Besoknya~
"Om.. " Delvin terpaku saat melihat Aron datang tanpa kacamatanya.
Aron terlihat salah tingkah saat melihat tatapan mata Delvin, dia berjalan melewati Delvin lalu mulai mencari kesibukan.
"A-apa yang belum siap ? Bahan makanannya udah semua kan ?" Tanya Aron gugup.
"Om, kacamatanya dimana ?" Tanya Delvin mengikuti langkah kaki Aron.
"Ad-ada di kantong celana ku.. tapi nggak apa-apa, aku bisa lihat kok"
Grep.
Delvin menahan tangan Aron, dia membalik tubuh Aron agar berhadapan dengannya.Delvin bisa melihat Aron memakai kontak lensa, ini pertama kalinya Delvin melihat Aron tanpa kacamata.
"Kenapa tiba-tiba pake softlens ?" Tanya Delvin penasaran.
Aron berusaha menghindari kontak mata dengan Delvin.
"Ini trend jaman sekarang, aku coba pake aja.. biar lebih mudah beraktivitas"Delvin menarik dagu Aron, dia sadar sudah membuat Aron tidak percaya diri akibat kata-katanya kemarin terlebih mata Aron terlihat sedikit merah karena ini pertama kalinya Aron memakai kontak lensa.
"Dengar.. aku lebih suka lihat om pake kacamata, aku udah terbiasa .. jangan berubah demi aku.. ayo om ku bantu lepasin softlensnya"
Aron menahan tangan Delvin.
"Aku mau memakainya.. aku-Mph!" Delvin menarik pinggang Aron lalu mengecup singkat bibir papa Nanda ini."Ayo ke kamar ku, mari lepas benda menganggu di mata mu itu"
Aron menunduk lalu mengangguk pelan, Delvin tau Aron berniat tampil beda agar bisa menyesuaikan diri dengan usia Delvin tapi sayangnya Delvin lebih suka Aron dan kacamatanya itu.
Setibanya di kamar Delvin, Delvin membantu Aron melepas kontak lensanya lalu memasang kembali kacamata Aron.
Delvin tersenyum melihat om Aronnya sudah kembali seperti sedia kala.
"Sempurna.. ini baru om Aron yang ku kenal"Aron meremas pelan celananya.
"Maaf, aku nggak bisa tampil muda untuk mu Delvin.. mungkin sebentar lagi kamu akan bosan melihat wajah tua ku ini" ujar Aron.Delvin menyentuh tangan Aron.
"Kenapa om kok mikir gitu ? Kalau aku bosan, apa gunanya aku keluar dari rumah trus minjam uang buat modal usaha ..? Semua itu demi siapa kalau bukan om Aron""Delvin.. " mata Aron berkaca-kaca, dia hampir saja menangis mendengar apa yang Delvin katakan.
"Aku nggak akan bosan, jadi tetap di sisi ku"
Aron merentangkan kedua tangannya lalu memeluk Delvin erat.
"Aku sayang kamu" ucap Aron pelan tapi tepat di telinga Delvin.Deg!
Deg!
Deg!Jantung Delvin berdebar kencang karena ini pertama kalinya dia mendengar ungkapan perasaan Aron padanya.
"Ah.. Uah!" Delvin tiba-tiba mendorong tubuh Aron hingga dia terbaring di bawah Delvin.
"Delvin.. muka mu merah" Aron bisa melihat wajah Delvin full merah.
"Om pikir ini salah siapa bikin aku jadi gini, aku mau kasih hukuman tapi kita baru ngelakuinnya malam kemarin.. argh! Ngeselin banget !" Delvin menepuk-nepuk kasurnya.
Touch.
Aron menyentuh wajah Delvin."Maaf, tapi kalau kamu horny.. kamu bisa pake sela paha dalam ku" ujar Aron dengan rona muda menghiasi kedua pipinya.
"Ugh! Om.. Arg! Aku jadi tambah horny tapi aku nggak bisa, aku ngerasa frustasi.. Uh, Om Aron !!" Delvin langsung memeluk Aron erat.
Aron terkekeh pelan melihat Delvin putus asa, dia tau Delvin tidak mau melukai Aron karena gesekan di sela paha Aron bisa menyebabkan ruam pada kulit Aron.
Akhirnya Aron mengalah memberi handjob agar Delvin tenang dan mereka bisa membuka cafe.
.
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondongnya Papa (Tamat BL21+)
AcakMenjadi orang tua tunggal tidak lah mudah, terlebih punya anak gadis yang baru menginjak masa remaja. Aron sangat menjaga putrinya dari pria nakal di luar sana hingga suatu hari Nanda tiba-tiba membawa teman sekolahnya datang ke rumah mereka.