Aron meremas baju di pundak Delvin.
"Kamu tau, aku nggak punya pengalaman untuk hal seperti ini.. aku juga takut kalau Nanda dengar suara kita"Delvin tersenyum.
"Tenang aja om, kalau pun dia dengar.. dia nggak akan perduli" ujar Delvin."Tapi-Uah!" Delvin tiba-tiba menarik tubuh Aron kemudian menindih Aron di atas kasur.
Delvin memperlihatkan benda itu lagi tepat di depan wajah Aron.
"Aku mau om rileks sebelum punya ku masuk .. jadi pakai ini dulu ya ?""Ya-yang ku baca.. katanya bakal sakit buat pengalaman pertama" kedua pipi Aron memerah.
Delvin meremas seprei kasur, dia merasa gemas sendiri melihat papa manis ini tersipu malu seolah dia baru pernah berhubungan intim padahal Aron dan mantan isterinya sudah pernah melakukannya hingga menghasilkan Nanda.
Seringai terlihat di bibir Delvin, dia menepuk-nepuk pelan benda tadi di bibir Aron.
"Aku janji akan pelan-pelan.. jadi jangan khawatir, pengalaman pertama memang sakit tapi nanti om pasti ketagihan""Hm," Aron mengangguk pelan.
"Om.. " Delvin mendorong pelan benda tadi di bibir Aron.
" .. jilat ini, basahi dengan Saliva om""Ah, aku punya pelu-"
"Aku maunya om basahi dengan saliva, anggap aja permen" potong Delvin.
Aron menyentuh benda tadi dengan tatapan ragu, dia perlahan menjulurkan lidahnya menjilat benda yang Delvin pegang.
Deg.
Deg.
Deg.Jantung Delvin berdebar kencang saat melihat orang yang sudah lama dia suka mau melakukan hal erotis ini bersamanya, dulu semua ini hanya lah mimpi bagi Delvin tapi sekarang Aron benar-benar mau dia sentuh secara intim dan lagi tidak ada penolakan.
"Mm.. Mm.." Saliva Aron keluar membasahi benda itu, dia juga sesekali melirik Delvin yang berhasil membuat libido remaja ini semakin naik.
"Cukup om" mendengar perintah Delvin, Aron menyudahi apa yang dia lakukan.
"Tolong buka celana om" kata Delvin.
"Mm..." Wajah Aron full merah, dia tidak menduga akan semudah ini menurut pada orang yang punya usia jauh lebih muda darinya tapi entah kenapa Delvin terlihat lebih dominan saat mengatakan hal itu.
Perlahan Aron menarik celana pendek dan dalamannya bersamaan, kakinya berusaha menutupi tempat sensitif tapi langsung di tahan oleh Delvin.
"Ah.. ini kelihatan bagus, aku suka"
Delvin bisa melihat hole Aron yang terlihat masih sangat lah sempit."Kamu nggak merasa jijik ? Maksud ku tempat itu .. wa-walau pun sudah ku bersihin tapi tetap aja .. jalan pembuangan" kata Aron pelan, dia merasa malu.
Delvin terkekeh pelan.
"Aku suka sama om, aku nggak akan bilang apa yang om katakan tadi.. bagi ku om kelihatan sempurna dan seksi""Ugh! Udah...jangan bilang gitu" Aron menutup wajahnya.
"Om,. " Delvin menarik kedua tangan Aron, " ..aku nggak mau kacamata om kotor atau rusak, jadi lepas dulu ya"
Aron menahan tangan Delvin kemudian mengalihkan wajahnya kearah lain.
"Ka-kalau kamu lepasin.. aku nggak bisa lihat muka mu dengan jelas, aku juga nggak bisa lihat dimana aja kamu nyentuh aku"Blush.
Rona merah muda tipis menghiasi pipi Delvin'Hah.. sabar Delvin, kita baru mulai jangan langsung menyerangnya.. tolong sabar' batin Delvin mencoba menguatkan diri karena baginya Aron sangat lah mengemaskan.
.
.Bersambung ...

KAMU SEDANG MEMBACA
Berondongnya Papa (Tamat BL21+)
CasualeMenjadi orang tua tunggal tidak lah mudah, terlebih punya anak gadis yang baru menginjak masa remaja. Aron sangat menjaga putrinya dari pria nakal di luar sana hingga suatu hari Nanda tiba-tiba membawa teman sekolahnya datang ke rumah mereka.