Part 29 : Hilang lagi?

65 9 2
                                    

  Arseno menghela nafas lelah, berpikir semuanya akan baik-baik saja setelah mereka memperbaiki hubungan, ia merasa menjadi lebih dekat dengan istrinya itu. Namun, pada kenyataannya adriana tidak pernah meluangkan waktu sedikitpun untuk dirinya, dimalam minggu yang seharusnya berjalan indah, arseno harus menanti sendiri dibalkon sembari menatap jalanan yang sepi.

    Ia menunggu kedatangan adriana, wanita itu kembali hilang tanpa kabar, bahkan pesan yang arseno kirimkan sama sekali belum dibaca, hanya centang dua, membuat arseno frustasi sendiri, ia yang notabenenya adalah seorang CEO, jam kerjanya masih wajar.

      Dengan kesal, arseno memeriksa benda pipih yang sedari tadi ia genggam, berharap ada balasan yang bisa membuatnya tenang. Akan tetapi, nihil, foto profil bergambar seorang wanita dengan jas dokternya itu tak ada tanda-tanda online.

        Karena khawatir, arseno kembali menelfon jerome, ia sudah menyuruh sekertarisnya itu untuk melihat kegiatan apa yang dilakukan oleh adriana dirumah sakit hingga selarut ini. "Jerome, apa ada informasi?" Tanya arseno berusaha menahan emosinya.

     "Maaf pak, untuk informasi yang saya dapatkan, ibu adriana sudah pulang sejak siang tadi, ia hanya masuk sebentar lalu pergi."

      Jelas jerome diujung sana, arseno menaikan salah satu alisnya heran, jika adriana sudah keluar dari rumah sakit sesiang itu, lalu apa yang dilakukan oleh istrinya? Dan kemana perginya adriana hingga tak sempat membaca pesan dari arseno.

     "Jerome, tolong cari tahu keberadaan adriana, saya takut ada hal buruk terjadi padanya." Perintah arseno, yang hanya dijawab dengan kata 'iya' oleh jerome, semua perkataan yang keluar dari mulut arseno ada mutlak, ia tidak bisa menolaknya.

      "Ck, kemana dia pergi?" Arseno bergegas mengambil kunci mobil miliknya, berjalan dengan terburu-buru menuju garasi guna mengeluarkan mobil, ia berniat mencari adriana, walau tanpa informasi sedikitpun.

    ***

      "Terimakasih semua atas kerja kerasnya." Ujar claruna dengan senyuman manis, ia melambaikan tangan pada seluruh cru yang telah membantu melancarkan syuting untuk iklan hari ini.

    Claruna ellewys dikenal sangat ramah pada staf-staf yang membantu, ia murah senyum dan mudah bergaul, itulah yang membuat orang-orang menyukai dirinya, selain sebab visual claruna, hatinya juga memiliki keistimewaan yang luar biasa.

      "gimana? Cape?" Tanya lion sembari menyerahkan segelas air putih pada claruna, ia menatap sahabatnya itu dengan tatapan mengejek, syuting ditake berulang kali hingga mendapatkan hasil yang sempurna.

      "Cape, pengen bobo." Jawab claruna, menerima sebotol air putih itu malas, ia meminumnya hingga air tersisa setengah.

       "Hm, kita bisa langsung pulang, sekarang juga sudah jam setengah sebelas malam." Ujar lion sembari membereskan barang-barang claruna yang hendak dibawa pulang.

     "Hah? Jam setengah sebelas?" Tanya claruna terkejut, bukannya apa saking sibuknya menghafal script ia sampai tak melihat waktu, bahkan untuk sekedar membuka handphone claruna tidak sempat melakukan itu.

     "Iye, kaget banget dah lo."

      "Gimana gak kaget bodoh, gua dah punya suami." Panik claruna segera mencari ponsel pintar miliknya didalam tas jinjing yang ia bawa, claruna mencebik kesal sebab benda pipih yang ia cari tidak kunjung ditemukan juga.

      "Pelan-pelan na, jangan buru-buru." Peringat lion yang melihat pergerakan claruna.

     "Gimana gak buru-buru, duh mampus gua pasti kena omel mas arsen." Begitu benda pipih itu dia temukan, pada layar lockscreen sudah terpampang beberapa pop up notifikasi, mulai dari 20 panggilan tak terjawab arseno, serta beberapa pesan lain yang juga di kirimkan oleh lelaki itu.

Two FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang