part 14

63 6 0
                                    

Tidak munafik, ikhlas itu memang sulit.

/╲/\╭(•‿•)╮/\╱\

Asiy keluar kamar mencari ibunya.

"Bu" panggil Asiy pada ibunya yang sedang membuat kue di dapur, ada sedikit pesanan. Karena pesanan nya sedikit, ibunya tak memberi tau Asiy.

"Apa?" Ibunya menjawab tanpa menoleh.

"Kalau Asiy keluar jalan bentar boleh nggak bu?"

"Boleh, tumben izin biasanya izin sambil keluar. Emang sama siapa perginya?"

"Sama Arkan" gerakan tangan ibunya yang sedang membuat topping di atas kue terhenti demi mendengar jawaban Asiy, membuat Asiy gugup.

"Siy" ibu menatap Asiy dalam, sarat makna.

"Kalo nggak boleh nggak papa kok bu. Asiy juga nggak pengen jalan, Asiy cuma iseng bilang gitu ke ibu" ucap Asiy karena takut melihat tatapan ibunya yang mendalam. Ibu tak pernah begini.

"Ibu nggak tau Siy, ibu nggak mau ngekang. Kamu udah besar pasti tau batasan, tapi ibu nggak berani ngizinin, tanya aja sama ayah kamu, ibu ngikut"

"Nggak boleh" suara berat dari belakangnya itu suara ibunya, dan entah kenapa badan Asiy menegang.

"Yah" ibu mendekat ke arah ayah. Asiy tau, ibunya pasti akan menyuruh ayah berbicara baik baik. Orang tuanya memang sangat serasi, ayahnya yang tegas bijaksana disandingkan dengan ibunya yang lemah lembut, halus mendayu layaknya wanita Jawa seharusnya, ya walau sedikit banyak bicara.

"Tidak bisa bu. Tidak boleh. Kita kan tidak tau dia orangnya seperti apa. Dia kan orang Jakarta, non-muslim, bisa saja pergaulannya bebas, ayah khawatirin Asiy"

"Tapi-"

"Nggak papa bu, Asiy nggak maksa kok. Kayak yang tadi Asiy bilang, Asiy juga nggak kepengen jalan. Nanti Asiy bilang sama Arkan, pasti dia juga cuma iseng nggak seriusan" potong Asiy. Tidak mau ini berlarut larut.

"Kalau Arkan emang mau main, main kesini aja, ke rumah. Biar ayah sama ibu bisa ngawasin. Putus ayah akhirnya.

"Tidak perlu yah, tidak apa" Asiy tau ayahnya terpaksa.

"Suruh kesini, biar ayah juga bisa tau gimana cara pandang orang non-muslim" Asiy mengangguk, takut membantah.

'Ting" Asiy membuka ponselnya, ada notifikasi dari Arkan, sesuai dugaannya.

___

kalo sibuk nggak usah

kata ayah kamu yang disuruh kesini aja

boleh?

iya

okey, 15 menit lagi

___

"Asiy!" Panggil ibunya.

"Ya?" Sahut Asiy.

"Udah azan asar, habis ini anak anak komplek pasti kesini, kamu siap siap dulu, nanti bantu ayah sama mas Azim nyimak bacaan, sekarang yang ngaji tambah banyak, alhamdulillah. Tapi ayah sama ibu sering kualahan"

"Nanti Arkan gimana bu?"

"Ibu dari pagi tadi nggak shalat, biar nanti ibu temani sebentar" Asiy mengangguk lalu pergi ke kamarnya untuk wudhu dan shalat.

love you in my prostrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang