39

18.6K 1.6K 32
                                    

Deru nafas berat terdengar dari dalam kamar hotel dimana dua insan tengah menikmati sentuhan satu sama lain.

Pria dengan kacamatanya meremas pelan seprei kasur saat pria yang punya usia lebih muda darinya bermain di bawah sana.

"Om Aron.. kasih tau kalau udah kerasa" bisik pria muda bernama Delvin ini di telinga Aron, jarinya bergerak menjelajah hole Aron.

Kedua pipi Aron memerah.
"Um,. Se-sedikit lebih dalam" kata Aron dengan suara kecilnya tapi masih bisa di dengar oleh Delvin.

"Mm.. disini ?"
Delvin menjilat pelan leher Aron juga meninggalkan jejak merah disana.

"Hah.. ah, yahh.. disitu.. Um" Aron semakin kuat meremas seprei kasur, jemari Delvin dengan lihainya bermain memberi kenikmatan untuk Aron.

"Ah~ Delvin.. udah, nanti aku keluar.. hah-Ah!" Aron mencoba menahan tangan Delvin yang terus bergerak keluar dan masuk lalu menekan titik yang sama berulang kali.

Delvin perlahan turun kearah bawah lalu kembali meninggalkan jejak di antara paha dalam Aron tak hanya itu dia juga mendorong p*nis Aron masuk ke dalam mulutnya yang berhasil membuat papa Nanda ini klimaks di dalam mulut Delvin.

"Hah.. hah.. hah.. " Aron mencoba mengatur nafasnya, hanya dengan jari saja tubuh Aron bereaksi sehebat ini.

Delvin melepas celananya, dia membalur salivanya di p*nisnya sendiri karena pergi ke hotel itu ide dadakan, Delvin dan Aron tidak sempat pergi ke minimarket hanya sekedar untuk membeli k*ndom.

"Kalau sakit kasih tau aku ya om, aku nggak mau om kesakitan"

Perlahan Aron menyelipkan kedua tangannya di sela kaki lalu mengangkatnya tepat di depan Delvin.

Glup.
Delvin menelan salivanya berat saat melihat pemandangan indah nan nikmat itu akan segera dia masuki.

Aron menatap wajah Delvin dengan tatapan sayunya.
"Kalau Delvin yang melakukannya, aku nggak keberatan.. silahkan masuk" ujar Aron yang berhasil membuat libido Delvin naik.

Delvin meremas pelan kedua paha dalam Aron lalu mengarahkan p*nisnya di depan bibir hole Aron.
"Aku masuk om" ujar Delvin yang mendapat anggukan dari Aron.

Delvin perlahan mendorong p*nisnya masuk hingga masuk sepenuhnya.
"Ah.. hah.. hah.. " Aron bisa merasakan p*nis Delvin memenuhi holenya, rasanya hangat.

" ...Delvin, nggak apa-apa.. aku mau kamu bergerak" Aron mengulurkan kedua tangannya yang langsung di genggam oleh Delvin.

Pria muda ini mulai bergerak, desahan antara sakit dan nikmat bercampur jadi satu hingga Delvin sulit membedakannya.

"Hah...hah...om Aron, kasih tau kalau sakit" ujar Delvin, dia tidak mau membuat Aron kesakitan tapi yang ada Aron malah meminta Delvin bergerak lebih cepat lagi.

Delvin beberapa kali bertanya tapi jawaban Aron tetap sama, dia ingin Delvin terus bergerak di dalamnya hingga akhirnya Delvin klimaks dan tidak sengaja menumpahkan cairan miliknya di dalam hole Aron.

"Akh.. maaf om, aku nggak sengaja.. nanti aku-"

"Hiks..."

Deg!
Delvin langsung menatap Aron yang saat ini menutup wajahnya dengan tangan.

"Ke-kenapa ?! Ada yang sakit ?! A-apa aku sudah keterlaluan ?!" Tanya Delvin panik.

"Huu.. aku payah dalam rumah tangga ku, aku juga bukan contoh yang baik bagi putri ku.. hiks.. sekarang aku bersikap egois melarang mu menikah padahal itu ikatan yang seharusnya terjadi, dan lagi.. aku membiarkan orang lain menyentuh ku, sekarang aku menghancurkan masa depan mu dengan Delvin, aku bukan orang yang baik"

Delvin tersenyum simpul, dia menarik tangan Aron. Delvin terkekeh pelan saat melihat kacamata Aron berembun juga basah terkena air mata.

Dia mendekat lalu mengecup singkat dahi Aron.
"Om nggak pernah menghancurkan masa depan ku .. tanpa om mungkin aku udah memilih jalan lain karena lelah dengan kehidupan ku, om mungkin suami yang gagal tapi om bukan Papa yang gagal, om membesarkan Nanda dengan baik.. dia pernah ngasih tau aku betapa dia menyayangi om walau pun Nanda nggak secara terang-terangan ngomong itu.. soal rencana menikah dengan wanita itu, nanti ku pikirkan lagi cara buat batalinnya trus.. " Delvin mengusap air mata Aron.

" ..aku mau om tau, aku sayang .. sayang banget sama om~ Jadi jangan ngerasa bersalah ya"

"Huu...maaf, maaf aku ngelukain perasaan mu Delvin, maaf aku udah ngelakuin itu sama orang lain selain kamu, maaf-"

Hug!
Delvin langsung memeluk Aron.

"Harusnya aku yang minta maaf, untuk sekarang aku cuma modal omongan bahkan sering makan gratis di rumah om tapi tolong ijinkan aku buat buktikan semua itu jadi tetap sama ku sampai aku sukses nanti.. please om, jangan tinggalin aku" kata Delvin dengan suara sedikit gemetar.

Aron membalas pelukkan Delvin.
'Ternyata dia sudah dewasa, bukan anak-anak lagi' batin Aron dengan senyum kecil di bibirnya.

.
.

Bersambung ...

Berondongnya Papa (Tamat BL21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang