04

42.7K 3.1K 150
                                    

"Om.. " Delvin menarik lengan Aron.

Deg!
Aron langsung menepis tangan Delvin darinya.

"Jangan becanda Delvin ! Nggak seharusnya kamu ngomong gitu.. aku lebih tua dari mu!" Ujar Aron sedikit emosi.

"Aku tau om lebih tua makanya aku minta ajarin, kita sama laki-laki.. om pun mengerti rasanya waktu belum punya pengalaman dulu"

Aron mengepalkan kedua tangannya.
"Siapa orang yang kamu incar buat ngelakuin itu ?! Bukan Nanda kan ?!"

"Maksud om apa, aku-"

'Hm ?' ide tiba-tiba terlintas di pikiran Delvin, dia menatap Aron.
"Memangnya kenapa kalau sama Nanda ? Om nggak setuju ?" Tanya Delvin yang membuat Aron semakin emosi.

Aron menarik kerah baju Delvin.
"Jangan coba-coba ! Aku nggak akan ikhlas kamu nyentuh anak ku !"

Grep.
Delvin meremas lengan Aron dengan seringai di bibirnya.

"Om, aku nggak punya pengalaman lebih.. terkadang hasrat ku buat ngelakuin hal itu sering muncul kalau lihat lawan jenis.. kalau gini terus, bisa-bisa aku nyerang Nanda loh"

Aron semakin kuat meremas kerah baju Delvin.
"Jangan coba-coba!"

Delvin tidak takut dengan tatapan mengintimidasi dari Aron, dia malah mendekatkan wajahnya.
"Kan aku udah bilang dari awal om jadi sebelum semua itu kejadian.. tolong ajari aku buat kendali'in hal kayak gini"

Aron mengerutkan alisnya menatap wajah Delvin, dia seolah menantang Aron.
"Baik.. " Aron mendorong tubuh Delvin lalu duduk di atas paha Delvin.
" ..ini yang kamu mau kan ?"

Glup.
Delvin menelan salivanya berat saat Aron mengeluarkan miliknya.

"Kamu sudah 17 tahun, kamu juga sudah bisa muasin diri sendiri.. itu masih nggak cukup ?"

Delvin tersenyum.
"Sudah ku bilang kan, aku mau belajar dari orang yang udah punya pengalaman bahkan udah bisa bikin anak" kata Delvin tanpa beban di kalimatnya.

Aron menghela nafasnya berat, dia mulai memijat p*nisnya di depan mata Delvin.
"Pijat pelan, tangan kita hangat.. jadi sensasinya sedikit memuaskan, tangan dan mulut pasangan mu memang lebih nikmat tapi kalau kamu masih remaja lebih baik pijat sendiri saja seperti yang ku lakukan jadi itu bisa sedikit mengurangi hasrat mu waktu lihat lawan jenis" ujar Aron.

"Bukannya makin mengebu-gebu ya om ?" Tanya Delvi.

Aron menjitak pelan kepala Delvin.
"Makanya jangan di bayangin ! Fokus sama diri mu sendiri dulu, kamu masih kecil nggak ngerti bahaya s*x di luar nikah!"

Delvin menatap p*nis Aron.
"Hm, usia ku memang masih remaja di mata om.. tapi,. " Delvin mengeluarkan miliknya dari sarang.
"..aku lebih besar dari om" ujar Delvin dengan tatapan seolah meremehkan Aron.

Mata Aron sedikit membesar saat melihat ukuran p*nis Delvin tapi dia memaklumi hal itu karena Delvin juga punya tubuh yang bagus untuk usianya.

"Ya, ya.. terserah kamu saja"

"Om, pernah nyoba nggak ?" Tanya Delvin.

"Nyoba apa ?"

Delvin menarik tubuh Aron agar semakin dekat dengannya, tanpa basa-basi lagi Delvin langsung menyatukan p*nisnya dan Aron lalu mengoc*knya bersamaan.

"Hah-ah!" Aron meremas lengan Delvin.
"Ugh!" Aron menyandarkan kepalanya di bahu Delvin.

"Enak kah om ?" Delvin menghirup aroma tubuh Aron.

'Ah...baunya wangi' batin Delvin.

.
.

Bersambung ...

Berondongnya Papa (Tamat BL21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang