Part 32 : Dunia milik mereka berdua

90 6 3
                                    

   "Maaf mas, saya ketiduran." Tambah adriana lagi, sambil mengucek kedua matanya, gadis dengan kaos itu menguap menutup mulutnya menggunakan tangan kanan, tidak memperhatikan arseno yang masih terpaku tanpa kata dengan handphone ditangan kanannya.

      "Mas?" Panggil adriana lagi, kini menarik ujung baju yang dikenakan oleh arseno pelan.

     Lelaki yang tengah bergelut dengan pemikirannya itu tersadar, buru-buru memperbaiki ekspresi wajahnya memberikan senyuman lembut pada adriana. "Na, lainkan jika kau mengantuk tidak perlu menunggu saya ya, tidur saja terlebih dahulu." Ucap arseno pelan, ia mengelus pucuk rambut adriana yang sedikit berantakan, merapikan helainan rambut itu dengan jari-jarinya.

      "Tapi saya khawatir mas." Jawab adriana, wanita itu memeluk manja pinggang arseno, sembari mengerucutkan bibirnya.

      "Baiklah, nanti saya akan mengabari jika pulang malam, apakah hari ini melelahkan?" Tanya arseno, Adriana menganggukan kepalanya masih dalam posisi memeluk pinggang arseno dengan kepalanya yang ia benamkan diperut sixpack suaminya itu.

     "Kalau begitu ayo istirahat, jangan begadang." Titah arseno, berusaha melepaskan pelukan Adriana dari pinggangnya, mengajak istrinya untuk pergi menuju kamar.

    "Gendong." Pinta Adriana dengan wajah lucu, arseno terheran kedua alisnya menukik tajam tak menyangka bahwa sosok Adriana yang terkesan cuek dan cool, tiba-tiba menjadi gadis manja yang haus perhatian, namun arseno suka, sampai ia melupakan masalah yang sesungguhnya.

      "Baiklah." Arseno setuju, ia mengangkat tubuh langsing Adriana, menggendong ala bridal style menuju kamar mereka yang berada dilantai dua.

    Adriana hanya bisa tersenyum lebar sembari mengalungkan kedua tangannya dileher arseno, ia menatap arseno dengan penuh cinta sebelum akhirnya mendaratkan sebuah kecupan singkat dibibir suaminya itu.

      "Mas, saya mencintaimu."

   Arseno terkekeh, sembari menatap wajah Adriana yang nampak bersemu merah ia mengecup kening istrinya itu, sebelum akhirnya merebahkan tubuh Adriana diatas ranjang.

     "Saya juga mencintaimu."

   Dan ya, malam itu berbagai macam hal indah antara mereka berdua terjadi, penggambaran cinta yang tak pernah ada duanya, berpadu dalam alunan lembut serta gerakan acak yang begitu candu, mendeskripsikan dua insan yang melebur dalam setiap ucapan manis sebelun menuju puncak dunia.

     Tak ada yang bisa melepaskan mereka berdua.

     ***

   
 

Arseno beranjak dari atas ranjang, sebelum pergi ia menyelimuti tubuh wanita cantik yang tertidur disampingnya, wajah itu begitu indah untuk dipandang, setiap inci dari wajah adriana selalu menjadi candu untuk arseno, wanita itu cantik, sangat.

     Namun beberapa hal terus menjadi pertanyaan arseno, bagaimana istrinya melakukan sebuah kebohongan, menyembunyikan rahasia besar tentang identitasnya, apa yang sebenarnya adriana cari, dan untuk apa.

    Lelaki itu keheranan, ia berjalan pelan menuju sofa yang berada dikamar mereka, duduk disana sembari memikirkan kemungkinan ataupun alasan masuk akal yang menjadi pendukung atas hal yang dilakukan Adriana.

     "Apakah karena bundanya?" Tanya arseno pada diri sendiri, ia ingat dengan riwayat keluarga adriana, ibu Adriana merupakan seorang artis terkenal, arseno pun tahu desas desus kematian silvia damaswara, berita itu sempat menjadi perbincangan hangat selama beberapa minggu di Indonesia.

Two FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang