41

18.2K 1.6K 64
                                    

Delvin langsung memasang wajah datar.
"Aku nggak perlu curhat sama orang yang udah bikin emosi" ujar Delvin pada orang yang ternyata Tyson.

Tyson terkekeh pelan.
"Kamu nggak perlu semarah itu sama kakak, ayo masuk.. kakak mu ini bisa jadi pendengar yang baik"

Delvin langsung berdiri dari posisi duduknya, dia menatap Tyson tajam.
"Setelah apa yang kakak lakukan sama om Aron ?! Kakak masih berharap aku masih mau maafin kesalahan kakak ?!"

Tyson membuka pintu mobilnya.
"Aku minta maaf, masuk lah.. aku bakal ceritain semuanya"

"Nggak, makasih" Saat Delvin berniat pergi, Tyson langsung merangkul leher Delvin yang membuatnya mau tidak mau langsung masuk ke dalam mobil Tyson.

Tyson tancap gas membawa Delvin ikut bersamanya.
"Ku bilang aku nggak mau ikut, aku lompat nih!"

"Kejadiannya nggak seperti yang kamu kira.. "

"Huh ?" Delvin menaikkan alisnya saat mendengar apa yang Tyson katakan.

" ..kami nggak sepenuhnya ngelakuin itu, dia terus manggil nama mu mana bisa aku konsentrasi kalau di telinga ku terus bergema nama mu.. "

"Maksud kakak apa ?"

" ..video yang kamu lihat cuma memperlihatkan setengah tubuh Aron aja kan, sebenarnya dia nyentuh dirinya sendiri"

Deg!
Delvin langsung menatap Tyson.

"Nyentuh...gimana maksudnya ?"

"Ya, awalnya aku mau main-main.. tapi gara-gara dia terus nyebut nama mu jadi aku hilang mood aja.. aku biarin aja tuh dia main sendiri, jadi iseng ku bikin video trus kirim ke kamu, aku cuma mau ngetes kalian serius atau nggak.. tapi kalau emang Aron ngalah demi kamu ya nggak apa-apa juga sih aku nampung dia"

"Jangan berharap ya! Om Aron nggak akan ku serahkan semudah itu !! Kakak mau ku hajar lagi ?!"

Tyson terkekeh pelan.
"Ya, itu cuma misalkan aja.. "

Tyson mengetuk-ngetuk pelan setir mobil.
" ..ku dengar kamu di usir dari rumah, mbok ngasih tau aku"

"Ya, aku mau nentang kemauan ayah.. aku nggak mau tunangan sama orang yang nggak ku suka"

"Trus rencana mu kedepannya gimana ?" Tanya Tyson.

Delvin meremas tasnya.
"Aku nggak tau, aku belum punya rencana"

Tyson menaruh amplop coklat di pangkuan Delvin.
"Sebagai seorang kakak aku mau bantu adik yang belum terpikir tentang masa depan, jadi pakai uang itu .. anggap aja sebagai permintaan maaf ku"

"Nggak, aku nggak perlu uang kakak.. aku bisa-"

"Bisa apa ? Bisanya ngerepotin Aron aja gitu.. " potong Tyson.
" ..kamu itu masih SMA, belum lulus.. tak kasih modal nggak mau, memangnya mau jadi apa kamu setelah ini ? Udah nggak punya tempat tinggal, mau jadi gelandangan ?"

Delvin diam mendengar ceramah Tyson, apa yang Tyson katakan ada benarnya.

"Jadi gimana ? Coba berpikir kritis.. kamu perlu rencana"

"Mm.. Uangnya ada berapa ?" Tanya Delvin sembari membuka amplop coklat dari Tyson.

"Aku tadi narik 10juta, tapi kalau kurang bisa ku tarik lagi buat mu"

Delvin meremas amplop coklat berisi uang ini.
"Aku pinjam buat buka usaha .. bantu aku cari ruko yang murah trus bisa ku jadikan tempat tinggal"

"Emangnya kamu punya waktu ? Sebentar lagi kamu ujian kelulusan"

"Aku punya banyak waktu" jawab Delvin.

"Kasih tau om kesayangan mu itu.. dia pasti mau bantu, usaha berdua lebih baik"

"Hm, tapi tetap aja.. aku masih dendam dengan apa yang udah kakak perbuat ke om Aron" ujar Delvin.

Tyson tersenyum kaku.
"Kamu ini ya, udah di bantu masih aja ngomong gitu.. sifat mu itu nggak berubah"

.
.

Bersambung ...

Berondongnya Papa (Tamat BL21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang