26

25.1K 2.1K 56
                                    

Deru nafas terdengar dari kamar papa manis bernama Aron, seorang pria remaja dengan tubuh cukup besar darinya menindih Aron juga memberi kecupan dan ciuman di seluruh tubuh Aron.

"Hah.. ha.. Delvin, mau sampai kapan kamu mencium ku ?" Tanya Aron dengan tatapan sayunya.

Delvin mengusap pelan bibir bawah Aron yang saat ini sudah membengkak.
"Buka kaki om.. tahan posisi begini" Delvin menuntun Aron untuk membuka kedua kakinya untuk Delvin.

Aron menuruti apa yang Delvin suruh walau pun dia merasa sangat malu.
"Kamu bisa melihatnya ?" Tanya Aron dengan wajah polos.

Delvin mengigit bibir saat melihat pemandangan erotis ini dimana hole sempit itu terlihat jelas di depan mata Delvin, dadanya terus berdebar kencang.

"Delvin.. " panggil Aron.

Delvin tersenyum senang.
"Aku lihat om, sangat jelas" kata Delvin, dia menyentuh bibir hole Aron lalu mendorong dild* tadi masuk ke dalam hole Aron.

"Ugh.. " Aron mengerutkan alisnya saat benda itu perlahan masuk.

"Sakit ?" Tanya Delvin.

Aron mengelengkan kepalanya.
"Rasanya ada yang mengganjal"

Delvin terkekeh pelan.
"Sebentar ya om.. biar nanti punya ku masuk dengan mudah"

"Hm," Aron mengangguk.

Delvin terus mendorong benda itu hingga akhirnya berhasil masuk sepenuhnya.
"Aku gerakin ya, kasih tau kalau sakit"

Aron mengangguk lagi.
Mendapat ijin, Delvin mulai bermain dengan memaju mundurkan benda itu bahkan sesekali memutarnya.

Jujur saja, Aron tidak merasakan apapun saat Delvin melakukan hal itu sampai akhirnya Delvin berhasil menekan satu titik di dalam sana yang membuat desahan lolos dari mulut Aron.

Seringai terlihat di bibir Delvin, dia terus menekan titik itu.
"Ah! Delvin.. Mng! Ak-aku .. ah berhenti sebentar, Delvin.. Ung!" Aron mencoba menahan tangan Delvin agar dia berhenti bergerak tapi remaja ini tidak menuruti kata-kata Aron sampai akhirnya papa manis ini klimaks.

Cairan kental keluar membasahi perutnya, nafasnya terdengar berat, kepalanya juga terasa berputar.

Delvin menarik benda itu keluar dari hole Aron.
"Om, punya kond*m ?" Tanya Delvin.

"Aku nggak punya" jawab Aron dengan suara lemah.

"Hah.. " Delvin menghela nafasnya berat.
" ..aku nggak punya pilihan lain" Delvin mendorong kedua kaki Aron ke depan lalu mengarahkan p*nisnya di depan hole Aron.

"Mari lakukan tanpa pengaman~" kata Delvin dengan wajah sumringah.

Aron menahan dada Delvin.
"Ah, sebentar.. kamu janji nggak keluar di dalam kan ?!"

Delvin terus tersenyum, tanpa menjawab dia langsung mendorong p*nisnya masuk.

"Aakhh!" Aron cukup terkejut, dia meremas seprei kasur karena holenya terasa panas dan sedikit sakit.

"Hah...hah.. " Delvin merendahkan tubuhnya mengecup pipi Aron.

"Hah.. Delvin, sebentar.. jangan gerak dulu, ah.. Nng.. Delvin.. " Aron mencoba menahan remaja ini tapi bagaikan singa yang tengah lapar Delvin langsung bergerak saat mangsanya terlihat lemah.

Alhasil, desahan Aron terdengar hingga ke kamar Nanda. Nanda yang tengah asik membaca novelnya langsung memasang headset.

"Mereka berisik" gumam Nanda dengan wajah cuek.

.
.

Bersambung ...

Berondongnya Papa (Tamat BL21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang