Claruna sebenarnya malas datang kemari, jikalau bisa ia ingin memutuskan kontrak kerja dengan perusahaan airlangga, sebab itu membuatnya terbebani. Untuk sekarang sangat mawas diri, terutama jika bertemu dengan arseno ataupun jerome, mereka berdua telah mengenal dirinya cukup dalam.
Bukannya apa, wajah memang dapat ia sembunyikan, akan tetapi suara serta bentuk tubuh tak akan pernah berbohong. Dia dan adriana memiliki senyuman yang sama, dan jika arseno sadar akan hal tersebut, hancurlah sudah rencana yang telah claruna susun jauh-jauh hari.
"Nona, anda sudah ditunggu, didalam." Ujar seorang pelayan yang menunggu didepan pintu masuk.
Malam ini beberapa staff, ketua divisi serta karyawan yang turut serta dalam rencana peluncuran kosmetik kemarin tengah mengadakan acara makan bersama, sebagai perayaan atas kesuksesan produk GGA Cosmetic yang launching beberapa bulan yang lalu.
Begitu claruna memasuki ruangan restoran, sudah didapati banyak orang, menikmati makanan mereka. Claruna melirik sekitar, mencari tempat duduk yang diperuntukan untuknya, hingga netranya menemukan sosok arseno beserta jerome yang tengah makan disalah satu meja diruangan tersebut.
"Gawat."
Claruna membuang muka, memilih mencari meja lain untuk ditempati ketibang harus makan bersama kedua orang itu. Dia berjalan dengan sedikit tergesa-sega, sampai tak sadar beberapa orang telah ditabrak olehnya.
"Ah, maafkan saya." Ujar claruna ketika menabrak bahu seseorang dengan cukup keras.
"Ya tidak apa-apa." Jawab seorang lelaki setengah baya dengan pakaian formal, bertubuh gempal dengan senyuman diwajahnya.
"Kau belum mendapat tempat duduk, mari makan bersama dengan saya." Ajak lelaki itu dengan paksa merangkul bahu claruna dan membawanya menuju meja yang berada tak jauh dari sana.
Claruna sempat mengelak, berusaha melepaskan rangkulan lelaki tua yang tampak mesum itu, namun tidak berhasil sebab cengkramannya yang begitu kuat.
"Claruna akan pergi dengan saya, bisa tolong lepaskan?"
Claruna menoleh, mendapati sosok jerome yang berdiri tempat dibelakangnya, melepaskan dengan paksa tangan lelaki tua mesum itu dari bahunya. Ekspresi wajah jerome sangat dingin, seakan menahan emosi yang ingin meledak.
Lelaki tua itu tidak dapat berkata apa-apa, hanya bisa terdiam sebelum akhirnya pergi menuju mejanya dengan perasaan jengkel. Claruna dapat bernafas dengan lega, perilaku lelaki tadi membuatnya merasa tidak nyaman, claruna benci hal itu, apalagi dengan dirinya sendiri yang tidak dapat memberontak.
"Kau tidak apa?" Tanya jerome, peka dengan situasi yang terjadi, oleh karenanya ia dengan segera mendatangi claruna guna menolong gadis itu.
"Eum, tidak apa." Jawab claruna, merasa beruntung sebab jerome yang mengerti dengan situasi ini.
"Syukurlah." Jerome melepaskan jas yang ia kenakan, menyampirkan jas tersebut pada bahu adriana yang terbuka.
Claruna sempat menatap jerome dengan keheranan, seperti memberikan pertanyaan apa maksud dari perlakuan jerome kepadanya. "Disini dingin, ayo cepat tempat duduk mu sudah disediakan bersama kami." Ajak jerome, berjalan terlebih dahulu, setelah terdiam seakan salah tingkah dan sadar akan perilakunya.
Claruna mengekori dari belakang, mau tak mau harus duduk bersama dengan kedua orang itu. Ia sempat melirik pintu masuk ruangan, guna melihat adakah tanda-tanda kedatangan lion, lelaki itu tengah menerima telefon penting dari agensi terkenal, makanya lion tak ikut masuk bersama dengan claruna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Face
General FictionKetika jodohmu telah ditentukan oleh keluarga, serta mendapatkan persetujuan. Adriana damaswara tidak dapat menolak hal tersebut, menikahi seorang CEO dingin bernama arseno airlangga, adalah penyesalan terbesar yang pernah adriana rasakan, adriana h...