Part 18 : Marah

68 10 3
                                    

    Kedua lelaki itu tengah menatap dengan serius sebuah layar dihadapan mereka yang menampilkan profil salah satu artis terkenal yang sedang naik daun.

    "Pemasaran produk kosmetik kita meningkat drastis, sebab kerjasama yang kita lakukan dengan claruna ellewys." Jelas seorang lelaki yang memegang iPad ditangannya.

      "Hingga berapa persen?" Tanya lelaki lain, duduk disebuah kursi kerja yang nyaman, salah satu tangannya menopang dagu, menatap dengan lekat-lekat brand ambassador GGA cosmetic, yakni claruna ellewys.

       "Hampir 20%." Jawab jerome.

    Arseno airlangga mengangguk-anggukan kepalanya paham, memilih memperhatikan jerome yang tampak sangat penasaran dengan sosok claruna, walau kehidupannya tidak ada yang istimewa akan tetapi dari cara menatap, arseno tahu ada sesuatu hal yang telah menarik perhatian jerome.

       "Apa kau menyukai gadis itu?" Tanya arseno, menunjuk layar besar dihadapan mereka.

     Jerome reflek terkesiap, langsung memberikan penolakan dengan gerakan tanganya. "Tidak pak." Jawab jerome dengan lugas, ekspresi wajahnya ia buat sedemikian mungkin agar arseno tidak curiga.

     Arseno memicingkan kedua matanya, masih menyimpan rasa penasaran, jarang sekali melihat jerome tampak tertarik dengan seorang gadis. "Kau berbohong jerome, saya bukan satu atau dua tahun bersamamu, sewaktu acara pemotretan pun kau berkata ia memiliki senyuman yang manis." Jelas arseno, menahan tawa.

       "Itu hanya pujian saya pak." Jawab jerome lagi, masih tak mau mengaku.

      "Baiklah, jika tidak ingindibicarakan. Bagaimana rapat selanjutnya? Bukankah akan ada pelucuran produk baru dari GGA cosmetic?"

      "Iya pak, pukul 3 sore akan diadakan rapat mengenai metode pemasaran serta tema apa yang akan digunakan untuk mempromosikan produk eyeliner GGA." Jelas jerome.

      "Kalau begitu, semangat jerome. Gadis dengan senyuman manis itu, bisa segera kau temui." Ujar arseno dengan senyuman lebar diwajahnya, yang malah memberikan kesan horor dimata jerome.

   Kemudian lelaki itu berlalu dengan langkah besarnya, meninggalkan ruangan sang direktur sembari menahan kesal, ia hanya sekedar menganggumi claruna,  kenapa respon arseno harus sangat serius seperti itu.

   ***

  Mas arsen
[Na, saya akan pulang terlambat]


 

    Adriana yang tengah istirahat hanya bisa membaca pesan singkat yang diberikan oleh arseno, biasanya jika mereka akan ada urusan, masing-masing tidak peduli. Selama ini juga arseno tak pernah bertanya kemana adriana pergi, kecuali ia yang menjelaskan.

     Adriana kini tengah melakukan syuting untuk video klip, musisi terkenal akan melakukan comeback dan mereka ingin adriana menjadi pemeran dalam video klip yang mereka buat. Sudah hampir 2 jam setelah makan siang bersama dengan arseno, adriana berada dilokasi syuting, ia juga tidak dapat pulang lebih awal sebab jadwalnya yang masih menumpuk.

       Gadis dengan rambut hitam legam itu, tak tahu harus memberikan jawaban apa pada arseno, apakah lelaki itu akan memaklumi jika Adriana pulang terlambat.

       "Gak tahu." Kesal adriana, meletakan ponselnya diatas meja dan memilih mengabaikan pesan arseno.

     "Kenapa dah?" Tanya lion, yang baru saja datang sembari membawa dua box, yang entah isinya apa.

Two FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang