia ? Apa yang syukur ?' batin Aron bingung.

.
.

Bersambung ...

Berondongnya Papa (Tamat BL21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang