Part 37 : Melampaui batas

52 4 1
                                    

  Siapa sangka di pagi yang sangat indah ini, claruna harus melewati ujian yang paling berat. Begitu bangun tidur ia sudah memulai perdebatan dengan arseno, pasalnya lelaki itu tak mau beranjak dari tempat tidur, terus mengkungkunghya dalam rengkuhan, yang pasti kalian tahun sendiri bahwa tangan arseno sangatlah berat.

    Dengan berbagai macam keluhannya, masih tentang bagaimana dirinya menjadi manusia sibuk, membuat claruna harus menggunakan jurus andalannya agar bayi besar yang manja itu mau melepaskan dirinya dari hari weekend. Pasalnya malam ini, akan diadakan acara Asia artist award, yang pastinya clarun harus menghadiri acara tersebut, sebab ia masuk kedalam beberapa nominasi.

    Jujur, beberapa minggu kemarin claruna telah berusaha mengurangi jadwalnya, dia hanya mengambil beberapa pekerjaan yang bisa ia handle, dan untungnya agensi yang sekarang menaungi claruna tidak terlalu menekankan pekerjaan, sehingga adriana masih mendapatkan libur dihari sabtu dan minggu.

    Namun hari ini, claruna akan benar-benar membelot pada suaminya, ia beralasan akan pergi untuk kunjungan rutin menuju desa-desa terpencil disekitar jabodetabek untuk memeriksa kesehatan warga. Walau arseno terus mengelak dengan mengatakan apa tidak bisa temannya saja yang pergi dan bukan dirinya, acara ini sungguhlah penting jadi claruna berusaha sekuat mungkin untuk merayu arseno.

      "Lama anjir, sebelum mulai harus rehearsal dulu, udah mau telat ini." Cibir lion begitu claruna masuk kedalam mobil.

      "Cocot lo, arseno itu ribet anjir kek bayi gede, harus gua rayu-rayu dulu baru dia ngasih izin gua buat pergi." Jelas claruna, meletakan barang bawaannya di kursi belakang.

    "Ribet juga suami lo."

    "Iya, gua tahu gua yang salah, gua ngerasa gak enak banget kalau terus-terusan bohongin dia." Keluh claruna sembari sibuk membersihkan wajahnya yang penuh dengan riasan flek hitam diarea pipi dan hidung.

     "Sabar, tujuan lo bentar lagi bakal berhasil bukan? Kita cuma butuh waktu, lo jangan terburu-buru juga."

    "Gua tahu, gua ngerti, masalahnya apa arseno bakal nunggu gua sampai waktunya? Gua yakin dia kesel, sedih dan bingung sekaligus karena gua sering kabur-kaburan kaya gini." Claruna menatap pantulan dirinya pada cermin yang tengah ia genggam, wajah lelah dengan senyuman yang sulit tergurat membuatnya sadar bahwa selama ini banyak beban yang ia pikul sendirian.

     "Noh telefon lo nyala." Ujar lion menunjuk ponsel claruna yang ia simpan diatas dashboard mobil.

     "Mas Adi, ada apa ya dia telefon." Gumam claruna, mengambil telefon genggam milik adriana, menggeser ikon hijau dilayar.

     "Hallo mas, ada apa?" Tanya claruna menahan telefon genggam itu dengan bahunya yang ia dekatkan pada telinganya.

     "Na, hari ini ada acara award kan?"

    "Iya mas, memangnya kenapa?"

    "Sudah berangkat? Mas khawatir sih, takutnya arseno tidak mengizinkan kamu buat pergi, apa kamu kesulitan?" Tanya adijaya terdengar khawatir, claruna yang mendapatkan pertanyaan itu hanya bisa tersenyum kecil, meski ia tak pernah menjelaskan tujuannya menjadi artis pada adijaya, akan tetapi kakaknya itu seakan paham dan selalu mendukung apapun keputusan claruna, ia beruntung memiliki adijaya sebagai kakaknya.

Two FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang