32

18.6K 1.5K 56
                                    

Aron pergi bekerja, selama bekerja di tidak terlalu fokus juga terlihat murung.

Rekan kerja Aron bertanya apa yang terjadi tapi Aron menjawab dia baik-baik saja. Saat berada di toilet kantor, Aron tidak sengaja bertemu Tyson.

"Ah, selamat siang pak" sapa Aron.

"Selamat siang" Tyson tersenyum ramah, dia mencuci tangannya di wastafel toilet.

Tyson bertanya tentang pekerjaan Aron tapi sepertinya Aron tidak fokus mendengarkan apa yang Tyson katakan.

"Pak Aron ?" Tyson menyentuh pundak Aron yang membuatnya sedikit terkejut.

"Ah, ya.. maaf pak ?"

"Apa terjadi sesuatu ?" Tanya Tyson penasaran.

Aron mengusap pelan matanya.
"Tidak, aku hanya kurang tidur"

"Oh.. pelan-pelan saja ya menyelesaikan pekerjaan mu" Tyson mengusap pelan punggung Aron.

"Hm, terima kasih banyak pak" Aron tersenyum kecil.

Tyson melihat jam di pergelangan tangannya.
"Pak, apa kamu punya waktu malam ini ?" Tanya Tyson.

"Ya, ku rasa tidak ada pekerjaan lagi setelah ini" jawab Aron.

"Bagus, bagaimana kalau ku traktir minum ?"

"Minum.. tapi-"

"Ku tunggu di parkiran pukul 6 ya.. sekalian saja ku antar pulang"

"Tapi pak-" Tyson kembali memotong kata-kata Aron.
"Aku duluan, mari bertemu nanti"

Setelah berkata seperti itu, Tyson berjalan keluar dari toilet. Aron menatap pantulan dirinya di cermin, wajahnya terlihat sangat kusut.

Aron mencuci wajahnya lalu kembali bekerja, sejujurnya Aron ingin segera pulang setelah pekerjaannya selesai tapi Tyson ternyata benar-benar menunggu Aron.

"Pak Aron..!" Tyson melambaikan tangannya saat Aron berjalan kearah parkiran.

"Bapak serius menunggu ku ?" Tanya Aron tidak percaya padahal dia terlambat 30 menit.

"Iya, kan kita sudah janjian.. ayo masuk" Tyson membuka pintu mobilnya.

"Tapi pak, motor ku bagaimana ? " Aron menunjuk motornya.

"Jangan khawatir, aku sudah memberitahu security jaga motor mu.. besok ku bayar untuk taksi"

"Eh, tapi pak-"

"Jangan tapi-tapi terus pak Aron.. ayo masuk saja" Tyson mendorong pelan tubuh Aron agar masuk ke dalam mobil.

Mau tidak mau Aron harus ikut Tyson berhubung jabatan Tyson lebih tinggi darinya.

Mereka berdua pergi ke bar, setibanya disana Aron bisa melihat beberapa orang ada disana baik wanita maupun pria.

Tyson membawa Aron ke salah satu kursi di ujung ruangan lalu memesan minuman untuk mereka berdua, Tyson bahkan tidak bertanya minuman apa yang Aron suka atau sanggup kah Aron minum minuman beralkohol.

Setibanya minuman tersebut di meja mereka, Tyson langsung menyodorkannya di depan Aron.
"Ini minuman paling populer disini.. coba lah, aku yakin kamu pasti suka" ujar Tyson.

Karena tidak enak menolak, akhirnya Aron mencicipi minuman yang Tyson pesan untuknya. Saat minuman itu menyentuh lidah Aron, dia bisa merasakan sensasi yang cukup kuat yang spontan membuat Aron tersedak.

"Kamu tidak apa-apa ? Pelan-pelan" Tyson menepuk-nepuk pelan punggung Aron.

"Ak-aku tidak apa-apa pak.. maaf"

"Ah, kamu tidak suka dengan minumannya ? Kalau tidak suka-"

"Tidak apa-apa.. aku bisa meminumnya pak, jangan membuang-buang minuman" Aron tersenyum kaku.

"Oh begitu, mari pak Aron" Tyson terlihat menegak minuman tadi tanpa beban.

'Kalau ku minum langsung, mungkin tidak apa-apa' batin Aron, dia menelan salivanya berat lalu langsung meminum habis minuman dari gelasnya.

"Fuhh ..." Aron menarik pelan kerah kemejanya, tak perlu waktu lama alkohol itu bereaksi sangat cepat terlihat dari kedua pipi Aron yang mulai memerah.

Tyson menarik pelan gelas Aron.
"Mau satu gelas lagi pak Aron ?" Tanya Tyson dengan senyuman penuh arti.

.
.

Bersambung ...

Berondongnya Papa (Tamat BL21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang