07

37.1K 3K 206
                                    

"Kenapa kamu masih disini ?" Tanya Nanda saat melihat Delvin ikut sarapan bersamanya dan Aron.

Delvin tersenyum.
"Malam tadi aku makan dengan papa mu, kayaknya aku ketagihan masakan papa mu"

Nanda menyendok nasi goreng buatan Aron.
"Ketagihan masakan papa yang mana dulu ?" Tanya Nanda spontan.

Delvin menopang dagunya, dia tersenyum aneh kearah Aron.
"Yang putih kental lengket itu apa namanya om ?" Kaki Delvin bergerak menyentuh betis Aron di bawah meja makan.

"Uhuk! Uhuk!" Aron langsung tersedak kopi paginya saat mengerti apa yang Delvin katakan.

"Minumnya pelan-pelan pa" Nanda menyodorkan kotak tissue.

Aron mengambil tissue lalu mengusap bibirnya kasar, dia menatap tajam kearah Delvin.
"Itu papeda sama kuah kuning !" Ujar Aron kesal.

"Eh, sejak kapan papa bisa bikin papeda ?" Tanya Nanda bingung.

"Sejak malam tadi, udah.. udah.. jangan banyak ngobrol makan nasi goreng kalian sebelum dingin"

"Kalau dingin kan bisa di hangatin lagi, ya kan om ? Hangat lebih enak" celetuk Delvin dengan senyuman menggoda Aron.

Brak!
Aron mengebrak meja makan.

"Kenapa pa ?" Tanya Nanda.

Aron membenarkan kacamatanya.
"Mau ke WC.. perut papa sakit"

Aron melangkah pergi dari meja makan.

Nanda melirik Delvin.
"Jangan keterlaluan .. papa kelihatan nggak suka sama candaan mu"

Delvin tersenyum.
"Jangan khawatir, papa mu nggak baperan.. kecuali menyangkut kamu Nan, hehe"

Nanda menghela nafasnya berat.
"Iya Vin, terserah kamu aja"

Ding
Dong
Ding
Dong

Suara bel rumah Nanda berbunyi.
"Ada tamu, bentar ya... lanjutin aja makan mu"

"Hm~" Delvin mengacungkan jempolnya.

Nanda berjalan kearah pintu depan kemudian membuka pintu, dia bisa melihat pria yang hampir setinggi Delvin juga wajah yang cukup tampan di mata Nanda.

"Cari siapa ?" Tanya Nanda dengan wajah datarnya.

"Ah, um.. Pa-pak Aron ada ?" Tanyanya sedikit gugup karena Nanda menatapnya tajam.

Nanda bisa melihat tanda pengenal di kemeja pria ini, dia juga bekerja di kantor Aron.
"Kenapa cari papa.. ini kan hari Minggu ? Nggak kerja kan ?" Tanya Nanda.

Orang ini tersenyum kaku.
"Dek, tolong panggilkan papa mu saja dulu ya" katanya mencoba seramah mungkin.

"Nggak bisa papa sibuk" kata Nanda.

Orang ini hanya bisa tersenyum kaku, dia tidak tau harus menghadapi Nanda dengan cara apa.

Beberapa detik kemudian, Aron terlihat berlari kearah Nanda.
"Pak Manajer!"

"Ah, syukurlah kamu keluar" ujar manajer kantor Aron.

"Ma-masuk lah dulu pak.. aku belum siap-siap !"

"Tidak apa-apa, kita punya waktu 30 menit .. aku tunggu di mobil ya"

"Ba-baik pak.. aku segera menyusul ke mobil bapak!"

"Iya pak Aron dan terima kasih ya dek" manajer ini tersenyum pada Nanda yang tidak Nanda hiraukan, dia berjalan masuk ke dalam rumah.

Aron menunduk singkat lalu menyusul Nanda.
"Nanda nggak sopan begitu"

"Iya maaf, lebih baik papa siap-siap.. kasian orang tadi udah nunggu"

"Oh iya! Ya sudah .. kalian berdua lanjut makan.. nanti sebelum papa pergi, papa usir Delvin lebih dulu ya!"
Aron berlari kearah kamarnya.

Nanda kembali ke meja makan.
"Siapa ?" Tanya Delvin.

Nanda menopang dagunya.
"Radar ku nangkap sinyal, kamu ada saingan"

Clang.
Sendok dari tangan Delvin jatuh.

"Kamu serius ?"

.
.

Bersambung ...

Berondongnya Papa (Tamat BL21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang